Bab 6. Terpesona

43 31 2
                                    



“Argh!” ringis pelayan tersebut. Ketika Claudia menarik rambutnya dengan sangat kuat hingga ia merasa kulit kepalanya terasa seperti ingin, terlepas karena tarikan kuat dari Claudia.

“Claudia! Hentikan!” lerai Agam seraya membentengi dirinya, di tengah-tengah tubuh Claudia dengan pelayan tersebut. Agar Claudia, menghentikan aksinya itu ketika melihat penampilan malang pelayan tersebut, yang nampak acak-acakan dengan pipi yang sedikit mengeluarkan darah akibat cakaran dari kuku panjang milik Claudia.

“Minggirlah! Biarkan aku memberinya pelajaran?!” bentak Claudia mendorong tubuh Agam ke belakang karena, pria itu terlihat melindungi pelayan itu dari dirinya. Padahal yang jelas salah pelayan itu, karena telah berani menganggu Claudia.

“Hentikan! Apakah kau tidak malu? Semua orang melihat kalian!” ucap Agam setengah berbisik. Tetapi Claudia tidak memperdulikan ucapan pria itu, karena terlanjur di buat emosi oleh wanita kurang ajar seperti pelayan wanita itu.

“AKU TIDAK MALU?! UNTUK APA MALU, JIKA YANG SALAH ITU DIA?! BUKAN AKU?!” bentak Claudia dengan keras membuat para  pengunjung kembali menjadikan, mereka pusat perhatian. Padahal tadi, Alvin dan Bobby sudah membubarkan mereka.

Sementara Agam, yang di bentak oleh Claudia seketika juga emosi. Baru pertama kali dalam hidupnya, ia di bentak oleh seorang wanita di tambah lagi, semua orang melihatnya. Membuat Agam menjadi semakin emosi.

“Minggirlah, jangan menghalangiku!” ketus Claudia hendak menghampiri pelayan tersebut, tetapi sebelum itu Agam sudah lebih dahulu menarik tubuh Claudia, dan memeluknya dengan erat. Membuat Claudia meronta-ronta, minta di lepaskan. Karena ia sungguh emosi.

“Lepas! Aku mau memberinya pelajaran!” pekik Claudia. Terus meronta-ronta dengan sekuat tenaga, membuat Agam menjadi kelelahan di buatnya. Ternyata wanita ini, kuat sekali. Bahkan Agam yang seorang pria pun, menjadi kelelahan dibuat Claudia.

Pada saat, Agam mencoba meredakan emosi Claudia. Tiba-tiba pelayan wanita itu, dengan bodohnya melempari air ke wajah Claudia hingga membuatnya basah. Membuat Claudia bertambah emosi di buatnya. Dengan sepenuh tenaga, Claudia akhirnya lepas dari kungkungan Agam.

Pada saat terbebaskan, dengan langkah yang tergesa-gesa Claudia menarik tangan pelayan tersebut dan menamparnya dengan keras. Membuat seluruh pengunjung, seketika terkejut.

Plak!

“Jangan pernah, mencoba memancing emosi seorang Claudia! Jika tidak ingin berurusan langsung dengannya?!” bentak Claudia menatap sengit pelayan tersebut.

“Dasar!” Claudia hendak melayangkan tangannya lagi, untuk kembali menampar pelayan tersebut. Tetapi ketika mengingat, ucapan ibunya seketika itu juga Claudia mengurungkan niatnya tersebut. Karena ia masih mempunyai hati.

SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang