Michan masuk kedalam gedung ditemani Yoongi, selain menggunakan masker dan topi pria itu juga menambahkan hodie, karena akan sangat berbahaya bila ada seseorang yang memergokinya masuk kegedung agensi lain.
Seseorang yang mengaku sebagai manager duduk dengan tegap dihadapan Michan dan Yoongi, pakaianya rapi dan penampilanya bersih selayaknya orang kantoran hingga membuat gadis itu gugup dan bingung untuk mulai berbicara.
"Jadi anda ini Choi Soo Min kakak dari Choi Soo Bin, benar kan ?" Manager itu menyambut ramah mereka dan memulai pembicaraan.
"Benar, sepertinya adikku sudah menghubungimu, jadi kita tak perlu basa-basi lagi" Michan langsung melempar amplop kontrak itu diatas meja.
"Adikmu hanya mengatakan kalau kakaknya akan datang" Manager itu terlihat bingung dan mulai memeriksa amplop yang Michan berikan.
"Batalkan kontrak itu, aku sebagai walinya tidak menyetujui kontrak itu" Jelas Michan mencoba berkata dengan tegas, walau sedikit takut saat wajah manager itu berubah dingin.
"Sepertinya ada kesalahpahaman, adikmu sudah menanda tangani kontrak, dan kalau dibatalkan kalian harus membayar pinalti" Michan mengepalkan tangan saat melihat tatapan pria yang berusahan meremehkannya dengan senyum miringnya.
"Dalam undang-undang seorang anak yang masih berstatus pelajar atau umur dibawah 18 tahun harus mendapat persetujuan walinya saat menandatangani dokumen resmi apapun" Yoongi bersandar santai sambil melipat kedua tanganya didada, tapi matanya menatap tajam pada pria didepanya.
"Siapa kau ? kalau bukan keluarga kau tak berhak ikut campur" Manager itu terlihat sedikit panik, tapi berusaha tetap melawan perkataan Yoongi.
"Soobin masih terdaftar sebagai pelajar, dan karena ulang tahunnya bulan desember, jadi dia belum genap berusia 18 tahun, kontrak itu tidak sah sama sekali dimata hukum" menegakan punggungnya Yoongi mulai menegaskan kata-katanya.
"Wah hebat sekali, kau tidak mau membayar pinalti tapi sudah langsung membawa pengacara" Manager itu tertawa miris, dia tau kalau dirinya sudah kalah tapi tidak mau menyerah menyerang Michan yang terlihat lemah.
"Aku bukan pengacara" Tiba-tiba Yoongi menurunkan maskernya, dan jelas membuat pria dihadapanya kaget beserta Michan yang ikut panik. "Tapi aku bisa meminta agensi mengurus masalah ini dengan jalur hukum"
"Baiklah kontrak ini batal, kita sudah tidak ada urusan apapun, agensiku masih kecil tidak akan mampu melawan Bighit" Manager itu langsung merobek kertas yang sudah sedikit diremasnya diawal, setelah itu berdiri mengambil dokumen lainnya dan juga merobeknya kasar.
Michan akhirnya bisa bernafas lega, sungguh tidak bisa membayangkan bila datang sendiri, dia pasti sudah ditekan dan akan kalah.
"Ayo kita pulang, urusannya sudah selesai" Yoongi berdiri sambil menutup kembali maskernya, tampak manager itu memperhatikan kami dengan tatapan kemarahan.
"Aa... satu hal lagi, aku tidak pernah berada disini. Kau mengerti apa maksudku kan ?" Yoongi seperti memberi peringatan dan langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan itu, jelas Michan mengekorinya seperti anak bebek.
***
Selama perjalanan pulang Michan dan Yoongi hanya hening didalam mobil, gadis itu sadar diri kalau dia belum mengucapkan terima kasih kepada pria yang sedang fokus menyetir disebelahnya.
"Annu...." Michan mencoba memulai permbicaraan, Yoongi menoleh sebentar dan kembali menghadap kedepan. "Terima kasih telah membantuku" dengan sedikit malu gadis itu akhirnya mengucapkan hal yang seharusnya sejak tadi dia katakan.
Yoongi tersenyum, ouw sungguh senyum yang manis sekali hingga membuat Michan bengong, tapi gadis itu langsung memalingkan pandangannya kedepan saat pria itu menoleh ke arahnya. "Jadi apa bayaranku atas jasa telah membantumu ?"
"Pria brengsek, ternyata ada maunya dia menolongku" Michan membantin sambil menahan emosinya, karena ini adalah situasi diamana dirinya harus bersikap baik kepada Yoongi. "Jadi bagaimana aku bisa membalasmu" Berusaha bicara lembut mungkin tapi tetap tidak bisa menbuatnya tersenyum.
"Aku akan memberitaumu setelah memikirkanya lagi" Lihat senyum nakalnya itu, pria ini bagai iblis yang sedang menyamar sebagai malaikat dimata Michan.
"Baiklah" Michan terdiam sejenak "kau bisa turunkan aku dihalte depan, aku akan pulang sendiri" menujuk halte bis yang masih sekitar 100 meter lagi.
"Tidak bisa, aku akan mengantarmu pulang" Setelah mengatakan apa dia inginkan, Yoongi sibuk menerima panggilan telvon, dan secara cepat langsung membalikan arah tujuan berlawanan dengan arah menuju rumah Michan.
"Ini bukan jalan kearah rumahku" Michan yang heran mulai melayangkan protes.
"Ada urusan mendesak, sepertinya kau harus menemaniku dulu" Dengan muka datar Yoongi melaju mobilnya dengan kecepatan tinggi, sungguh membuat Michan sedikit takut hingga mengengam sabuk pengaman.
***
Michan heran saat mobil memasuki area parkir gedung Bighit, setelah memarkir mobilnya Yoongi memberinya sebuah topi dan masker yang tersimpan dalam dasbor mobil, menyuruhnya segera turun mengikuti Yoongi.
Mungkin geram karena Michan yang masih berjalan lambat dan juga ragu, Yoongi mengenggam tangan dan menarik gadis itu jalan disampingnya memasuki lift, masih dengan keheningan dia membawa Michan hingga kesebuah ruangan dengan label 'Genius Lab'.
Memasukan pin pintu Yoongi menarik masuk dan menyuruh Michan menunggu disofa, sedangkan pria itu tengah sibuk menghidupkan berbagai alat dan langsung duduk dikursi yang dihiasi dengan sebuah baju bertulisan Suga.
Tanpa melepas masker dan topi yang Michan kenakan, dirinya yang bingung hanya bisa menyandarkan punggung kesofa dan menatap layar ponselnya, jelas dia tidak bisa bertanya karena Yoongi telah mengenakan Headphonenya dan sibuk sendiri.
Setelah beberapa saat Michan dikagetkan dengan suara bel, Yoongi langsung berdiri dari kursinya dan membuka pintu, tampak sosok laki-laki tinggi bermata sipit masuk dan menatapku heran.
"Kemarilah Jonie, coba kau dengarkan lagi lagu ini" Yoongi langsung memanggil pria yang awalnya sedikit terpaku melihat kehadiran gadis misterius distudio Hyungnya.
Sibuk saling berdiskusi, sepertinya kedua pria itu telah mencapai puncak kesepakatan, Michan melirik jam diponselnya, ternyata waktu telah berlalu lebih dari 1,5 jam lamanya.
"Hyung... siapa wanita itu ?" RM bertanya penasaran saat pekerjaan mereka telah selesai dan tinggal dikemas untuk dikirim.
Yoongi menoleh kearah Michan, dan mengkerutkan keningnya. "Astaga aku lupa... Jonie tolong kau selesaikan, aku harus mengantarnya pulang" Yoongi bergegas mengambil jaket serta masker dan topinya, menyuruh Michan ikut bersamanya lagi.
"Jadi selama lebih 1,5 jam aku menunggu, pria ini melupakan keberadaanku ?" Michan membatin geram sambil mengikuti langkahnya kembali kemobil.
"Maafkan aku Michan, ada pekerjaan yang harus lekas direvisi tadi" Sibuk memasang sabuk pengaman Yoongi mulai memelas minta maaf "Kau ingin makan sesuatu ?"
"Tidak, pulang saja, aku mengurung adikku didalam kamar seharian" Mata Yoongi membulat kaget, tapi tanpa komentar apapun pria itu mulai menjalankan mobilnya.
"Apa adikmu bercita-cita menjadi idol ?" Memecah keheningan Yoongi mulai mengajak Michan bicara.
"Bocah itu bodoh, hanya wajah dan suaranya yang lumayan" Jawab Michan tanpa menoleh.
"Kenapa tidak mencoba masuk ke perusahaanku ?"
"Katanya dia sudah mengirim video rekaman audisi ke bighit, tapi sampai sekarang tidak ada balasan"
"Kau begitu membenciku, tapi adikmu ingin menjadi sepertiku, lucu sekali" Yoongi tertawa puas, tapi Michan yang kesal mendengarnya memilih diam.
Hallo, belum apa-apa Michan udah mampir ke Genius Lab, walau sempat terlupakan ...
Jangan lupa Follow dan Vote cetitanya yaa...
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satisfy Friends || Min Yoon Gi [ 민윤기 ]
FanfictionPertemuan yang tidak terduga antara Yoongi dengan seorang gadis galak bernama Michan disebuah cafe komik. *** "Aku sibuk" Kata Michan singkat sambil melipat kedua tanganya. "Apa kau lupa kalau aku juga pria yang sibuk" Kata Yoongi ketus. "Kalau b...