4. GURUKU JODOHKU

776 41 5
                                    

"Tidak tahu diri, punya dosa apa saya sampai bisa punya siswi seperti gadis itu." monolog Ezza seraya mengendarai mobilnya.

Laki-laki pemilik tinggi 185 cm itu benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan Freya. Apa gadis itu tidak tahu jika dia salah atau memang tidak mau mengaku salah?

Apalagi saat netranya melihat Freya yang masih mengenakan seragam sekolah dijam sepuluh malam. Bukannya pulang sekolah langsung pulang ke rumah, Freya malah keluyuran tidak jelas.

"Dasar, anak remaja zaman sekarang kelakuannya suka bikin orang geleng-geleng kepala."

"Semoga saja gadis kecil saya tidak seperti Freya."

Berbicara tentang gadis kecil, rasa kangen ingin bertemu tiba-tiba muncul begitu saja. Ezza rindu dengan momen-momen bersama anak kecil yang suka menguncirkan menjadi dua rambutnya itu. Apalagi saat sedang mengambil, maka anak kecil itu akan mengembungkan kedua pipi chubby nya. Yang membuat Ezza tak kuasa untuk menahan diri agar tidak mencubit pipi yang kenyal itu.

"Kapan kita akan bertemu lagi, saya kangen kamu."

*****

Setelah memberikan berbagai alasan palsu pada kedua orangtuanya terutama mamahnya, saat ini Freya sudah bisa rebahan di atas kasurnya dengan santai.

Tapi entah kenapa saat sedang berada di mode santai seperti ini, tiba-tiba saja kejadian-kejadian random muncul begitu saja dalam otak kecilnya.

Dan kejadian yang tiba-tiba terlintas diotak mungilnya sekarang adalah saat ia bertabrakan dengan Ezza.

"Gue tau gue salah, tapi gue gak mau kalau gue lebih disalahin. Karena seharusnya yang disalahin itu bukan cuma gue, pak Ezza juga salah, jadi kenapa cuma gue yang disalahin padahal semuanya bukan salah gue."

"Gue gak salah, ya, gue gak salah. Intinya gue gak salah yang salah pak Ezza!"

"Argh!" jerit Freya seraya mengacak-acak rambutnya asal.

Seakan sadar apa yang ia lakukan, dengan cepat Freya menutup mulutnya seraya menatap pintu kamar. Gadis yang sudah memakai piyama bergambar buah stroberi itu takut jika suaranya terdengar sampai luar. Padahal kamarnya kedap suara jadi buat apa juga ia menutup mulut?

"Bego banget gue, kamar ini 'kan kedap suara. Kenapa gue panik?" Freya menampar pelan pipi kirinya.

Untuk menghindari pikiran-pikiran random yang mungkin saja akan terlintas kembali, Freya akhirnya memutuskan untuk tidur.

*****

Keesokan harinya di ruang makan keluarga Freya. Kini mereka bertiga sedang menikmati sarapan dengan menu nasi goreng.

Freya yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya dan Frans yang juga sudah rapih dengan jas kerjanya.

Setelah menghabiskan satu piring dan segelaa susu. Freya langsung mengelap mulutnya dan menyalimi tangan kedua orangtuanya untuk berpamitan.

"Freya berangkat mah, pah." pamitnya.

"Assalamualaikum." setelah mengucapkan salam, Freya langsung pergi.

"Hati-hati dijalan sayang." teriak Melinda dan mendapat ajungan jempol dari anak semata wayangnya itu.

"Kalau gitu, papah juga berangkat ya mah." ucap Frans membuat Melinda dengan cepat menatap suaminya itu.

"Iya pah, hati-hati dijalannya ya."

"Iya sayang."

*****

Hari ini Freya berangkat sekolah dengan menggunakan motor besar berwarna hitam. Kalau Freya disuruh memilih antara mobil dan motor, maka Freya dengan cepat akan menjawab motor. Alasannya cukup simpel, yaitu bisa menyalip jika jalanan ibu kota sedang macet. Jadi, Freya tidak banyak membuang waktu secara percuma.

GURUKU JODOHKU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang