Bab 5. Aksi saling jambak

49 35 3
                                    

Mansion Utama

Claudia, yang sudah pulang dari rumah sakit. Dengan tertatih-tatih melangkahkan kakinya memasuki Mansion rasanya sangat sedih ketika mendengar, ucapan Dokter Ridwan satu jam yang lalu. Tentang penyakit yang ia derita ini. Benar-benar menyiksa dirinya, ia ingin sembuh tetapi caranya bagaimana? Apa yang di katakan Dokter, dan di perintahkan oleh Dokter selalu ia ikuti walaupun sebenarnya ia begitu tersiksa.

Tetapi tetap saja, tidak ada perubahan. Claudia, sudah sabar demi sembuh dari penyakit ini. Bahkan sebelum ia di prediksi menderita penyakit ini ia sudah sangat sabar. Apakah ini adalah ujian dari Tuhan? Untuk dirinya?

Beberapa helaan nafas, terdengar dari Claudia. Ia sungguh frustasi memikirkan penyakitnya ini, sampai-sampai Caca yang menyapanya pun tidak ia tanggapi.

Caca yang sebenarnya, sedari tadi berdiri di depan pintu hanya untuk menunggu kakaknya itu pulang dari sekolah. Dan pada saat melihat Claudia masuk, ia segera menyapanya tetapi Claudia malah berjalan meninggalkan dirinya tanpa sepatah kata pun. Apakah kakaknya itu marah kepadanya karena kejadian tadi pagi? Hingga sapaan Caca pun tidak di hiraukan, oleh Claudia.

“Kak ...” panggil Caca kepada Claudia yang nampak termenung di atas tangga. Sebenarnya apa yang sedang terjadi kepada gadis berkacamata itu sehingga ia, tidak menghiraukan panggilan serta sapaan Caca kepadanya tadi.

Sementara Claudia yang tadinya, frustasi kini terkejut ketika menatap jam yang bertengger di dinding Mansion. Yang menunjukkan, pukul lima sore. Sedetik kemudian, Claudia langsung berteriak dengan keras ternyata ia lupa jika, ia sedang memiliki janji kepada Agam. Tepatnya pukul tiga tadi, tetapi ia malah lupa, dan sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore, yang artinya Claudia terlambat satu jam empat puluh menit.

Caca yang mendengar teriakan dari Claudia, dengan khawatir segera berjalan mendekati gadis tersebut ketika mendengar, Claudia berteriak dengan kuat tadi. Sebenarnya gadis itu kenapa? Mengapa sifatnya sangat aneh hari ini? Bahkan ia, pulang sangat sore.

“Kak, kau mau ke mana?” tanya Caca ketika melihat Claudia turun kembali ke lantai satu. Menggunakan tangga yang satunya. Dan itu mampu membuat Caca kesal, baru saja ingin mendekati gadis itu, ia malah turun kembali ke lantai satu dengan menggunakan tangga yang satunya.

“Ca, aku pergi dulu. Ada urusan mendadak yang harus, aku selesaikan!” ujar Claudia, segera berlari dengan tergesa-gesa menuju pintu keluar Mansion. Caca yang tadinya hanya diam, mendengar ucapan Claudia. Ketika sadar gadis itu sudah pergi, meninggalkan dirinya sendiri di Mansion, dengan tergesa-gesa ia pun menyusul kakaknya itu, yang nampak aneh. Memangnya Claudia memiliki urusan penting apa, hingga ia pergi kembali. Dan mengapa wajah Claudia, nampak sangat khawatir. Sebenarnya apa yang di sembunyikan gadis itu.

Sesampainya Caca di depan halaman Mansion, dengan samar-samar ia menatap ke arah kanan-kirinya, sesaat kemudian ia sadar. Mobil berwarna putih tersebut, ternyata tidak ada di halaman depan Mansion. Dan ternyata Claudia, sudah pergi satu menit yang lalu. Benar-benar kakaknya itu, selalu lupa jika ia mempunyai adik. Hingga pergi pun, tidak bilang-bilang ke mana dan di tempat mana ia pergi.

SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang