Ch24

624 51 7
                                    

***
Kini kami semua sedang duduk di kursi tunggu menunggu pesawat akan tiba sekitaran 2 menit lagi Mio sedang bercanda tawa dengan ibuku sementara Aether sedang berbincang dengan Childe, dan aku? Aku hanya jadi nyamuk di sini

"pengumuman pesawat Teyvant-ingris akan segera tiba, harap bersiap siap saya ulangi..."

"sudah saatnya, dah..Mio akan nenek bawakan banyak oleh oleh nanti" ibu memeluk Mio lalu ia segera berjalan menuju ke dalam area landing bersama Childe, "dah! Nenek! Dan kakek!" kata Mio Aether tersenyum sambil melambai ke arah mereka berdua

"hari ini sekolah Mio libur jadi aku bisa santai" Mio memegang tangan kami berdua sembari berjalan bersama menuju luar bandara "ah..jika begitu ayo mampir ke_"

Zlep

"ka..kak?" seorang gadis memegang tangan Aether membuat Aether terkejut bukan main serta membuat kami semua terdiam sejenak mencoba memahami situasi

"L...LUMINE?!"

Aether berseru bukan main dia langsung memeluk gadis itu sembari menangis "astaga! Sudah berapa lama kita tidak bertemu?!" gadis yang di panggilnya Lumine memeluk Aether balik sembari menepuk pelan pundak Aether

"siapa?" tanya Mio lalu aku mengendongnya tampa berkata apapun "astaga! Aku sangat rindu dengan mu!" Aether melepas pelukanya dan menatap wajah Lumine di depanya itu

"aku sudah mendengar kabar tentang ayah aku menangis kencang setelah mendengarnya butuh bertahun tahun agar aku bisa mengujuk ibu agar aku bisa ke Teyvant lagi!" Lumine mengusap matanya

"apa dengan ibu kau bahagia? Dia tak mengkekang mu kan?" Aether juga ikutan menangis "em...ibu sangat baik, dia kini tinggal di Kanada dan aku pindah ke teyvant  karena aku di terima di sebuah perusahaan sebagai seketaris jadi aku akan mulai tinggal disini" Lumine menoleh ke arahku yang mengendong Mio

"apa dia temanmu?" tanya perempuan itu "ah maaf aku belum sempat memperkenalkan dia, dia Xiao Xhiansheng suamiku dan ini anak ku Mio Xhiansheng, Xiao dia adikku Lumine kami sudah berpisah selama mungkin 28 tahun ini sih ahaha" Aether tertawa pelan

"s-suami?! Ah hai salam kenal" aku menjabat tangan perempuan yang merupakan adik kandung Aether, "em..jadi kakak kau sudah menikah ya...lalu, eh apa yang kalian lakukan di bandara ini?" tanya Lumine "kami hanya barusan mengantar ibu mertua ku" jawab Aether "begitu...ah ayo segera keluar_"

"LUMINE KENAPA KAU MEMBIARKAN KU TERTIDUR DI DALAM PESAWAT?!" seorang perempuan lain datang ke arah kami dengan wajah kesal dan dua buah koper di kedua tanganya

"ah Paimon habisnya tak mau bangun sih" jawab Lumine menatap gadis yang ia sebut Paimon itu "eh? Siapa dia?" tanya Aether mewakili pertanyaan ku

"teman ku! Paiimin!" jawab Lumine sambil tersenyum bangga "P A I M O N! Paimon Lumine Paimon!! Huh kenapa kau selalu mengubah ubah namaku sih?!" gadis di sebelahnya itu mengerutu kesal sembari mengeja kata terakhirmya "maaf maaf" "hmp...eh? AH! KAKAKNYA LUMINE!" Paimon menunjuk Aether di sebelahku

"h-hai" Aether melambai ke arah Paimon "hah..syukurlah kau bisa ketemu dengan kakakmu ya! Lumine!! Hora dia itu selalu mencari cari di internet tentang kebaradaanmu sampai sampai permah menghack akun resmi data penduduk dan dia di tangkap polisi hahaha!" Paimon menepuk pundak Lumine sembari tertawa pelan

"Paimon pengumbar aib ah!" Luime mengerutu kesal menatap gadis di sebelahnya

***
Kami semua akhirnya berada di cafe milik isteri Diluc, yaitu guru bahasa di kampus kami Ms.Jean, untung saja tadi aku memakai mobil makanya tidak kesusahan mengangkut saudara Istriku ini

Aku hanya bisa diam karena mereka berdua mengobrol asyik dan tak bisa di hentikan juga, aku hanya menatap kesana kemari seperti orang yang kebingungan pasalnya aku tak bisa apa apa karena Mio bermain dengan teman Lumine, Paimon. Aku hanya menyimak kedua saudara ini dan sesekali menyambung ke pembicaraan mereka bisa di bilang aku menjadi nyamuk untuk kedua kalinya saat ini.

"1 bulan lalu kami menikah dan akhirnya aku mengandung anak kedua ku" "waa! Aku akan jadi bibi dong!" "kan Mio sudah ada jadi kak Lumine sudah jadi bibi dong!" Mio menyambung percakapan mereka berdua kini kami semua akhirnya tertawa

"jadi aku sudah jadi bibi 6 tahun lalu ya...ah....sudah lama aku tak berbincang seperti ini.." Lumine mengusap matanya yang mengluarkan seidikit air mata karena tertawa "berbincang dengan saudara sendiri itu sangat nenyenangkan bukan?" ucapku pelan "em...ah ngomong ngomong berapa usia kandungan mu sekarang?" tanya Lumine menatap Aether

"empat? Eh? Berapa ya?" astaga pikunya kumat lagi.., "tiga hari lalu" jawabku "uwoh itu tak lama, Hey kak Xiao, apa manjadi Alpha sangat menyenangkan?" tanya Lumine penasaran "em....enak saja...ada apan tiba tiba bertanya seperti itu?" aku menyeruput kopiku menatap Lumine "yah...karena aku jenis yang tidak di ketahui_"

PFFT Uhuk uhuk!

Aku tersedak ampas kopi yang ku minum "ahaha...dia perempuan jadi wajar...kau bukanya tak punya tapi kau seorang beta Lumine.." Aether menepuk pelan punggungku mencoba membuatku berhenti terbatuk "eeh...." Lumine menatap gelas es tehnya

"ah...begitu..." lanjutnya tertawa pelan, tak sadar kami sudah berbincang dari pagi hingga siang, mereka berdua (Lumine dan Paimon) izin untuk duluan menuju wilayah Mondstat untuk rapat antar perusahaan dan kami bertiga segera kembali ke rumah kami

***
Besoknya aku segera memakai baju jas untuk mendaftar sebagai pekerja di sebuah perusahaan brand mobil terkenal, yah walau jadi tukang ngetik yang penting ada gajinya kan? Aku tak sempat menyambi kerja saat kuliah dulu karena terlalu.....berat

"ku benarkan dasimu dulu, Mio siap siap untuk daftar sekolah!" Aether nampak sedang mengigit roti bakar sembari memakaikan diriku dasi tak ada semenit ia langsung berlari menuju Mio yang barusan bangun "cepat gosok gigi dan ganti baju ya" gerakan Aether sangat gesit, ia langsung mengambil anduk, tas lalu menaruh anduk itu ke pundak Mio dan memberikan tas kepadaku

"semoga berhasil, dah...muah" dia mencium pipiku lalu aku segera memakai sepatu dan segera menyetir mobil menuju kantor besar pusat brand Tingui

***
Suasanya sangat sunyi disini, ada seseorang yang barusan keluar dari kantor pimpinan dengan wajah sedih "selanjutnya silahkan" seorang petugas wanita menatap diriku, aku segera berdiri dari kursi di ruang tunggu dan masuk ke dalam ruangan pimpinan itu

"ah...Xiao...ya...ayo segera mulai wawancaranya" ucap seorang perempuan menatap ku "baiklah_eh? Kepala sekolah Ningguan?" aku segera sadar dengan wajah orang yang di sebut 'pimpinan' ini "ahaha..apa salahnya menjadi seorang kepala sekolah yang juga menjadi seorang pimpinan brand kan?" kata Ningguan tertawa pelan

"y-yah tak salah sih..aku hanya terkejut..maaf" kataku membungkuk, wawancara ini berlangsung selama 10 menit "baiklah akan ku terima" kata Ningguan membuat ku tersenyum "terimaksih!" kataku sembari membungkuk "em..sama sama..kau akan bekerja mulai besok ruangan mu di lantai 5 blok A paling pojok, jangan sampai salah" kata Ningguan memberikan berkas kepada diriku "em.." jawabku mengangguk paham.

***
"bagaimana? Keterima?" tanya Aether "tentu saja" jawab ku "AAAH! SYUKURLAH!" Aether memeluk ku sembari tersenyum riang "besok aku akan mulai bekerja, apa Mio keterima di sekolah dasar?" tanyaku "em..dia sudah masuk tadi pagi, aku sedikit takut ketika melepas bahunya ketika ia berjalan masuk ke dalam kelas" kata Aether

"takut ia dapat luka lagi?" tanyaku "em" Aether mengangguk "tak apa...dia gadis yang kuat" kataku "em..benar juga" Aether mengangguk.
.
.
.
.
.
.
Hii reader! Sekedar info Author bakal update ga sesering dulu dulu lagi yak! Gomen banget, lagi mati otak sy krena sekolah offline (emot batu)

See you next Chapter!

A Precious Person [BL Xiather]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang