Ch30

894 60 15
                                    

***
'tanggal 1 januari, Tahun telah berganti tahun, rambut kami mulai memutih, Mio dan Xue sudah berkeluarga serta memiliki anak, dan mereka saling berkerja sama sebagai sebuah saudara.'

"sayang..." Aether berjalan ke arahku ia membawa segelas coklat panas kepadaku, jalanya sangat pelan karena tulanya sudah mulai rapuh karena berumur, "coklat panas lagi?" kataku berjalan ke arahnya "ahaha...Xiao menyukai ini dulu kan" Aether memberikan gelas itu kepadaku

Aku menuntunya ke kursi di balkon rumah kami, yah walau rumah ini sudah berdiri 54 tahunan, kami masih tinggal disini, sembari menunggu ajal menjemput, "Mio kemarin mendapatkan penghargaan sebagai desainer terpopuler..." kata Aether menaruh kepalanya di pundak ku "hah..anak itu memang sangat sukses ya..." kataku

"Xue juga....ia menjadi dosen kelas musik yang sudah menuntut ratusan murid untuk lulus" lanjutnya "ahaha...anak kita memang pintar ya...sama seperti ibunya" aku menyoel pelan pipi keriput Aether, "hah....ku harap kita bisa bersama seperti ini selamanya...huh..kenapa harus ada batasan hidup.." kini ia mengerutu, aku tertawa pelan mendengarnya

"kita akan selalu bersama sama selamanya kan...Aether".

Hari hari mulai berlalu kami saling membantu sesama lain walau sangat lamban karena faktor U, hingga suatu hari Aether tiba tiba pingsan dan Mio langsung membawanya ke rumah sakit di ikuti diriku

Sayangnya ia meninggal dikemudian hari, aku tersenyun menatap wajah putih keriputnya yang tengah menutup matanya untuk selamanya, ia kini hendak di kremasi, dan aku di suruh mengucapkan sepatah kata 'selamat tinggal dan tunggu aku sebentar lagi'.

Setelah kremasi dan menglakukan upacara pemakaman aku segera kembali ke kamar pasien, kenapa? Yah semakin tua semakin banyak penyakit yang menyerang, kini aku terkena gagal jantung, perkiraan hidupku juga sedikit lagi.

'tanggal 30 Maret, Aether kini meninggal dunia pukul 3 pagi, tunggu aku, Aether sabarlah sejenak'

Tangan lemas ku mulai sudah tak bisa menulis rapi lagi di kertas, aku menjatuhkan pena yang ku pegang, dengan segera Xue mengambilnya dan meletakan itu kembali ke tangan ku, "terimakasih..." kataku menatap Xue

"ayah....istirahatlah saja dulu...kami akan menemani..." Mio mengelus pelan tangan ku sambil mengusap air mata yang berjatuhan di pipinya "em....aku akan istirahat...sebentar lagi ya...ahaha.." kataku terkikik pelan "baik..." jawab Mio mengangguk pelan.

***
Xue POV

'hari ini, tanggal 31 maret, ayah kami meninggal dunia, tepat setelah ibu kami yang meninggal, jiwa mereka memang selalu bersatu, semoga ibu dan Ayah tenang disana...'

-Xue serta Mio

Tanganku sibuk menulis tentang kejadian pagi hari ini sembari sesekali meneteskan air mata dan menatap peti di depan ku. Kakak ku, Mio menangis kencang tak karuan di peluk oleh bibi Xingqui

Aku hanya bisa diam sembari memegang buku harian ayahku yang sudah usang, mungkin juga karena ini sudah lama. Banyak cerita yang tersimpan di buku harian ini, mulai dari ayah SMA, bertemu dengan ibu, ketika pertama kali bertemu kakak, ketika ia menikah, ketika aku lahir, dan seterusnya, mulai lama tulisanya semakin jelek karena faktor usia juga.

Aku segera menutup buku harian itu, berdiri dari kursi dan berjalan ke arah peti ayahku sambil menyalakan dupa lalu berdoa

"ayah....tolong....jagalah ibu juga disana".

Xue POV end

***
Mataku terbuka aku menatap kesana kemari, ruangan hitam yang tak terlihat apapun selain diriku, aku menatap tangan ku sendiri, ini tak keriput dan aku senang melihatnya perlahan sebuah cahaya mulai mendekat ke arahku

"Xiaaaoooo!"

Suara yang ku kenali mulai mendekat aku perlahan dapat melihat Aether, ia sedang berlari sambil tersenyum ke arahku

"Ae!"

Bruk

Dia langsung memeluk ku kala ia sampai sampai aku terjatuh, "akhirnya kau datang!" ucapnya tertawa pelan "tentu saja..." aku terkekeh sambil mencium dirinya pelan

" aku terkekeh sambil mencium dirinya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr : idk who, but this form Pixiv :D

Kami saling melepas tautan kami, aku memegang pipi Aether yang perlahan memudar serta tangan ku yang ikutan memudar, mungkin kita kan menjadi buliran buliran yang akan melahirkan orang baru di kemudian hari.

"aku mencintaimu Aether.."

"aku juga Xiao.."

Seketika rungan gelap itu kini menjadi terang benderang, wajah Aether mulai hilang di telan oleh siluet tetapi aku masih bisa merasakan tanganya yang hangat mengengam tangan ku.

Selamanya.
Dari kita muda lalu tua.
Sampai kita menjadi buliran abu.
Aku akan berada di liang yang satu.
Yaitu di sebelah mu.

Inilah cerita kehidupan ku, Xiao Xhiansheng, walau singkat ini memiliki makna tersirat, aku sangat menyayangi omega ku.

"Aether....aku tetap akan menikahimu lagi...jika kita bertemu di kehidupan selanjutnya.."

You're my

My precious Person...Aether.
.
.
.
.
.
.
End.

AHAHAHA AKHIRNYA END
TERTAWA KEJAM ALA WAHYU

Sedih uga ya akhirany meningoy sepertiny jiwa hajimne Au tak bisa pudar

Aniways Au nanged nulis ni Ch heueu, jangan masukan ke hati, Au gapunya cadangan soalny hwhw

Bai tay way ga termaksut sad end knh Ehe :Dd

Pokoknya wait for new book form Auu!

Bhubay mau nguli buat Jongli :Ddd

A Precious Person [BL Xiather]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang