ch19

705 59 14
                                    

Nungguin yha hiyak hiyak

***
"enhhg" Aether meremat punggungku erat erat "Aether..kau akan meninggalakan bekas jika kau begitukan" aku memegang kedua tanganya yang memeluk diriku "Xio..aku....tak mau..." Aether menunjukkan wajah yang terlihat sangat candu untuk ku

"heh...ayo...satu ronde saja" kataku membisikkan di telingga Aether membuatnya mengigil

***
"mnhh, emnff, nhhf!" aku harus merelakan erangan indah Aether karena mulutnya harus ku sumpel

Au gatau bahasa lainya disumpel ye, yang jelas kea di kasi kain gitu di mulutnya hwhw

dengan kain yang kebrtulan berada di dalam saku celanaku agar ia tak terlalu berisik nantinya, "mnff" Aether mencoba melepas gengaman tangan ku di kedua pergelanganya yang kini tertempel di tembok "Ae..jangan bergerak" kataku mengigit telinga Aether "EMNFH" dia kini keluar lagi ini sudah kedua kalinya

Aku mengerakan pinggulku dengan brutal membuat Aether berkali kali mengeliat kenikmatan karena itu "aah...Aether...sedikit lagi" aku menjilati lehernya "hwn...tyknh! ENFN!" Aether dan aku keluar bersamaan, aku segera mengeluarkan penisku ketika keluar agar tak ada sperma yang masuk ke rahimnya sehingga ia akan mengandung anak ku secepat ini

Aku segera menglepas kain yang ku sumpel di mulutnya "uhuk..uhuk" Aether terbatuk sembari mengusap air liurnya yang sedikit keluar "Ae" aku memegang dagunya lalu mencium bibirnya "nhah...." kami saling melepas tautan kami dan aku segera mengangkat Aether kembali berdiri lalu memakaikanya celana selutut dan baju kaos lengan seketeckhnya

"ayo.."

Buk

Aether jatuh kembali aku menghela nafas lalu mengendongnya dengan gaya bridal menuju ke tenda kelas kami

***
"lama sekali apa yang kalian lakukan?" tanya Ningguan yang sudah kembali dari hotel menatap kami "em hanya membeli jajan di bagian foodcourt tadi" jawabku sembari menurunkan Aether

Buk

Kini ia kembali terjatuh di atas pasir "kalian....tak nampak seperti barusan jajan..." ujar Eula "y-yah...Aether mengantuk saat perjalanan kemari jadi aku mengendongnya" aku mengangkat kembali Aether lalu aku berjalan ke arah kursi pantai sembari memangkunya serta membenarkan wajah Aether yang terkena pasir kala ia terjatuh tadi

"kau tak apa?" aku mengelus kepala Aether "emn.." jawabnya pelan mengangguk "belakang ku..ugh..dakit" ujar Aether pelan aku menghela nafas, "maaf aku terlalu brutal saat itu" ujarku pelan menepuk pelan kepala Aether

"emnh....tak apa...." jawabnya dengan nada lemas sembari mengangguk "hey! Mau main volly beach lagi Aether?!" Bennet datang dengan tangan kiri yang memegang sebuah bola "emn....tidak...aku ingin istirahat dulu.." jawab Aether di pangkuan ku yang sedang menempelkan kepalanya di dadaku

"apa....yang....membuat...Aether lelah?" tanya Razor menatap Aether "satu ronde_hmnp" aku segera menutup mulut Aether "hanya karena ia mengantuk karena kebanyakan makan" jawabku dengan wajah polos

"oh! Baiklah aku dan Razor akan lanjut bermain, dah" Bennet akhirnya berlari di ikuti Razor menuju sebuah arena yang khusus untuk voli.

"mau makan sesuatu?" tanyaku "emn...mau peni_Hamnp" aku menutup mulut Aether lagi "es krim ya? Akan ku mintakan ke Conghyun" kataku sembari menglepas tangan ku dari mulut Aether "hmn.." jawabnya dengan lemas, aku segera menaruh dirinya tetgeletak di atas kursi dan pergi ke tenda kelas kami "butuh sesuatu?" tanya Lisa menatap diriku

"yah..aku ingin es krim" jawabku "ara...ara....baiklah, ini" Lisa memberiku dua buah es krim coklat "em..satu saja sudah cukup kok" aku menggeleng "ara...ara, ini harus habis di hari ini juga loh, lihat masih tersisa satu box lagi loh, isinya juga ads 50, an lebih" ujar Lisa "baik..baik" aku menerima dua buah es krim dari Lisa lalu berjalan ke kursi pantai dimana Aether sedang tergrletak di sana

"ini" kataku memberikan sebuah es ke Aether "emnh..terimakasih" jawabnya, selang beberapa waktu kami menghabiskan es krim itu akhirnya Aether dapat bugar kembali ia langsung tersenyum sembari menjilati stik es krim yang masih tertempel di sana, "bagaimana?" tanyaku

"emnhak" jawabnya "lalu mau lanjut? Ayo berseluncur" kataku "eh? Xiao bisa berseluncur?" Aether menatap diriku seolah ia tak percaya "bisa kok, ahlinya malah" jawabku disertai anggukan kepala "emn! Ayo!" seru Aether, kami akhirnya pergi ke tempat sewa seluncur meminjam satu itu hanya membayar 10k saja, untung lumayan murah.

"sudah siap?" tanyaku menatap Aether yang naik ke atas papan seluncur dengan tangan yang saling berpegangan "em!" jawabnya, aku segera menatap ke arah laut, sebuah ombak besar akan datang, "setelah ombak itu datang kau hanya perlu tenang dan mengikuti alur ombaknya, jangan terlalu jauh ya" kataku menatap ombak besar yang semakin dekat

"ayo!" aku segera mengarahkan papan seluncurku masuk ke dalam ombak besar itu di ikuti Aether yang terlihat sangat antusias di depan ku "AE! JIKA OMBAKNYA MEMUDAR SEGERA KELUAR LEWAT JALUR OMBAK YANG TERBUKA!" kataku kencang karena suara ombak juga keras di sekelilingku "BAIK!" jawab Aether dari depan ku

Tak lama kemudian akhirnya kita keluar dari ombak itu aku dan Aether tertawa riang sembari memegang tangan satu sesama lain "mau lagi?" tanyaku"em! Aku mau lagi!" jawabnya mengangguk.

Selang beberapa kali melewati arus ombak itu dengan papan seluncur akhirnya kami berhenti karena Lisa memanggil kami untuk makan siang, ini sudah jam 1 dan kami akan segera menuju hotel setelah makan siang

"Xiao! Tolong bawakan sayuran ya!" Barbara memanggil ku yang sedang duduk santai di atas karpet "ya" jawabku mengambil sebuah box berisi sayuran dan menatap segerombolan gadis yang sedang membantu memasak untuk makan siang

"aw!" aku segera tersadar jika yang berkata 'aw' itu adalah suara Aether, aku langsung berjalan ke arah asal suara itu sembari mempercepat langkah ku

"apa sakit?" "akan ku bawakan p3K dulu" "darahnya semakin banyak..", "permisi" aku menglewati beberapa gadis itu lalu menatap Aether yang tengah memegang jari telunjuk kirinya, "Ae..apa itu" aku menatap wajah Aether yang panik dia gemetaran sembari menoleh ke arah ku

"i-ini..." aku menyipitkan mata menatap Aether yang mencoba menyembunyikan lukanya "oh...tunjukan" aku menglipat kedua tangan di depan dada, lalu Aether menjulurkan tanganya "sakit?" tanyaku menatap setetes darah yang menetes dari jarinya "emn...tidak" jawabnya, aku menghela nafas kemudian memegang pergelangan tanganya

"Xiao?" Aether menatap ku kebingungan, "hah...hanya memotong daging tangan mu jadi begini..." kataku sembari memasukan jari telunjukanya ke dalam mulutku "emngh" Aether merintih dan para gadis ini malah saling menutup matanya dan beberapa ada yang teriak kegirangan

"apa apan itu.." aku menghela nafas menatap gadis gadis di sebelah Aether kemudian menerima selotip medis dari Barbara yang membawakan p3K lalu menempelkanya di tangan Aether "hati hati lain kali" kataku pelan "em.." jawabnya mengangguk

Akhirnya aku membantu Aether untuk memasak daging ayam bakar untuk makan siang kami sampai selesai dan akhirnya makan bersama sama

"tadi aku membuat istana pasir yang tinggi! Tapi sayangnya ombak membuatnya roboh kembali" kata Bennet dengan nada penyesalan di akhiranya "ahahahaha!" kami semua tertawa mendengar hall itu "kesialan mu bahkan belum sirna ya.." kata Lisa  yang tertawa juga

"tapi...Razor akan....bantu Bennet! Jika...kesialan...datang!" Razor di sampingnya mengangguk ke Bennet "terimakasih Razor" kata Bennet tersenyum pelan "baiklah jika makan siang kalian sudah habis, segera bantu Barbara untuk persiapan ke hotel ya" Ningguan berdiri lalu ia menaruh piring plastik satu kali pakai ke dalam tong sampah di ikuti beberapa orang yang sudah selesai makan,

Satu jam sudah berlalu kami sudah bersiap siap untuk menuju hotel yang sudah di boking oleh Ningguan, ada beberapa cemilan sisa dan Conghyun memberikan kepada diriku dan Aether

Tapi lihatlah Aether, walau tubuhnya kurus dan tak berisi jika masalah camilan dia selalu nomer satu, ia bahkan tersenyum riang seusai mendapatkan tiga bungkus keripik kentang, dia bilang 'tubuhku ini walau makan banyak tak akan gemuk kok' begitu

Keripik kentang adalah favorit dia dan Mio, mereka selalu mencemili keripik kentang di sambi minum cola bersama sama jika tengah bermain Gim aku yang melihatnya hanya pasrah, yang penting dia tak gemuk aku memperbolehkanya.
.
.
.
.
.
.
See you next chapter!

A Precious Person [BL Xiather]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang