Bab 12. Kemarahan Claudia

38 31 0
                                    

 

British School

Lima puluh menit kemudian. Kini telah berlalu, Claudia yang telah sampai di depan gerbang sekolah segera membuka pintu mobilnya. Tidak lupa ia mengucapkan terimakasih kepada seorang asisten ayahnya, yang telah mengantarkannya sampai ke sekolah. Padahal sebenarnya, ini bukanlah tugas pria tersebut.

“Grazie!” ucap Claudia dengan tersenyum. Membuat Lou segera membuka, kacamata yang ia pakai.

“Terimakasih kembali.” Tutur Lou. Membuat Claudia seketika terdiam, dengan wajah yang terkejut.

“Ka—kau bisa berbahasa ternyata,” kaget Claudia. Membuat Lou tersenyum tipis. Ternyata wanita yang berada di hadapannya ini baru tahu jika ia bisa berbahasa juga.

“Tentu nona muda, asal kau tahu aku ini pernah kuliah di Indonesia!” sahut Lou. Membuat Claudia seketika di buat terdiam, seribu bahasa. Ia mengira pria yang berada di hadapannya ini tidak bisa berbahasa, seperti dadnya dulu. Waktu sebelum, mempelajari bahasa Indonesia.

“Sorry, aku kira Anda tidak bisa berbahasa. Maaf sekali lagi. Terimakasih atas tumpangannya tuan,” ucap Claudia dengan sopan. Membukukan tubuhnya di hadapan Lou.

Membuat pria itu, seketika gelagapan. Karena anak dari bosnya, dengan entengnya membukukan tubuhnya di hadapan asisten ayahnya sendiri.

“Oh Nona muda, jangan seperti ini!” tutur Lou dengan kesal. Bisa-bisanya gadis itu membukukan tubuhnya di hadapan Lou.

“Tidak apa-apa tuan, sekali lagi terimakasih banyak!” ucap Claudia lagi, segera membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju kelasnya. Meninggalkan Lou sendirian yang terdiam menatap punggung gadis berkacamata itu, yang nampak menghilang dari pandangannya.

‘Ternyata dia Claudia anak, bigboss. Tetapi mengapa dandannya seperti, seorang maid? Bukankah bigboss kaya raya memiliki banyak anak cabang di negara-negara terbesar, tetapi mengapa anaknya berpakaian seperti seorang maid?, ‘ batin Lou.

Bertanya-tanya, di pikirannya. Karena biasanya, ia melihat kebanyakan anak orang kaya, dandanannya tidak seperti itu bahkan mereka lebih bermerek dan modis. Di banding Claudia tadi, padahal mereka tidak tahu yang sebenarnya. Pakaian yang Claudia pakai, harganya tidaklah main-main. Bahkan bisa membeli, apartemen seharga jutaan.

***

Sementara di tempat lain.

Claudia yang sudah sampai, depan koridor sekolah. Dengan ancang-ancang ingin melarikan diri ketika melihat seorang pria yang satu bulan lalu ingin sekali ia hindari. Yang tidaklah lain, adalah Agam Wiliam pria yang benar-benar menyebalkan dan di bencinya.  

SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang