06.30 WIB.
Sma Bina Jaya Sudah mulai ramai dengan kedatangan para guru, siswa dan siswi. Ada yang berangkat menggunakan mobil, motor, transportasi umum, diantar oleh keluarga atau bahkan berangkat bersama pacar.
Dan, pernyataan terakhir yang sangat pas untuk menggambarkan Freya dan Deon sekarang.
Cowok berjaket denim itu sedang berada di tempat parkir seraya melepas pengait helm yang dikenakan oleh kekasihnya.
Pagi-pagi sekali, Deon sudah berada di depan gang rumah Freya dengan niat berangkat bersama. Padahal Freya sudah menyuruh Deon untuk menunggu di depan gerbang rumahnya saja, tapi cowok pemilik alis tebal itu lebih memilih menunggu Freya di depan gang saja. Bukan tanpa alasan Deon memilih gang depan, dia takut jika bertemu dengan Melinda karena kejadian semalam.
Dan sepertinya Melinda belum memberi tahu Freya tentang kejadian semalam. Terbukti dari Freya yang masih terlihat biasa-biasa saja. Syukurlah.
"Jemput kok depan gang." sindir Freya.
"Kalau gue jemput lo di depan rumah dan kebetulan nyokap dan bokap lo liat, emang mereka kasih izin?" tanya Deon seraya menaikan dagunya.
"Ya--"
"Enggak 'kan?" potong Deon cepat.
Freya terkekeh, "iya juga sih."
"Nyebelin banget gak sih kalau hubungan kita kayak gini terus, gue tuh maunya kayak pasangan-pasangan yang di luaran sana. Orangtuanya tahu dan kasih restu, gak kayak kita." keluh Freya lalu menunduk.
Deon mengelus rambut Freya lembut kemudian menangkup wajah gadisnya, membuat netra mereka bertabrakan.
"Gak apa-apa hubungan kita sekarang gak seperti pasangan lain yang ada diluaran sana. Suatu saat nanti kita juga bisa seperti mereka." ucap Deon lembut.
"Bener?"
Deon mengangguk mantap.
"Lo sayang sama gue?"
"Gue sayang banget sama lo, Fre."
"Kalau gitu lo harus janji sama gue." Deon mengerutkan alisnya bingung.
"Janji?"
"Iya janji," ucap Freya, "janji gak akan pernah tinggalin gue."
Deon terdiam. Tangan yang tadi menangkup dua pipi Freya luruh perlahan.
"Bisa 'kan?" Freya menyodorkan jari kelingkingnya.
Tanpa pikir panjang, Deon menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking milik Freya.
"Iya, gue janji."
*****
"Pak Ezza." sapa salah satu siswi seraya menyalipkan rambut ke belakang telinga.
Ezza yang sedari tadi disapa oleh para muridnya hanya menjawab dengan anggukan kepala.
Kakinya melangkah menuju ruang guru, tapi baru saja kakinya ingin masuk ruang guru. Tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil namanya lagi.
"Pak Ezza," sapa siswi berambut tergerai sambil tersenyum, "ini saya buat bekal untuk bapak, terima ya pak." siswi itu menyodorkan kotak bekal berwarna oren pada Ezza.
Ezza hanya diam tapi netranya menatap bergantian pada siswi dan bekal yang siswi itu bawa.
"Terima kasih," ucap Ezza langsung membuat siswi itu tersenyum lebar karena bekalnya diterima, tapi senyum siswi itu pudar saat Ezza kembali melanjutkan ucapannya, "tapi saya sudah sarapan, lebih baik bekal kamu untuk orang lain saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
GURUKU JODOHKU!
Teen FictionMenikah dengan guru?! ----------✿✿✿---------- Bagaimana bisa dua orang yang tidak saling kenal dan punya kesan buruk pada ingatan masing-masing diminta untuk menikah? Inilah yang dialami oleh, Altezza Abhivandya dan Freya Nufaira. Status mereka ya...