22' Maaf

2.7K 159 37
                                    

"Kalian ngapain disini?" Pertanyaan ketus dari Jeo menyambut kedatangan kedua laki-laki tersebut. Dibelakang Jeo ada Fani dan Tamara yang menatap kedua lelaki tersebut dengan datar.

"Aku capek sayang, berantemnya nanti aja ya" balas Dimas dengan lesu sembari memberikan kecupan dikening Jeo sebelum akhirnya masuk kedalam hotel diikuti oleh Kevin.

"Kevin gak nyapa lo? Serius?" Tanya Jeo sedikit heboh saat melihat Kevin dan Dimas yang sudah naik life

"Bodo amat" ketus Tamara sembari berjalan mendahului kedua perempuan tersebut, hari ini dia akan melakukan girls time dengan pergi ke salon yang ada di kota tersebut.

"Bener-bener gila si Kevin, gue pikir dia bakalan mohon-mohon sama lo eh taunya cuek" geram Jeo yang terus saja mengomel mengabaikan Tamara yang sendari tadi melamun.

"Apa gak ada sedikit pun rasa kangen untukku dihatinya? Apa dia sudah benar-benar melupakanku? Kenapa rasanya menyakitkan dicuekin dia?" Batin Tamara terus berperang dengan fikirannya.

"Gue gak peduli" ucap Tamara yang membuat Jeo dan Fani menghela nafas

"Tam bukanya Cici mau ikut campur, jika kamu masih suka dan cinta sama kevin maafin dia buka hati kamu jangan menyiksa diri seakan-akan kamu baik-baik saja jauh darinya" nasehat Fani

"Fani bener tam, kalo kebahagiaan lo ada di Kevin ikutin kata hati lo dan buang jauh-jauh semua ego lo" tambah Jeo yang membuat Tamara berfikir sebelum akhirnya tersenyum.

"Jika kevin masih memperjuangkan diriku mungkin aku akan memaafkannya namun nyatanya tidak begitu" batin tamara

"Kalo gue sama Kevin, Cici Fani sama Cici Jeo gak pernah pisah tuh jadi saudara belum lagi kevinkan sahabatnya Dimastuh" ceplos Tamara yang membuat Fani dan Jeo saling menatap dan bergidik ngeri

"Gue bakalan bosen setengah idup temenan sama lo terus" teriak Jeo dan Fani secara bersamaan.

Di sisi lain Kevin dan Dimas memasuki kamar yang mereka pesan, hampir saja mereka tidak mendapatkan kamar jika bukan karena kelicikan Dimas yang mengubah hotel seseorang dengan hotel lainnya.

"Lo tadi gak nyapa Tamara, kenapa?" Tanya Dimas kepada Kevin

"Saking kangennya sampai suara gue gak keluar dari mulut" jawab Kevin dengan lesu

"Kirain takut sama tatapan datar nan tajam yang mantan lo berikan" ejek dimas yang dibalas tatapan tajam oleh Kevin, dia malas bertengkar butuh tidur memulai tenaga agar nanti ada kekuatan menyakinkan Tamara.

"Gue mau tidur" pamit Kevin yang berada diranjangnya yang dibalas deheman oleh Dimas.

Jam menunjukan pukul 9 malam waktu setempat, tamara dan kedua cicinya baru pulang dari menghabiskan waktu. Kevin yang kebetulan tangah duduk dilobi pun menatap ketiga perempuan tersebut, terlihat jelas jika Jeo dan Fani tengah mabuk berat.

"Dim, jeo mabuk tuh" beritahu Kevin yang membuat dimas segera berlari menghampiri mereka.

"Sini biar gue bawa Jeo" pinta Dimas yang diiyakan oleh Tamara.

"Sini biar koko bawa Fani" Nico pun membawa fani pergi kini tinggal Tamara yang melakukan peregangan otot akibat membawa kedua perempuan mabuk tersebut.

"Aku rindu" bisik Kevin sembari memeluk erat tubuh Tamara dari belakang.

"Lepas" geram Tamara sembari memberontak

"Lima menit aja aku lelah, aku kangen, aku rindu, aku frustasi, aku putus asa, aku butuh kamu" bisik Kevin sembari memejamkan matanya sembari menghirup aroma parfum yang digunakan Tamara. Aroma yang membuat jiwanya tenang, dan memberikan sebuah kenyamanan melebihi apapun.

MOMENT 18+ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang