5. GURUKU JODOHKU

866 46 0
                                    

"Kenapa sih yang, daritadi mukanya ditekuk terus kayak gitu?" tanya Deon seraya menyamarkan kerutan di dahinya.

"Gue lagi sebel." jawab Freya ketus.

Freya menusuk bakso pesanannya dengan kasar. Rasa kesalnya pada Ezza benar-benar sudah berada di puncak ubun-ubun.

Jika kalian ingin tahu apa Ezza kembali menghukum Freya, maka jawabannya adalah, iya. Pria itu memang tidak macam-macam dengan omongannya, Freya pikir itu hanya gertakan semata tapi ternyata beneran.

Tega sekali memang.

"Karena?"

"Pak Ezza hukum gue nulis di kertas folio dalam waktu lima menit, setelah selesai ternyata gue telat satu detik. Cuma satu detik doang loh, Yon. Tapi itu orang malah nyuruh gue buat nulis ulang." tutur Freya seraya menekan kata 'cuma satu detik' dengan rasa kesal.

Deon yang merasa kasihan dengan Freya langsung mengusap sayang puncak kepala kekasihnya.

"Kasihan banget pacar gue ini. Udah jangan kesel terus, nanti keriput loh." kata Deon berusaha membuat mood Freya kembali membaik.

"Senyumnya mana?"

Freya tersenyum paksa.

"Kok gitu sih senyumnya, yang lebar dong yang." pinta Deon karena Freya tadi hanya menunjukan senyum tipisnya saja.

Freya tersenyum dengan lebar hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya ke arah Deon.

"Nih, senyum." ucap Freya masih tersenyum.

"Nah gitu dong, 'kan jadi tambah cantik." kata Deon sambil mengelus pipi kanan Freya.

*****

Sudah terhitung satu minggu lebih Ezza mengajar di Sma Bina Jaya. Dan semakin hari penggemarnya semakin bertambah, bukan hanya dari kalangan siswi tapi guru pun ada yang menyukai Ezza. Bahkan ada beberapa dari mereka yang terang-terangan menunjukan rasa suka mereka pada Ezza dengan memberikan perhatian seperti membawakan bekal, cokelat dan bunga. Tapi, semua itu tidak sama sekali Ezza terima. Ezza selalu menolak setiap pemberian yang siswinya kasih.

Setelah mengajarpun Ezza tidak pulang ke rumah, tapi pria pemilik wajah dingin itu justru ke kantor untuk lanjut bekerja. Seperti saat ini, Ezza sedang duduk dikursi kebesarannya seraya menatap bundanya yang sedari tadi senyum tidak jelas.

"Bunda kenapa senyum-senyum terus dari tadi?" tanya Ezza pada bundanya---Dena, yang sedari tadi senyum tidak jelas.

"Tadi bunda hampir ditabrak." tutur Dena masih tersenyum, tapi senyum itu langsung sirna karena Ezza yang tersedak air putih.

Uhuk... Uhuk...

Dena mengusap punggung Ezza dengan pelan, "pelan-pelan 'kan bisa, Za minumnya tadi. Kamu bikin bunda panik aja."

"Gimana Ezza gak tersedak denger bunda hampir ketabrak, yang bener aja bun." ucap Ezza sedikit ketus.

"Orang lain mah yang hampir ketabrak perasaannya takut, panik, thermo. Bukan malah senyum kayak bunda tadi." lanjut Ezza heran.

Dena terkekeh membuat Ezza tidak habis pikir dengan bundanya itu.

"Bunda juga panik saat motor itu hampir nabrak bunda," Dena menggantung kalimatnya membuat Ezza semakin penasaran, "dia langsung cium tangan bunda dan minta maaf berulang kali, dan itu yang bikin bunda tersenyum dari tadi. Attitudenya bagus, jujur aja bunda sudah mulai jarang ketemu orang yang punya attitude seperti gadis itu."

Mata hitam Dena menatap lurus ke depan seraya membayangkan kejadian beberapa jam yang lalu.

Ezza menautkan kedua alisnya, "gadis?"

GURUKU JODOHKU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang