"ARGHH! BAPAK NGAPAIN PELUK-PELUK SAYA!"
Freya sangat terkejut ketika netranya baru saja terbuka, ia malah melihat Ezza sedang tidur sambil memeluknya. Dan jangan lupakan wajah Ezza yang ditaruh pada ceruk leher Freya, membuat Freya merinding karena deru napas Ezza.
Ezza masih setia memejamkan matanya, membuat Freya semakin kesal. Dengan tenaga yang ia punya, Freya berusaha melepaskan tangan kanan Ezza yang memeluk perutnya. Saat Freya sudah berhasil mengangkat tangan suaminya, dengan cepat Ezza malah menarik kembali tubuh Freya untuk mendekatinya. Hal itu sontak membuat Freya kembali terkejut.
"Diam, Freya. Saya masih ngantuk." suara serak itu membuat napas Freya tercekat.
Suara seksi milik Ezza berhasil membuat Freya tidak berkutik. Tubuhnya mendadak mematung saat Ezza kembali memeluknya dengan posesif, Freya tidak bisa melakukan apapun.
Freya menolehkan kepalanya untuk menatap wajah Ezza yang tertidur dengan tenang, perlahan tangan Freya terulur untuk menyentuh rambut hitam milik suaminya.
Mengusap rambut Ezza dengan pelan, membuat sang empu semakin merapatkan pelukannya. Tangan mungil Freya yang sedang mengusap rambutnya membuat Ezza nyaman.
Freya yang awalnya kaget dengan pelukan Ezza mulai terbiasa, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman.
"Maafkan saya pak, maaf karena sudah mengingkari janji kita dulu." kata Freya pelan seperti orang yang sedang berbisik.
Sambil mengusap rambut Ezza, Freya kembali teringat dengan masa lalunya bersama Ezza.
Waktu itu, sebelum Ezza dan Freya berpisah untuk waktu yang lama. Freya memeluk tubuh Ezza kecil dengan sangat erat, Freya menangis dalam pelukan Ezza. Freya tidak mau di tinggal oleh Ezza begitu juga dengan Ezza yang tidak ingin meninggalkan Ezza. Tangan Ezza terus saja mengusap punggung Freya yang bergetar, Ezza paling tidak suka jika Freya menangis.
"Freya mau ikut sama Ezza." kata Freya seraya terisak.
Ezza menangkup wajah Freya sambil menggeleng, "gak bisa, Freya harus tetap di sini sama mamah dan papah Freya."
"Gak mau. Freya maunya terus sama Ezza!" tolak Freya, ia melepas tangan Ezza dengan kasar.
"Freya jangan kayak gini, gak baik. Ezza gak suka." ucap Ezza tidak ada nada tinggi di setiap kata yang diucapkannya.
"Biarin Ezza pergi dulu ya sayang, nanti kalian ketemu lagi kok." ujar Dena lembut.
Freya menggeleng lemah sambil menunduk. Freya tidak ingin berpisah dengan Ezza, kalau Ezza pergi nanti siapa yang akan bermain dan menjaga Freya lagi?
Terjadi keheningan beberapa saat sebelum akhirnya Ezza menjulurkan jari kelingkingnya di depan Freya. Freya yang melihat jari kelingking Ezza, langsung menatapnya bingung.
"Ezza janji saat kita bertemu lagi, Ezza akan langsung menikahi Freya. Biar kita bisa terus selamanya bersama." kata Ezza seraya tersenyum, berusaha untuk meyakinkan Freya.
Freya mengusap air mata yang membasahi pipi chubby nya. Lalu menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking milik Ezza.
"Janji ya," Ezza mengangguk mantap.
Freya tersenyum membuat Ezza lega.
"Ezza juga harus janji sama Freya, selama kita pisah Ezza gak boleh deket sama cewek manapun." pinta Freya dan diangguki oleh Ezza.
"Freya juga harus janji sama Ezza. Selama kita berpisah, Freya gak boleh deket-deket sama cowok manapun. Freya harus nunggu Ezza kembali lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
GURUKU JODOHKU!
Teen FictionMenikah dengan guru?! ----------✿✿✿---------- Bagaimana bisa dua orang yang tidak saling kenal dan punya kesan buruk pada ingatan masing-masing diminta untuk menikah? Inilah yang dialami oleh, Altezza Abhivandya dan Freya Nufaira. Status mereka ya...