ch7

1K 99 4
                                    

Tak tak tak

Suara keyboard yang berkali kali ku tekan berbunyi aku kini sedang menulis bab pembelajaran ke 2 dan hampir selesai. Berkali kali anak Aether, Mio mengintip dari pintu dan kini sudah ke 8 kalinya, kini dia membawa guling lalu berjalan ke ranjang yang di tiduri Aether, aku menatap ke arahnya

"jangan salah paham! aku di sini untuk menemani mama bukan dirimu!” Mio langsung menidurkan dirinya di samping Aether yang tertidur lelap dan menghadap ke arahku

“ahh...nak manja tak bisa tidur sendiri ya.....” aku tersenyum sembari mengledek Mio “apa?!” Mio langsung bangun dan menatap diriku dengan raut wajah kesal “sudahlah tidurlah sana bocah” aku langsung melirik Mio yang mengerutu “cih” kini ia baru menidurkan dirinya tetapi menghadap ke arah Aether

Ini sudah jam 1, dan aku tak sadar jika sudah mengerjakan sampai bab pembelajaran ke 3 lalu aku baru sadar jika tugasnya adalah metangkum bab pembelajaran 1 menjadi skripsi buat apa coba? Tanyaku di dalam hati

“hwaamm” sesekali aku menguap dan meminum teh yang di bawakan Aether tadi “aku ingin kopi....” aku menatap jam di kamar Aether sembari membaca buku pelajaran “ingin?....” Aether tiba tiba terbangun lalu ia menguap membuatku sedikit terkejut “a-ah tidak kok kau istirahatlah saja” aku mengeleng menatap Aether yang setengah bangun itu

“em....tidak apa hwaaamm...akan ku buatkan” Aether melangkah menuju luar kamarnya tapi...ia berjalan sempoyongan "Ae kau_"

Buk

“AW!” tak sadar Aether melangkah menuju tembok bukan pintu, aku segera berjalan ke arahnya “kau tidak apa Ae? Sudah ku bilang kau tidurlah saja!” aku menatap Aether yang merintih kesakitan memegang ahinya “kau......” suara Mio terdengar membuat kami berdua menoleh

“KAU APAKAN MAMA KU HAH!?!” Mio menatap garang diriku mata kuningnya menyala dan tanganya tergengam erat “t-tunggu” Aether menatap anaknya yang marah itu “M-Mio ini bukan_

BUAK

“MIOOOOO!” Aether langsung menatap diriku yang tergeletak setelah Mio meninjuku “MIO! XIAOO JANGAN MATIII!!!”

***

“sudah mu bilang itu teman mama! Tahanlah emosimu Mio! Setelah kak Xiao bangun minta maaflah!” “maaf mama akan ku lakukan nanti...” “mo! Sudahlah besok kau harus mulai tidur sendiri oke! Janji!” “baik...” mataku mulai terbuka mendengar Aether yang memarahi Mio

“s-selamat pagi Xiao” Aether menatap diriku yang barusan terbangun sembari tersenyum “a-ah selamat pagi” jawabku kini aku menatap Mio yang menangis di sebelah Aether “kau tak apa Mio?” aku mengusap pipi Mio “emn..” jawabnya lalu aku tersenyum

“wahh....pukulan mu tadi sama seperti pukulan ibuku...tapi pukulan ibuku jauh lebih menyakitkan tapi tenang saja mau seberapa kali aku di pukul aku tidak akan kesakitan kok_

BUAK

Aether kini meninjuku “Diamlah Bodoh!” Aether menatap diriku yang tergeletak di atas kasur untuk kedua kalinya “t-tunggu...aku...hanya ingin membuat Mio berhenti menangis...ugh”

aku terbangun lagi memegang perutku “ah Mio apa kau ingin jalan jalan?” aku menatap Mio yang masih menangis “em...tidak...aku tidak ingin identitas mama sebagai orang tua ku terbongkar...” jawab Mio

“Mio....sudahlah...mama adalah mama, dan mama adalah mamamu bukan? Jadi walau itu terbongkar tidak apa...lagi pula rambut kita sama dan matamu kuning sama seperti Xiao jadi kita bisa di anggap seperti keluarga bukan? Hora...Xiao adalah papa dan aku adalah mama_

BLUSH

“A-AAA LUPAKAN!” Aether dengan wajah merah mengeleng geleng “ahaha” aku tertawa kencang menatap tingkah Aether “jadi...selama Mio menganggap Xia-niisan adalah papa, Mio boleh keluar bukan?” Mio tersenyum menatap diriku “e-em...tentu saja” Aether tersenyum mengubah espreksi wajahnya

“jadi kita akan keluar kan? Ayo, mama..” aku menjahili Aether yang masih malu akan ucapanya tadi

"D-DIAAAAMM!!"

BUGH
.
.
.
.
.
.
See you next chapter!!

A Precious Person [BL Xiather]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang