ch9

988 98 3
                                    

Chu

1 ciuman mendarat ke bibir Aether di depan ku dia mulai berhenti menangis “papa?” Mio memegang tangan ku yang masih menutup matanya “ah...maaf Mio apa kau ingin es krim? Papa ingin rasa coklat” ucapku mencoba mengubah suasana “waa! Es krim! Mio ingin yang coklat sama seperti papa! Mama apa mama mau?” tanya Mio menatap Aether yang ku bantu berdiri sembari tersenyum dan mengusap wajahnya

“mama ingin vanilla saja” Aether mengusap wajahnya "jika begitu Mio ingin rasa vanila dan coklat yang di gabung saja” Mio tersenyum menatap kami “baik baik” aku menjawab sambil tersenyum “ayo” kini aku memegang tangan Aether sembari mengikuti Mio yang berjalan di depan kami dia sungguh anak rumahan yang aktif ya...sama seperti ku sih

***

“lelahnya” aku menidurkan diriku di sofa “papa, mandilah dulu aku akan menyusul nanti, Mio sedang les jadi kini aku bisa santai” Aether memberikan handuk kepada ku “papa?” aku menatap heran Aether “hm? Ada yang salah?” tanya Aether sekali lagi

BLUSH

Pipi ku memerah aku segera bangkit dari sofa dan mengeret Aether menuju kamar mandi “eh? Xiao?” Aether menatap ku bingung “sudah diamlah permainan keluarga ini belum selesai kan" aku membuka pintu kamar mandi "SUDAAH! SUDAH SELESAIB KAU BUKAN PAPA LA_"L

Clek

Aku mengunci pintu kamar mandi “X-Xiao?!” wajah Aether memerah, aku mulai melepas kancing baju Aether 1 per 1 mulai dari atas ke bawah “h-hey Xiao!!” Aether menatap diriku yang juga melepas hoodie dan menaruhnya di gantungan baju “emn” Aether menutup matanya ketika aku mencium bibirnya “Ae buka mulutmu” aku menatap Aether dengan wajah memerah

“emn...tidak mau_” aku segera menciumnya kembali setelah dia berbicara aku kini sudah bisa masuk ke dalam mulutnya inilah devinisi mengunakan kesempatan di dalam kesempatan

“X-iiao” tubuh Aether mengeliat setelah aku mengigit leher putihnya “Ngah!” Aether kini menjambak rambutku “jangan...meninggalkan bekas” ucap Aether mendorong diriku “maaf” jawab ku pelan

12 menit sudah berlalu aku mengerakna pinggulku agar Aether dapat merasakan sensai kenikmatan secara tak henti henti hingga saat ini ia sudah keluar 3 kali “Xiiao...anh!!” aku mengerakan pinggul ku dengan tempo cepat

“Xiao! Pelan...ugh..!” Aether mengeratkan pegangan di pundak ku dengan sangat erat sehingga meninggalkan bekas cakaran sebenarnya ini perih tetapi aku harus menahanya.

“Ae...” aku mencium leher Aether sembari mencepatkan tempo gerakan pinggul ku “Xiao...aku mencintaimu! Ah...ah..AAHNN” kini kami berdua klikmas bersamaan tubuh Aether bergetar lalu ia berhenti di sertai nafas yang memburu

"ngh" Aether merintih ketika aku mengeluarkan penis ku dari lubang Aether dan melepas kondom yang ku kenakan lalu membuangnya ke tempat sampah, "maaf Ae...kau pasti kelelahan ya...” aku mengusap pipi lembut Aether yang kini sedang mengatur nafasnya "t....hidak...hah..a..pa.." jawab Aether sembari menutup matanya perlahan

Ah ini juga pertama kali aku melakukanya dengan orang lain dan....secara...brutal?...dia tak apa kan?......ah! Lupakan Xiao lupakan!.

"aku mencintaimu juga Ae...” kataku mengecup kening Aether sebagai penutup malam ini
.
.
.
.
.
.
See you next chapter!

*sekedar info*

Hai minna! Au mau minta maaf banget nih!! Sebenernya uda ada rencana mau update chapter 9 ini tadi siang tapi wifi Indigohome Au kemarin mulai tak bisa di ajak kerja sama, Maaf banget buat kalian yang uda nungguin chapter 9 ini! Sekali lagi maaaf! Banget!!

A Precious Person [BL Xiather]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang