Di usia kandungannya yang sudah delapan bulan, Lesti masih tetap produktif untuk bernyanyi. Buktinya saja, esok hari dia akan menghadiri syuting acara konser salah satu sahabatnya. Setelah bermain tenis meja sebentar, mereka pun duduk di sofa sekedar untuk mengistirahatkan tubuhnya dan berbincang bincang ringan.
"sayang kamu yakin mau dateng ke konsernya?" Tanya Billar memastikan.
"iyaa sayang dede yakin, lagian beliau udah dede anggap kayak teteh sendiri kok, lagian dede gak enak," Jawab Lesti.
"oke deh kalo kamu masih sanggup, kakak izinin tapi jangan kecapekan yaa!" Ujar Billar mengingatkan.
"iya sayangkuu," Jawab Lesti.
"ya udah istirahat yuk!" Ajak Billar.
"awwhh!"
"sayang, kamu kenapa?" Tanya Billar.
"perut dede rasanya sakit sayang," Ujar Lesti mencengkram sedikit baju Billar menyalurkan rasa sakitnya.
"aduhh, kakak hubungin dokter dulu yaa!" Jawab Billar dengan rasa cemas.
Billar pun menelpon dokter kandungan Lesti dan menceritakan hal apa yang dirasakan istrinya itu. Kemudian dokter menyarankan untuk Lesti beristirahat, namun jika besok masih ada keluhan yang semakin sakit dianjurkan untuk di observasi di rumah sakit untuk memastikan keadaannya.
"gimana sayang kata dokternya?" Tanya Lesti.
"perut kamu masih sakit gak sayang?" Tanya Billar.
"udah agak mendingan sih, tapi masih sakit dikitt," Ujarnya.
"kata dokternya kamu perlu istirahat yang banyak sayang, tapi kalo besok masih lanjut dan makin sakit kamu harus di observasi ke rumah sakit sayang," Tutur Billar menjelaskan.
"ya udah kak makasih, sekarang dede mau istirahat aja deh," Ujarnya beranjak dari kursi.
"sayang beneran kamu jadi dateng ke konsernya?" Tanya Billar memastikan kembali.
"Insyaallah jadi kak, lagian dede udah mendingan," Jawab Lesti meyakinkan Billar.
"kakak khawatir sayang," Ujarnya.
"sayang, gapapa kok dede udah mendingan, makannya sekarang istirahat yuk biar dede juga sehat lagi," Ujarnya.
"ya udah ayo kita istirahat yaa!" Kata Billar.
Kemudian dua sejoli itu naik ke atas menuju kamar mereka. Sebelum isitrahat, mereka berdua membersihkan badannya dulu karena sudah sedikit berkeringat akibat bermain tenis meja.
Barulah setelah bersih bersih, mereka naik ke ranjang dan tak lupa menerapkan pillow talk yang setiap malam wajib dilakukan.
"gimana masih sakit sayang perutnya?" Tanya Billar.
"udah enggak kok sayang, anaknya pinter banget dia," Ujar Lesti mengelus perut buncitnya.
"syukur deh kalo gitu, sayang nak kamu jangan bikin bunda sakit ya sayang! Kasian bunda kamu kesakitan, kamu baik baik ya di dalem," Ujar Billar mengelus perut istrinya dan mengajak calon anaknya berbicara.
"iya papa," Jawab Lesti menirukan suara anak kecil.
"ya udah tidur dulu ya sayang istirahat," Kata Billar.
"sayang, dede boleh minta bantuan gak?" Tanya Lesti.
"boleh dong!" Jawab Billar.
"seperti biasa, tolong usapin punggung dede, rasanya pegel dan panas banget soalnya," Kata Lesti.
"sini sayang, dengan senang hati," Jawab Billar bersedia.
Billar pun dengan tulus mengusap usap punggung istrinya dengan penuh kasih sayang sampai istrinya larut tertidur dalam sentuhannya.
"kasian istri gue," Ujar Billar menciumi kening istrinya.
Setelah melihat Lesti tertidur, Billar pun ikut tertidur sambil tetap mengelus punggung istrinya.
Dua sejoli itu tidur dengan damai dan nyaman, karena mereka tidak ada beban pikiran sebab telah menyalurkan apa yang mereka rasakan di hari itu melalui pillow talk yang setiap malam dilakukan guna untuk instrospeksi diri, rencana hari esok bagaimana, dan sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suratan Takdir (Revisi)
Подростковая литератураNOTES: LAGI REVISI JADI MASIH ACAK ACAKAN! *** sebagai dua orang insan yang ditinggal nikah oleh orang orang yang paling mereka sayang, pastinya tersimpan dalam lubuk hati yang paling dalam itu rasa kecewa, namun satu hari kemudian, rasa kecewa itu...