"Kenapa kalian buat keputusan seenaknya sendiri seperti ini?" tanya Freya seraya menatap Frans dan Melinda kecewa.
Freya masih belum menerima perjodohan ini, mamah dan papahnya benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya mereka mengambil keputusan sendiri tanpa sepengetahuan dirinya, padahal keputusan yang diambil bukanlah keputusan yang biasa. Ini tentang perjodohan yang nantinya bisa berimbah pada masa depan Freya nantinya.
"Mamah dan papah sudah menjelaskan semuanya tadi sama kamu." balas Melinda. Menurutnya tadi apa yang tadi mereka jelaskan pada Freya sudah cukup jelas.
Freya menghembuskan napasnya pelan untuk menetralisir rasa kesal yang kini sedang menguasai dirinya.
"Tapi gak dengan cara seperti ini juga. Kalian bahkan gak pernah kasih tahu hal ini sebelumnya, kalian gak tanya dulu sama aku setuju atau enggak." tutur Freya dengan sorot kekecewaan yang masih terlihat jelas di netranya.
"Aku gak mau dijodohin, aku bisa cari calon suami aku sendiri. Lagian juga aku masih sekolah." lanjutnya menolak perjodohan yang sebelumnya sudah ia setujui.
"Mamah dan papah menjodohkan kamu bukan dengan orang sembarangan, kita tahu siapa Ezza dari lama. Bahkan kalian berdua juga sudah berteman sejak kecil dan saling suka. Kamu mau cari calon suami yang seperti apa lagi?" tanya Frans heran.
"Itu dulu pah, jangan samakan sama sekarang. Dulu Freya mungkin pernah suka sama pak Ezza tapi sekarang gak." jelas Freya.
"Karena pacar kesayangan kamu itu?!" tanya Melinda sinis.
Netra Freya beralih menatap mamahnya, "ini gak ada sangkut pautnya sama Deon, mah." ucapnya datar.
Melinda berdecik, "kamu masih mau mempertahankan cowok seperti Deon? Cowok tukang selingkuh seperti dia apa yang bisa kamu banggakan, yang ada kamu hanya makan hati."
Sudah cukup, mamahnya sudah benar-benar keterlaluan. Freya tahu Melinda tidak suka dengan Deon, tapi tidak dengan memfitnah Deon seperti ini juga.
"Mamah kalau ngomong jangan sembarangan, Deon gak mungkin selingkuh." sanggah Freya tidak terima.
"Kenapa gak mungkin? Orang kemarin mamah liat dia lagi asik mesra-mesraan berdua." terang Melinda lagi.
Dengan malas Freya membuang wajahnya asal lalu kembali menatap manik Melinda.
"Freya tahu, mamah gak suka sama Deon, mama gak restuin hubungan aku sama Deon. Tapi, tolong mamah jangan fitnah Deon kayak gini."
"Mamah gak fitnah, mamah lihat dengan mata kepala mamah sendiri Deon sama cewek lain di cafe." jelas Melinda geram, kenapa Freya tidak percaya dengan apa yang dirinya ucapkan.
"Mana buktinya kalau mamah ngomong jujur, Freya baru bisa percaya kalau sudah ada buktinya."
Tidak semudah itu Freya mempercayai ucapan mamahnya, apalagi Melinda yang sejak dari awal hubungannya sangat tidak setuju. Jika sudah ada bukti yang kuat mungkin ucapan Melinda ada benarnya, tapi semuanya pasti tidak mungkin, Freya kenal Deon dan cowok itu tidak mungkin berani menduakannya. Ini hanya taktik dari mamahnya agar hubungannya dengan Deon berakhir, itulah pikiran Freya sekarang.
Melinda terdiam, dia lupa untuk memfoto Deon malam itu. Melinda mengumpati dirinya dalam hati.
"Mana mah," tanya Freya, "gak ada 'kan?"
"Mata mamah yang jadi saksi, intinya malam itu mamah liat Deon sama cewek lain berduaan. Mamah ga bohong sama ucapan mamah."
"Terserah mamah, Freya capek."
Freya akhirnya memilih pergi meninggalkan ruang tamu tanpa memperdulikan Melinda yang masih memanggil namanya.
"Freya, mamah belum selesai bicara." teriak Melinda berusaha untuk berdiri tapi dengan cepat dicegah oleh Frans.
KAMU SEDANG MEMBACA
GURUKU JODOHKU!
Novela JuvenilMenikah dengan guru?! ----------✿✿✿---------- Bagaimana bisa dua orang yang tidak saling kenal dan punya kesan buruk pada ingatan masing-masing diminta untuk menikah? Inilah yang dialami oleh, Altezza Abhivandya dan Freya Nufaira. Status mereka ya...