ch8

1K 91 3
                                    

Kami akhirnya pergi ke taman kota Teyvant karena itu adalah lokasi yang paling dekat dengan apartemen Yixo dimana Aether tinggal.

“waa! Mama lihat lihat!” Mio menunjuk ke anjing yang di bawa oleh seorang nenek “M-Mio!” Aether menatap anaknya yang berlari menuju anjing itu “wah wah...kau menyukainya nak?” tanya nenek itu ke arah Mio “em..boleh tahu siapa namanya?” tanya Mio mengelus anjing itu “namanya Poka kau bisa memanggilnya Poo” jawab nenek itu

“a-anu maafkan anak ku sudah menganggu anda” Aether membungkuk ke nenek itu sembari menatap Mio yang tersenyum mengelus anjing jenis pudle itu

“tidak apa....ah.....dia mirip seperti cucuku yah..aku sangat merindukanya..., ah...kalian keluarga ya...” nenek itu membuat wajah Aether memerah “em! Xiao adalah papaku dan ini mama!” Mio menunjuk Aether dan aku secara bergantian

“wahh.....imutnya, ini..nenek tadi membuat danggo kau mau?” nenek itu memberikan sebuah makanan dango yang terkenal di wilayah Inazuma

“em terimakasih nenek” Mio tersenyum sambil membungkuk menerima dango itu “em...sama sama” nenek itu mengangguk “terimakasih, maaf sudah merepotkan” Aether juga ikut membungkuk “em..tidak masalah” jawab nenek itu “jika begitu kami permisi dulu, M-Mio!!” Aether menatap Mio yang berlari lagi “ahahaha....hati hati” ucap nenek itu sembari mengangguk.

“ah kalian ingin kemana?” tanya ku mencoba membuat suasana kembali tidak hening “...aku sangat jarang keluar...jadi aku tidak tahu....” jawab Aether “permisi...” seorang pria memegang pundak Aether membuat Aether marinding dan terkejut

“A-Ae..ini aku Xingqui...” ah dia adalah nomer satu serta murid emas di kalangan guru dia murid dengan kepintaran yang tinggi di kampus kami “Xiu! Kau mengagetkan ku..” Aether menatap Xingqui kesal

“maaf tapi Chonghyun sedang ada tugas memotret suasana di taman dari klub fotografinya, apa kalian ingin membantu?” Xingqui menujuk Chonghyun yang sedang memotret pohon, kolam, gazebo, dan orang orang,

“ah..baiklah tapi, jangan memberikan ke publik oke..” aku menatap Xingqui “ah..oh iya identitas kalian sebagai keluarga_EMMNHH” mulut Xingqui di tutup oleh Aether “SSHH!” ujar Aether pelan dengan wajah memerah

“b-baiklah anggap ini sebagai foto keluarga saja” “XIU!” Aether menatap Xingqui dengan tatapan kesal "lah ngapa? Kalian keluarga kan?! Lahian Mio mirip seperti engkau, Xiao kau ayahnya kan?_" "ada apa keributan ini ah Xiao hai....” Chonghyun memotong pembicaraan Xingqui yang salah paham

"Yun yun jangan me_" "ah spot foto di sini bagus boleh aku memfoto kalian ber-3 tenang saja foto ini hanya untuk kalian..” Chonghyun mundur selangkah dan mengabaikan ucapan Xingqui, "woi!" Xingqui mendegus kesal kepada Conghyun yang menyiapkan kameranya dan tentu saja masih mengabaikanya

"Xiao gendonglah anak mu yang di tengah itu dan Aether kau juga” Chonghyun mengaba kami "apa apaan anak ku? Hah..." aku hanya menghela nafas menerima suruhan Conghyun

“ayo Ae” aku mengendong Mio lalu Aether juga mendekatkan dirinya kepadaku “pose yang bagus! Akan ku mulai 1, 2, 3”

Cekrek

1 foto berhasil tercetak, "ah hasilnya bagus sekali..” Xingqui menatap foto hasil jepretan Chonghyun “haha..ini” Chonghyun memberikan foto itu ke diriku “ah Xiu....jarang sekali kau memakai hoodie ada apa?" tanya Aether yang terlihat bingung "em..ini karena" Xingqui menunjukkan sebuah bekas gigitan yang lumayan banyak di sekujur leher dan lenganya

"Ulah siapa ini?!” Aether menatap Xingqui yang membenarkan hoodienya "ahaha...itu karena aku..” Chonghyun tertawa menatap Aether "kenapa ada gigitan bibi?" Mio menatap Xingqui "ah..itu..ano_"

“Yooo bocah”

Suara itu.....“ada apa Childe?” aku melirik Childe yang tengah memakai baju seragam polisinya itu “ah...panggil aku papa dong...bukanya Zhongli sudah menyuruh mu untuk memanggil diriku papa?” Childe menatap kami berlima secata bergantian “heh...lebih baik mati dari pada memanggil bajingan seperti mu ini papa” aku menatap kesal wajah Childe

“yare yare....ah itu anak mu?” Childe menatap Mio yang tengah di gendong oleh Aether “imutnya_

SLAP

Aether menepis tangan Childe yang hendak memegang Mio dengan wajah sebal “A-Ae..” Xingqui menatap Aether yang nampak geram “bukan urusan mu!” jawab Aether sembari melindungi Mio “Aether...ah...dimana Dainself? Ah haha maaf aku lupa dia sudah meninggal yah..maaf maaf....” bisik Childe yang masih bisa ku dengar “HEY!” aku menatap Childe

Buk

Aether terjatuh ia memeluk Mio dengan erat “ah sudahlah aku akan lanjut berpatroli dah...Aether~” Childe berjalan menuju arah berlawanan dari kami berlima, "a...ayah.." ucap Aether pelan

“Ae_” Chonghyun yang hendak membantu Aether berdiri terdiam ketika menatap raut wajah Aether yang terlihat ketakutan dengan cepat Chonghyun mengandeng  tangan Xingqui dan berjalan ke arah ku

“hanya kau yang bisa melakukanya, kami akan pergi, dah good luck” bisik Chonghyun “Yunyun?” Xingqui menatap heran Chonghyun yang mengeratnya pergi "o-oi!" suara mereka mulai memudar aku segera berjalan ke Aether

“papa....mama dia...” Mio menatap Aether yang menangis “Ae...” Aku berjongkok di sebelahnya “maafkan dia, dia memang sangatlah tak jelas ibuku baru saja berpacaran denganya dan akan merencanakan pernikahan tapi aku tidak setuju itulah yang membuat Childe kesal dengan ku karena itu” aku memeluk Aether yang menangis “maafkan aku yang sudah membuat mu teringat ayahmu...” kataku pelan

“maaf sudah mengenal mu, maaf sudah membuat mu mengingat masa lalumu, maaf sudah mencintai mu...” ujar ku pelan sambil mengelus kepala Aether “Ae...lihat wajah ku” aku memegang dagu Aether membuatnya menampakan wajah sedihnya, aku menutup mata Mio dan mendekatkan wajahku kepada Aether

Chu
.
.
.
.
.
.
See you next chapter!

A Precious Person [BL Xiather]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang