2. GURUKU JODOHKU

1.1K 57 7
                                    

Pagi ini, beberapa siswa dan siswi Sma Bina Jaya dibuat heboh karena kedatangan seseorang. Biasanya mereka tampak cuek jika ada orang asing yang berkunjung ke sekolah mereka, tapi tidak dengan kali ini. Netra mereka, terutama para siswi menatap fokus laki-laki yang baru saja keluar dari mobil Audi RS 8 berwarna hitam itu.

"Masya Allah..."

"Pagi-pagi udah dibuat mleyot dengan ciptaan-Mu."

"Baru kali ini gue liat ada tamu sekolah yang gantengnya nglunjak."

"Ya Allah... Seperti biasa, aamiin."

"Gantengnya biasa aja bisa gak sih, bikin repot hati orang aja."

"Dia siapa?"

Dan, masih banyak lagi ucapan yang keluar dari mulut para siswi setelah melihat orang yang keluar dari mobil itu.

Kagum, terpesona dan terpanah. Itu yang dirasakan oleh para siswi saat ini, penampilan pria itu benar-benar membuat mereka terhipnotis. Mengenakan batik dan celana hitam dipadukan dengan wajahnya yang tampan.

Pria yang masih ditatap oleh para siswi hanya diam, dia tidak merespon apapun ucapan mereka. Kakinya melangkah meninggalkan tempat parkir, dengan langkah yang tegas dan wajah yang datar.

Tidak tinggal diam, mereka langsung mengikuti langkah kaki pria itu dengan cepat. Beberapa dari mereka bahkan ada yang memotret dan beraksi seperti paparazi, mereka saling berbisik satu sama lain untuk menebak siapa dan alasan apa pria tampan itu datang ke sekolah.

Kaki mereka terhenti tepat di depan ruang kepala sekolah, dengan kompak tanpa apa-apa mereka menghela napas kecewa.

"Ahh..." mereka menjatuhkan kedua bahu dengan lesu.

Di saat para siswi sedang merasa kecewa karena rasa kepo mereka yang belum tertuntaskan, maka berbeda dengan dua orang pria beda umur yang sedang duduk disofa ruang kepala sekolah seraya berbincang-bincang.

"Jadi, hari ini pak Ezza sudah bisa mulai mengajar." kata pak Santoso---kepala sekolah Sma Bina Jaya.

Ya, pria yang diikuti oleh para siswi dari tempat parkir sampai ruang kepala sekolah tadi adalah guru baru. Tidak hanya itu saja, dia juga merupakan salah satu guru muda.

Pantas saja mata para siswi jadi jelalatan tadi, pesona guru muda memang sangat memikat.

"Baik pak, terima kasih. Kalau begitu saya permisi." pamit Ezza.

Pak Santoso ikut bangkit dari duduknya lalu berjaba tangan, Ezza mencium punggung tangan pak Santoso sebagai rasa hormat terhadap orang lebih tua darinya.

Pak Santoso mengantar Ezza keluar ruangan, saat sudah membuka pintu dahi pak Santoso berkerut. Terlihat sekali kalau pak Santoso sedang bingung saat ini, bagaimana tidak bingung. Sekarang di depan ruangnnya terdapat delapan siswi yang sedang bermain ponsel dan duduk, padahal bel masuk sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu.

Pak Santoso berdehem, membuat atensi para siswi itu teralihkan. Dengan gerakan sama mereka menolehkan kepala ke arah pak Santoso.

"Ya ampun, ganteng banget...." kata para siswi bebarengan.

Spontan, pak Santoso langsung menyunggingkan senyumannya dengan lebar. Tumben sekali para siswinya ini memuji dirinya ganteng.

"Saya memang ganteng, kalian tidak usah berlebihan seperti itu." ucap pak Santoso seraya tersenyum malu.

Melihat senyum para siswi membuat rasa percaya dirinya semakin memuncak, apa lagi saat ini mereka melangkah maju. Membuat pak Santoso gugup bukan main, jantungnya tidak aman sekarang, beliau berdehem untuk menetralisir rasa gugupnya. Pak Santoso sudah memasang senyum terbaiknya dan tangannya untuk berjaba tangan dengan para siswi. Tapi tiba-tiba...

GURUKU JODOHKU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang