Dua jam kemudian.
Setelah menempuh waktu kurang lebih dalam dua jam, kini Claudia dan Agam telah sampai di depan gerbang besar milik sebuah Mansion besar dan megah walaupun tidak sebesar, dan semegah Mansion milik Claudia.
“Kita dimana? Mengapa kau membawaku kesini?” tanya Claudia, dengan kesal turun dari dalam mobil ketika melihat Agam, membukakan pintu untuknya.
“Apakah kau tidak ingin bertanding bersamaku? Dan aku bisa melihat siapa yang lebih kuat di antara kita berdua dalam ilmu bela diri. Kau atau aku, bukannya kau itu blasteran tidak mungkin kau bisa bela diri!” ejek Agam.
“Kau! Aku bukan cuman blasteran! Aku mempunyai darah Indonesia asli dari ibuku!” ketus Claudia menatap Agam dengan tajam. Hingga membuat pria tersebut tertawa dengan keras, karena berhasil membuat gadis berkacamata yang berada di hadapannya itu kesal.
“Kau! Berani sekali kau menertawakan aku?!” bentak Claudia dengan emosi memukul lengan kekar Agam dengan keras. Hingga membuat pria tersebut, meringis kesakitan dan menatap Claudia dengan sangat tajam. Karena telah berani memukul lengan miliknya.
“Sakit bukan? Makanya jangan pernah, menggangguku!” ketus Claudia. Membuat Agam tersenyum sinis ketika mendengar, ucapan dari Claudia tadi.
“Apakah aku tidak salah dengar? Bukankah kau duluan, yang menggangguku!” sinis Agam seraya menjentikkan tangannya ke depan. Sambil kembali fokus menyetir, ketika merasa dirinya aman dari gadis aneh berkacamata yang ada di hadapannya itu.
“What? Kau yang duluan menggangguku! Karena kekasihmu itu yang salah, telah memulainya duluan. Dengan menarikku!” ujar Claudia dengan menggebu-gebu.
“Yah, seharusnya kau tidak membalasnya juga!” ucap Agam dengan entengnya membuat emosi Claudia seketika naik sampai ke ujung ubun-ubun. Rasanya ingin sekali ia menelan manusia, yang berada di sampingnya itu, bibirnya begitu enteng berucap seperti itu.
“Kau?!”
“Kau itu manusia apa bukan?! Mengapa bibirmu pedas sekali berucap!” ketus Claudia menatap Agam dengan tajam. Yang nampak sedang fokus menyetir.
“Apakah kau bodoh? Tentu aku manusia! Dan apa yang salah dengan bibirku? Bukannya yang aku ucapkan tadi semuanya betul!” kesal Agam merem mendadak, hingga membuat mobil yang mereka tumpangi berdecit dengan keras.
CIT!
“Kau! Apakah kau mau kita kecelakaan?!” bentak Claudia dengan emosi. Mengepalkan kedua tangannya, dengan kuat. Rasanya ia benar-benar, ingin mencekik manusia menyebalkan yang berada di hadapannya itu. Bisa-bisanya ia, merem secara tiba-tiba hingga membuat mereka hampir saja celaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT]
General Fiction"Merelakan adalah pilihan terbaik, daripada harus memiliki. Tuhan punya cara lain untuk, menguji kesabaran para hamba-hambanya-Nya." ~Arinda Tepat di tanggal 5 Februari 2022 seorang gadis keturunan Albert, mengembuskan nafas terakhirnya di hari be...