Chapter 21

502 91 6
                                    

"Dia hanya monster yang gagal Mama habisi pada satu waktu dulu."

Terbungkam di dalam fakta yang kini merayapi kesadarannya, Jungkook seolah baru saja dimasukkan ke dalam sebuah kuali raksasa yang dipenuhi air mendidih—sukses membuat seluruh inci jiwanya perlahan seakan melepuh. Ia ingin sekali tertawa, berkata bahwa apa yang didengarnya sungguh kelewatan konyol bukan kepalang. Namun, mengingat apa yang sudah ia saksikan di dalam kamar adiknya, membaca hampir sebagian besar isi jurnal di buku kumal tersebut; Jungkook mendadak kesulitan untuk menampik realita. Itu semua jelas bukan mimpi. Namun, bahkan seolah itu semua belum cukup, dan sekarang ..., Mama?

Apa-apaan?

"Ini sinting," pemuda itu mendesis tak percaya. Dasar perutnya seperti baru saja diaduk-aduk dengan sekop besar tanpa ampun. Tawanya menguar getir, nanar, jelas terdengar benar-benar tak mengerti. Gurat memuakkan terlukis jelas di kedua netra, hanya dalam sepersekian sekon sanggup menghapus senyum pada wajah lawan bicaranya. Berusaha tak kehilangan tumpuan kakinya sendiri, pemuda itu melanjutkan gemetar, "Ma, aku kira semuanya baik-baik saja. Tapi, kenapa—"

"Yang benar saja!" semburnya tak sabar. "Baik-baik saja apanya, Jung? Keluarga ini sudah berantakan sejak ayah kandungmu meninggal! Kemudian presensi gadis gila itu juga tidak memperbaiki keadaan sama sekali. Saat Mama tahu dia berhasil mendapatkan kekasih, Mama kira semuanya memang akan sedikit membaik. Mama pikir Mama akhirnya memiliki kesempatan dan—"

"Kesempatan apa?"

"Jungkook, kau dan Mama bisa bahagia selamanya. Berdua saja. Kita tidak membutuhkan orang lain. Mari gunakan seluruh uang tabungan untuk menyusun hidup baru di luar negara ini. Kau bisa mengganti nama belakangmu. Semuanya bisa diatur, tidak akan ada yang tahu." Perempuan itu mendadak merengek perlahan, "Sayang, akhirnya setelah sekian lama ...."

"Hentikan. Jangan mendekat." Jungkook mengambil langkah mundur—lagi, digulung rasa takut kembali. Iblis, setan, atau apalah yang sempat menemuinya di kamar Jian kini mendadak terasa jauh lebih baik untuk dilihat kembali daripada harus terjebak menghadapi situasi ini. Meludahkan kata-kata dengan sengit, Jungkook kemudian mengusap puncak kepala, mendesah frustasi menahan genangan air mata. "Mama benar-benar membuatku ingin memuntahkan isi perut."

"Apa?"

"Bagaimana bisa Mama berpikir seperti itu?" Ia berteriak, "Aku putramu sendiri!"

Decakan jijik terdengar sebagai balasan. "Dan gadis itu juga adikmu sendiri! Kalian masih terikat darah! Kalian terlahir dari rahim yang sama! Apa kau benar-benar berharap bisa hidup dengannya? Kau pikir kau lebih baik dari ibumu sendiri, Jungkook? Kau—"

"SETIDAKNYA AKU DAN JIAN BERUSAHA MEMBUAT GARIS UNTUK ITU!" Pemuda itu akhirnya meledak. Suaranya nyaris berpadu dengan petir dan gelegar guntur yang menyambar di luar rumah, sukses membuat wanita di hadapannya mendadak terkesiap, terpaku menatap dengan pandangan terkejut. "Ya, aku memang menyukainya! Tidak sebagai adik, tetapi sebagai seorang gadis. Darahku terbakar saat tahu ia mendapatkan kekasih. Aku mencari banyak pengganti untuk melupakannya. Tetapi tidak—sial, hampir semuanya tidak berhasil. Namun, Mama tahu apa yang kupikirkan saat mengetahui semua ini?"

Jungkook menahan napas, nyeri dalam dadanya semakin menggelinjang hebat.

"Aku berpikir, kakak macam apa aku ini sampai membiarkan adikku membuat kesepakatan dengan iblis? Kakak macam apa aku ini sampai adikku sendiri bergantung demi bertahan hidup pada makhluk yang berasal dari kerak neraka?" Jungkook bisa merasakan kelopak matanya berkedut perlahan. "Apa Mama ..., pernah memikirkan itu?"

Pernahkah?

Jungkook bungkam menatap wanita di hadapannya terdiam, menatap kosong—menatap tepat ke arahnya dengan kilat-kilat kebencian yang tak bersahabat. Semuanya barangkali masih bisa diperbaiki. Mungkin. Namun, tidak sekarang, tidak dengan keadaan seperti ini. Menghela napas, berusaha tak luruh ke dalam tatapan sang ibu yang menatapnya terluka, Jungkook mendesis perlahan, "Aku akan mencari Jian lagi."

The IssuesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang