Saat Mino mengajaknya untuk bekerja di salah satu cabang kafenya sebagai barista, Bobby sadar betul, sang kakak sedang 'memanfaatkan' popularitasnya sebagai seorang seleb yang sedang naik daun untuk menarik lebih banyak pengunjung kafe. Tapi Bobby sama sekali nggak mempermasalahkan hal itu, karena menurutnya hubungan mereka berdua saat ini adalah mutualisme, saling menguntungkan. Mino diuntungkan karena kafenya setiap hari mendapat lebih banyak pelanggan, dan Bobby juga diuntungkan karena dia jadi mempunyai sumber pendapatan lain untuk ditabung, selain penghasilan dari profesinya sebagai seorang musisi.
Walaupun di satu sisi, dia terkadang kewalahan apabila ada pengunjung-pengunjung yang juga merupakan fansnya datang dan memintanya untuk memberi tanda tangan atau bahkan berfoto bersama setelah mereka memesan beberapa menu. Tentu saja Bobby nggak pernah menolak dan selalu melayani mereka—para pengunjung kafe—untuk berfoto bersama. Dia nggak ingin mendapat komplain dari pelanggan, dan lebih daripada itu, dia menganggap hal tersebut sebagai fanservice kepada penggemarnya—orang-orang yang telah mendengarkan dan mengapresiasi musiknya.
Sebelumnya, Bobby santai saja memberikan para penggemarnya fanservice dan memperlakukan fans-fansnya dengan ramah seperti itu sebagai rasa terima kasihnya karena mereka yang telah mendukungnya, sampai tiba-tiba sang kekasih mulai mempermasalahkan hal tersebut. Selama ini, Nayeon selalu bersikap biasa dan dia memang sangat jarang terlihat cemburu—apalagi mencemburui para penggemar Bobby. Namun entah mengapa akhir-akhir ini Bobby sering merasa bahwa gadis itu benar-benar jealous dan marah karena sikapnya yang mungkin dianggapnya kelewat ramah kepada para pelanggan kafe Mino.
Puncaknya, hari ini, dia mengunjungi tempat Bobby bekerja, di kafe Mino. Nayeon memesan segelas kopi latte dingin, lalu dia duduk di salah satu sudut kafe. Dia meminum kopinya sembari mengawasi sang kekasih yang sedang bekerja sambil memberikan fanservice pada para penggemarnya.
Jujur saja, Bobby merasa amat sangat nggak nyaman karena kehadiran Nayeon. Dia tahu gadis itu cemburu, tapi perlukah sampai mengikuti Bobby ke tempat kerjanya dan mengawasinya sepanjang waktu seperti ini? Lagipula, Bobby juga tahu batasan, dan nggak mungkin dia akan bertingkah macam-macam dengan para fansnya di saat dia sudah memiliki kekasih.
Bobby ingin mengajaknya bicara saat ini juga, tapi tentu saja dia nggak bisa, karena ini masih jam kerja. Dia masih harus tetap melayani para pengunjung kafe. Bobby baru bisa menghampiri gadis itu ketika keadaan kafe mulai sepi karena malam sudah semakin larut.
"Nay, we need to talk."
"Oh. You're done giving your fans some fanservices?" tanya Nayeon dengan wajah yang sama seriusnya dengan wajah Bobby saat ini.
"Come on." Bobby menghela napas pelan. "Jangan ribut di sini. Ayo keluar, bicarain baik-baik."
Bobby berjalan keluar duluan. Mau tidak mau, Nayeon akhirnya mengikutinya. Langkah Bobby terhenti di depan jazz putih milik Nayeon yang terparkir di tempat parkir di seberang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dirgantara 2
Fanfiction[sequel of the dirgantara] still about the daily life of jiyong, sandara and their children. © geezdragon, 2020