"Sayang, ini buat kamu." kata Melinda sambil meletakan jus mangga di atas meja.
Freya dan Ezza yang sedang menonton acara televisi langsung mengalihkan pandangannya, "makasih mah." balas Freya dan Ezza.
Tanpa rasa curiga Freya langsung menengguk jus mangga yang dibuat oleh mamahnya itu. Melinda tersenyum puas saat Freya yang tidak perlu susah payah untuk disuruh minum, usahanya untuk dapat cucu tujuh akan menjadi kenyataan.
"Bunda juga buat kue kering nih, cobain buat jadi teman minumnya jus mangga." ujar Dena sambil membawa satu toples kecil berisi kue kering.
"Ya ampun bunda gak usah repot-repot kayak gini, Freya jadi gak enak hati sama bunda." ucap Freya.
"Gak apa-apa kali sayang, lagian tadi 'kan bunda udah bilang sama kamu. Kalau bunda tadi gabut, jadi buat kue deh." balasnya seraya terkekeh kecil.
"Ini ayo dimakan Za, Fre," Dena menyodorkan toples kaca itu di depan Freya dan Ezza.
"Bunda sama mamah makan juga nih." Tangan Freya yang sedang memegang kue kering terulur kearah Dena dan melinda untuk meminta mamah dan bundanya juga ikut makan.
Melinda dan Dena menggeleng dengan kompak. "Buat kamu aja, tadi bunda juga udah makan kok."
Freya mengangguk lalu memakan kue kering buatan mertuanya, kue kering rasa cokelat dengan taburan choco chip di atasnya.
Tangan Melinda dan Dena saling tos tanpa sepengetahuan Freya dan Ezza, mereka saling tatap lalu menyunggingkan senyum.
"Udah sore banget ini, bunda pulang dulu ya Za, Fre." pamit Dena setelah Freya menghabiskan jus yang sudah berisi obat perangsang itu.
"Mamah juga mau pulang juga." imbuh Melinda sudah berdiri dari duduknya.
Dengan cepat, Freya juga bangun dari duduknya dan diikuti oleh Ezza.
"Kenapa gak nginep aja mah, bun?"
"Lain kali aja deh, mamah udah kangen sama papah soalnya." Melinda tertawa sendiri saat mengatakannya.
Freya memutar bola matanya malas, "bucin terusss."
Mendengar perkataan anaknya, Melinda hanya menjawab dengan kekehan ringan.
"Kalian hati-hati di rumah, kalau ada apa-apa langsung kasih tahu kami ya." kata Dena.
"Iya, bun. Kalian hati-hati juga pulangnya."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Setelah Dena dan Melinda pulang, suasana hening kembali menyerang Freya dan Ezza. Hanya ada suara televisi yang terdengar dari rumah mewah itu.
"Saya ke atas dulu." ucap Ezza setelah sekian menit hanya diam.
Freya menatap manik Ezza lalu mengangguk, "iya pak."
Ezza meninggalkan Freya yang masih asik menonton, tidak lama setelah Ezza pergi. Freya merasa aneh pada tubunya, padahal tadi Freya sudah mandi tapi kenapa ia merasa sangat gerah.
Freya mematikan televisi setelah itu ia mengipas wajahnya menggunakan telapak tangan, tidak sampai disitu saja Freya juga mengibaskan bajunya untuk mengurangi rasa gerah tapi hasilnya sama saja.
"Aduh kok gerah banget sih." monolog Freya seraya mengipasi wajahnya dengan kedua tangannya.
Karena sudah tidak tahan lagi dengan rasa gerah yang menyerang tubuhnya, Freya dengan cepat menuju kamar untuk mendinginkan tubuhnya dengan AC.

KAMU SEDANG MEMBACA
GURUKU JODOHKU!
Fiksi RemajaMenikah dengan guru?! ----------✿✿✿---------- Bagaimana bisa dua orang yang tidak saling kenal dan punya kesan buruk pada ingatan masing-masing diminta untuk menikah? Inilah yang dialami oleh, Altezza Abhivandya dan Freya Nufaira. Status mereka ya...