Besok adalah hari pertama Hyunsuk menjadi seorang murid sekolah menengah atas. Iya, setelah bersusah payah mengejar ketertinggalan materi dengan home-schooling, akhirnya dia merasakan lagi rasanya jadi siswa yang bersekolah di sekolah umum.
Hyunsuk memilih untuk mendaftar di sekolah negeri yang sama dengan tempat kakak-kakak dan ayahnya bersekolah dulu. Padahal Ayah juga udah menawarkan dia buat bersekolah di sekolah swasta, tapi dia nggak mau.
Sebenernya Hyunsuk nggak terlalu excited sih mau masuk sekolah di hari pertama ini. Malahan dia agak takut, dia takut ketemu temen-temen SMP nya.
Karena sejak Hyunsuk kehilangan kedua orangtuanya, dia seolah ikut menghilang juga dari dunia. Dia udah nggak pernah lagi masuk sekolah, dia juga men-deact semua akun sosial medianya, sehingga sampe sekarang dia sama sekali nggak pernah kontakan sama temen-temennya lagi.
Makanya, Hyunsuk takut dan bingung, harus gimana menghadapi teman-temannya kalo misal dia bertemu mereka nanti?
Dia memilih untuk mendaftar di sekolah negeri itu juga sebenarnya buat 'menghindari' ketemu dengan teman-teman SMP-nya, karena kebanyakan dari mereka emang berencana buat lanjut ke sekolah swasta lagi.
Ah, Hyunsuk malah jadi overthinking gini kan.
"Loh Hyunsuk belom tidur, Dek?"
Jiyong yang kebetulan lagi lewat di depan kamar Hyunsuk dan melihat anaknya ini belum tidur akhirnya nyamperin dia, masuk ke dalam kamarnya. Karena Hyunsuk emang agak penakut, dia nggak pernah matiin lampu kamar dan selalu membiarkan pintu kamarnya dalam keadaan setengah terbuka. Makanya keliatan dari luar kalo dia belum tidur.
"Kenapa? Nggak bisa tidur mikirin besok?"
"Hehe. Iya, Yah. Aku takut kalo besok ketemu lagi sama temen-temen SMP," kata Hyunsuk. Dia kayaknya masih pengen melanjutkan perkataannya lagi, makanya Jiyong masih diam, belum merespon apa-apa.
"Aku takut ditanyain hal-hal semacam kayak 'kemana aja?' atau 'kenapa nggak pernah masuk sekolah lagi?' gitu...soalnya sejak berhenti sekolah aku nggak pernah kontakan lagi sama temen-temen," Hyunsuk melanjutkan ceritanya dengan kepala tertunduk.
Jiyong mengusap pelan punggung Hyunsuk, berusaha menghiburnya. "Gapapa, nanti kamu jujur aja ceritain ke temen-temennya, pasti mereka juga bakal ngerti kok. Nggak usah takut lagi, ya?"
Jiyong jadi merasa kasian sama Hyunsuk. Jadi selama ini dia berduka sendiri, nggak pernah berbagi cerita ke teman-temannya tentang apa yang menimpa keluarganya?
Dia nggak tau kalo Hyunsuk setegar dan sekuat ini, sendirian menghadapi masalah hidupnya yang benar-benar berat buat anak seusianya. Bahkan Jiyong nggak yakin apa dia bisa sekuat Hyunsuk kalo misal dia ada di posisi yang sama dengannya.
"Udah sekarang El tidur aja, ya? Besok Ayah anterin ke sekolah," ucap Jiyong sambil mengacak-acak rambut Hyunsuk.
Hyunsuk menurut aja waktu disuruh tidur sama ayahnya, dia langsung berbaring di kasurnya dan memakai selimutnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dirgantara 2
أدب الهواة[sequel of the dirgantara] still about the daily life of jiyong, sandara and their children. © geezdragon, 2020