Seminggu telah berlalu kini ayah dan ibu Xingqui sudah pulang serta kakak laki laki Xingqui, kami sedang duduk di kursi ruang tamu dan aku serta Aether hanya menyimak mendengar seluruh ucapan kedua belah pihak ini
"anda terlalu memaksakan dirinya pak, apa kau sadar dia selama ini menahan rasa beban yang anda berikan itu?!" kata Conghyun
"apa yang kau mengerti dari anak ku ini?! Dia adalah anak emas untuk keluarga ini! Sudah menjadi kewajiban ia untuk menjadi pengantin untuk Kazuha, dengan itu nama marga Feiyun ini bisa terkenal pesat dan bisnisnya akan bisa terkenal di wilayah Inazuma! Sudah menjadi tanggung jawab untuk Xingqui!" kata Ayah Xingqui menatap Xingqui yang duduk dengan wajah menatap ke bawah
BRAK
"DASAR EGOIS! KAU TAK PERNAH LHAT ANAK MU INI MENANGIS NANGIS SEMBARI MENCERITAKAN KEEGOISAN MU AKAN TUNANGAN INI?!" bentak Conghyun sembari berdiri lalu mendobrak meja "Yun Yun...sudah....jangan..." Xingqui memegang lengan Conghyun menyuruhnya kembali duduk
"ini adalah masalah keluarga kami lebih baik_" "MASALAH DIA ADALAH MASALAH UNTUK KU JUGA!!" Conghyun menyela pembicaraan kakak lelaki Xingqui "sudahlah nak! Xingqui harus menikah dengan Kazuha ini bukan kami yang egois kaulah yang egois, ini untuk kepentingan marga Feiyun!" Conghyun mengeratkan tanganya setelah mendengar ibu Xingqui berucap seperti itu
"hey! Apakah kau mementingkan masa depan margamu?! Apa itu penting dari pada mental anakmu?! Dia adalah Xingqui, dia anak mu, anak sedarah daging mu! Kau yang melahirkanya bukan?!!" Aether ikut campur berdiri dari kursi menatap ibu Xingqui "aku juga seorang ibu! Aku selalu merawat anak ku dengan baik! Setiap ada masalah aku selalu membantunya lihatlah dirimu! Kau hanya membuat anak mu semakin jatuh hari demi hari! Kau seharusnya mendukung dirinya! Bukan malah mempergunakanya untuk kepentingan margamu! Ah kau juga selalu menganggap remeh kakak lelaki Xingqui kan?! Dia tak pintar sepintar Xingqui sehingga kau selalu merendahkanya kan?!" kata Aether dengan jiwa keibuan yang bangkit
"a-apa?!" ibu Xingqui menatap geram ke Aether sementara kakak lelaki Xingqui hanya mengerutkan dahinya mendengar hall itu, "aku selalu belajar setiap malam hingga pagi...tapi tetap saja semua itu tak bisa ku pahami...aku memanglah bodoh untuk keluarga ini jadi aku hanya bisa mundur" kata kakak Xingqui pelan "lihat...dia yang berkata seperti itu, apa kau bisa menyebut dirimu sebagai ibu hah?!" kata Aether marah
"sudah hentikan!" ayah Xingqui menatap Aether yang ikut campur, "Tomo dan aku sudah mempersiapkan gedung pernikahan dan segalanya besok, kalian harus cepat cepat menikah dan di karuniai seorang anak untuk menjadi bahan penerus marga ini!" kata ayah Xingqui
"bahan?! Kau bilang anak itu bahan hah?! Dia manusia! DIA BUKAN BAHAN!" Conghyun kini naik pitam dia hendak menonjok ayah Xingqui tampa ampun tapi Xingqui menahanya
"Yun yun..sudahlah percuma melakukan ini...aku akan menikah besok ayah...aku akan memberikan diriku kepada Kazuha dan aku akan segera mengaborsi anak ini!" ucap Xingqui sembari menangis
"aborsi??" tanya ibu Xingqui menatap anak keduanya itu "hah.." aku berdiri dari kursi lalu menatap orang tua Xingqui "akan ku katakan yang sebenarnya terjadi...dia tengah hamil anak dari pria berambut biru muda itu.." kataku pelan menatap Conghyun
"APA?!" ibu Xingqui menatap Xingqui yang sedang menundukkan kepalanya serta mengengam lengan Conghyun dengan erat "KAU_" "dia sedang hamil anak ku, kini usia kandunganya sudah 2 bulan, kau pasti tak menyadari itu karena ia selalu memakai hoodie selama 2 bulan ini" kata Conghyun membuat ayah Xingqui naik pitam "dasar anak sialan!" ayah Xingqui kini berdiri dari kursi mengengam sebuah pisau yang ia dapatkan dari nampan buah
"sayang!" ibu Xingqui mencoba menghentikan langkah suaminya tapi ia kalah tenaga dengan seorang pria yang mengengam pisau bersiap siap menusuk anak keduanya yang sedang menangis
"JANGAN! AYAH JANGAN! KUMOHON! AKU TAK INGIN MENDAPAT LUKA LAGI! KUMOHON! MAAFKAN AKU AYAH! AKU AKAN MENIKAHNYA! AKU MENYETUJUINYA! TOLONG HENTIKAN!!" Xingqui berteriak sembari menjambak rambutnya, bersembunyi di belakang tubuh seorang calon yang ia inginkan, aku segera berjalan ke arahnya hendak mengentikan langkah ayahnya
"DASAR ANAK SIALAN!"
BAK
Conghyun meninju wajah ayah Xingqui dan kini kakak lelaki Xingqui berjalan ke Xingqui sembari mencoba menenangkanya. "k-kau! Uhuk!" ayah Xingqui terbatuk darah seusai ia terjatuh karena tabukan Conghyun "bedebah sialan! Tak pantas dirimu di sebut sebagai orang tua..." Conghyun menatap geram ayah Xingqui tanganya tergengam erat bersiap siap meninju kapanpun itu
"k-kau! Pelayan segera panggil polisi!" ayah Xingqui panik, ia menatap pelayanya yang kini ketakutan dan tak bisa bergerak dari tempatnya "panggilah polisi, palingan kau lah yang akan di penjara bajingan sialan!!" Conghyun mengengam erat kerah baju ayah Xingqui itu ia menaikkan tanganya bersiap siap memberikan pukulan kepada wajah ayah Xingqui untuk kedua kalinya
"sudah cukup....kau terlalu berlebihan" aku memegang pundak Conghyun, "melanggar hukum mempergunakan anak untuk kepentingan sendiri, dan hukum tentang kekerasan kepada anak...palingan hukuman teringan adalah di penjara 30 tahun lamanya ah di tambah...hukum yang satunya adalah 10 tahun penjara jika di total mungkin....seumur hidup" aku menatap wajah ayah Xingqui yang babak belur
"kau siapa hah?!" ayah Xingqui kini ketakutan "Xiao..., Xiao Xhiansheng, anak dari Zhongli Xhiansheng dan Tartaglia, kau tahu? Tartaglia, seorang pimpinan polisi dan aku sudah menelefonya untuk kemari" kataku tersenyum menunjukan layar handphone ku yang terlihat sebuah layar map
"sialan!" ayah Xingqui kini mendecih menatap Xingqui yang tengah menangis kencang di pelukan kakak lelakinya, "hah.." aku menghela nafas memasukan handphone ku kembali ke saku hoodie ku
Ayah Xingqui langsung berdiri ia langsung berjalan ke arah Xingqui aku mengira ia hanya akan meminta maaf ke anaknya tapi....
Aku salah.
Aku membulatkan mata menyadari ayahnya itu menyembunyikan pisau di balik jasnya "XINGQUI! AWAS!" aku berteriak "huh?"
ZLEP
Conghyun kini berdiri di depan Xingqui "kau tidak apa? Uhuk" Conghyun mengeluarkan darah dari mulutnya punggungnya tertancap sebuah pisau buah yang tajam, dirinya segera ambruk di atas Xingqui "YUN YUN!" Xingqui memegang punggung Conghyun yang berdarah
"mati! Mati! Mati! MATI! MATI!" ayah Xingqui langsung bersiap siap menusuk Conghyun untuk kedua kalinya. Aku langsung berlari ke arahnya dan memukul kencang tengkuk leher ayahnya sehingga ia pinsan sial! Kenapa kau tidak memberitahunya sedari tadi?!
"Yun Yun!! Ayolah! Yun yun! Bangun! Jangan menutup matamu! HEY! YUN YUN!" Xingxui menangis lagi ia menekan luka di pinggang kiri Conghyun "BANGUN! BANGUN! HUAAAA!" tangisanya semakin kencang
Aether terlihat panik dengan tangan gemetar yang menekan sebuah nomer di handphonenya "pelayan! Bawakan kain bersih dan p3k secepatnya!" aku juga ikut menekan luka di punggung Conghyun itu sembari menatap pelayan yang juga berlari kesana kemarin mencari kain bersih dan mencari p3k
"hallo tolong ini di rumah besar feiyun.....ada seseorang yang tertusuk tepat di bagian perut kiri! tolong segera bawakan ambulan kemari tolong!" Aether terlihat menangis menutupi mulutnya aku menerima sebuah kain bersih dari seorang pelayan lalu segera menekan luka di pinggang kiri Conghyun sesekali aku memegang leher Conghyun memastikan ia masih hidup dengan mengrasakan denyut nadinya, dan sialnya kini denyutnya semakin melemah
3 menit menunggu akhirnya suara sirine ambulan terdengar "kami sudah datang!" seorang mengetuk pintu rumah Feiyun kakak Xingqui yang panik langsung membukanya aku melihat orang dengan baju perawat dan dokter datang ke arah kami "bawakan tandu! Cepat!" ucap salah satu orang yang mengurus Conghyun.
.
.
.
.
.
.
See you next chapter!!
KAMU SEDANG MEMBACA
A Precious Person [BL Xiather]
FanfictionXiao x Aether fanfic Homophobic skip ato sy kudas biar jadi abu kea La Gignora . . . . . . Dia memiliki senyuman indah, mata yang indah, rambut blonde yang terkepang, serta perilaku yang imut serta lucu, aku manyukainya...tentu saja... enjoyy∑( ̄v ̄)