AsF - 12

27.3K 3.2K 57
                                    

Sky menyandarkan tubuhnya, mengecek Handphone yang tidak ia lock. Jarinya bergeser pelan dengan pasti, beralih pada Room chat. Dia membaca ulang ratusan pesan yang tidak dia balas.

Kini, tidak ada lagi dering pesan yang menggangu. Tidak ada lagi pertanyaan yang membasi, tidak ada lagi rehngekan tidak jelas karena dia tidak membalas pesan.

Handphonenya benar benar sepi saat gadis itu mengalami Amnesia, bahkan saat bertemu denganya, gadis itu tidak menampakan senyum yang selalu Sky sebut menjijikan, dia tidak lagi berdrama untuk mencuri secuil perhatian darinya.

Semua benar benar berbeda, Azura melupakannya.

Rasanya ada sesuatu dalam bagiannya yang ikut terambil dari hilang ingatan Azura.

Saat matanya bertatapan dengan mata Azura, Sky selalu mencari binar penuh damba yang biasa terlihat. Namun, sejauh apapun Sky menelisik mata itu, semuanya terasa kosong. Binar itu hilang seperti asap, melebur menyatu dengan udara.

Tangannya memencet Foto profile gadis itu, di dalamnya dia sedang tersenyum manis menghadap kamera. Sangat cantik, bahkan tanpa sadar Sky tersenyum.

"Udah mulai nelen ludah sendiri ya?" Suara Farhan mengagetkan, refleks Sky membalikan Handphonenya.

"Ketuk pintu dulu bisa gak?" Ketus Sky, dia merasa kesal karena terpergoki

"Gua udah ketuk, cuma gak ada sautan." ucap Farhan santai, dia meletakan nampan yang berisi makanan ke nakas.

Farhan duduk pada Sofa, tangannya ia lipatkan untuk menumpu belakang kepala. "Kesepian ya? orang yang selalu berisik di hidup lo bahkan sekarang gak menampakan senyumnya lagi"

Sky terdiam, tidak ada niatan untuk menimpali.

"Kalo gua jadi lo, mungkin aja gua jadiin Azura pacar gua, dia cantik, dia populer apa yang kurang dari dia."

"Tapi lo bukan gua" Sky menjawab lugas, dia selalu menolak presfektif yang orang buat untuk Azura.

"Ah iya, gua bukan lo. Bukan lo yang terus menutup mata, bukan lo yang mengharapkan cinta yang bahkan milik orang lain" Farhan menegakan tubuh, dia menatap lawan bicaranya yang masih bersandar pada ranjang.

Sky mendelik samar mendengar rentetan kata terakhir, dia merasa tersinggung.

"Jangan nyesel" Farhan berdiri, dia keluar dari kamar itu.

Entah kenapa, teman temannya itu selalu membela Azura. Gadis itu seperti mendapatkan dukungan, Padahal menurutnya Azura begitu menyebalkan, dia membuatnya risih akan ucapan cinta setiap harinya, membuatnya jengah karena terus merecoki ketenangannya.

Entah sisi baik mana dari Azura yang Jian dan Farhan lihat, hingga mereka berkilah bahwa dirinyalah yang akan menyesal.

***

Dunia ini tidak lagi berjalan seperti yang tertulis, semuanya sudah melewati batas garis edarnya.

Seperti Killano yang melibatkan diri padanya. Sebenarnya hanya tinggal menghitung beberapa langkah untuk Kansa bertemu Killano, dan dengan sangat klisenya Killano jatuh cinta pandangan pertama.

Tapi, ini bukan maunya. Dia hanya menjalani peran sebagai Azura, mungkin dia sudah merusak jalan cerita dengan cara menghindari akhir yang di buat untuknya.

Azura sang FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang