Bab 28. Perpisahan

45 7 8
                                    


Mansion Utama Wiliam.


“Ini dimana? Kamu mengantarku ke mana?” tanya Claudia dengan wajah yang heran menatap bangunan megah di sekitarnya. Selepas menyelesaikan urusan dengan Viola, akhirnya Claudia dan Agam bisa bernafas lega, Viola resmi akan di penjara atas kasus tuduhan bully terhadap para siswa, yang telah di bullynya. Akhirnya setelah sekian lama menantikan hal ini, Claudia bisa bernafas lega  keadilan untuk para korban bully British School terselesaikan juga. Sebenarnya ada rasa kasihan juga Claudia kepada Viola, tetapi demi kebaikan bersama Claudia melakukan hal ini.


Viola pantas mendapatkan semuanya, dia harus membayar segalanya. Membuat orang yang di-bullynya terkena gangguan mental. Dia harus menerima semuanya, ini adalah akhir untuknya bertobatlah sebelum semuanya terlambat. Tangisan demi tangisan terdengar, Claudia bahkan masih mengingat bagaimana Viola bersujud di bawah kakinya meminta maaf sebanyak seratus kali agar tuntutan tersebut di cabut.




Demi mendapatkan keadilan untuk para korban, akhirnya Claudia berhasil ia menjebloskan Viola ke pihak yang berwajib. Bahkan tuan Bernade terkejut mendengar berita tersebut, ia sempat marah dan mengamuk di kantor polisi. Tidak Terima jika putrinya menjadi tahanan. Tetapi ketika mendengar perkataan Claudia dari pertama, hingga akhir. Akhirnya ia merasa bersalah, karena berbuat kacau dan rusuh di kantor polisi bahkan Claudia sampai terkena tamparan tangan dari tuan Bernade. Karena mencoba melindungi Agam dari amukan tuan Bernade.


“Apakah masih sakit?” tanya Agam mengalihkan pertanyaan Claudia, ketika melihat gadis itu nampak meringis lagi.


“Tidak. Jangan pernah mengalihkan pertanyaan, dengan memberikan pertanyaan lagi.”  Claudia berucap dengan nada kesal di pendengaran Agam. Sepertinya dia kesal, karena Agam bukannya menjawab pertanyaannya malah, memberinya pertanyaan balik. Siapa yang tidak akan kesal.

“Sorry, aku lupa tadi jika kau bertanya!”

Apa dia bilang! Dia lupa jika aku bertanya kepadanya! Wah ternyata, dia bisa pikun juga, pernyataan yang tidak masuk akal. Claudia membatin menatap pria itu dengan dingin.


“Ini Mansion Utama keluarga Wiliam, Mansion yang paling terbesar sesudah Mansion kedua Albert!” sahut Agam ikut menatap bangunan megah tersebut.


“Oh.” Balas Claudia beroh ria. Menatap bangunan megah dan mewah tersebut, sebesar-besarnya Mansion Utama Wiliam di banding Mansion kedua keluarga mereka, yang berada di Inggris. Tidak akan bisa mengalahkan besarnya Mansion Utama Albert yang berada di paris ini.



“Jika kau penasaran dengan isi dalamnya, ayo ikuti aku. Aku akan membawamu untuk berkeliling!” ajak Agam dengan beraninya menggenggam tangan Claudia. Membuat gadis itu terdiam, dengan ekspresi wajah yang sulit untuk di artikan. Mengikuti langkah besar Agam, yang menggenggam tangannya untuk masuk ke dalam Mansion, Claudia sebenarnya merasa curiga dengan hal yang Agam lakukan ini. Karena pria itu secara tiba-tiba membawanya, mampir ke Mansion keluarganya. Siapa yang tidak akan curiga jika secara tiba-tiba di bawa, ke Mansion pria itu langsung.


Tunggu dulu, jangan bilang dia ingin mengenalkan aku kepada keluarganya. Astaga pria ini benar-benar nekat sekali. Kaget Claudia membatin, ketika melihat tuan dan nyonya Wiliam yang nampak sudah duduk di sofa ruangan tamu, menatap kepada dirinya dan Agam.


Benar-benar Agam pria yang sangat nekat, pikir Claudia menggelengkan kepalanya. Dasar bedebah! Bisa-bisanya aku dia bawa ke sini, hanya untuk bertemu dengan keluarganya. Benar-benar gila!


“Mom dad, kami datang.” ucap Agam dengan suara yang terdengar bahagia, serta senyuman bahagia terpancar di wajah tampannya. Dengan segera, Agam menggenggam erat tangan Claudia dan membawanya, mendekati mom dan dadnya, yang nampak berdiri ketika melihat mereka berdua berjalan mendekati.


“Ha—halo tu—tuan dan nyonya!” sapa Claudia dengan ekspresi wajah yang gugup, ia tidak percaya jika dirinya saat ini sedang gugup ketika bertemu nyonya dan tuan Wiliam, padahal biasanya jika bertemu dengan seseorang siapapun itu ia tidak akan segugup ini. Sungguh hal yang tidak terduga olehnya, seperti sedang menemui calon besannya saja.


“Halo Claudia senang bertemu denganmu lagi, maaf jika kami tidak bisa bertemu denganmu saat itu. Bagaimana keadaanmu saat ini? Apakah baik-baik saja? Kata Agam kamu habis jatuh dari tangga? Benarkah itu?” sederetan pertanyaan dari nyonya Alana membuat Claudia, terdiam dengan wajah yang bingung ingin menjawab yang mana dulu. Nyonya Alana benar-benar menyerangnya dengan berbagai banyak pertanyaan, yang membuatnya bingung harus menjawab yang mana dulu.


“Sayang ... “


“Kau membuatnya bingung, biarkan dia duduk dulu.” tuan James ikut berbicara menarik tangan istrinya, agar duduk kembali di sampingnya. Memberikan kode kepada Agam, agar segera membawa gadis itu untuk duduk di sofa.


“Bagaimana kabarmu?” tanya tuan James membuat Claudia terdiam sesaat. Rasanya ini seperti mimpi baginya, satu jam yang lalu perkelahian antaranya dengan Viola hingga membuat lehernya terluka, dan sekarang ia malah bertemu dengan tuan dan nyonya Wiliam. Sungguh seperti mimpi baginya.


“Claudia kau baik-baik saja?” bisik Agam membuyarkan lamunan Claudia.


“Eh, ma—maaf,” ucap Claudia sadar dari lamunannya. Lalu menatap tuan James, dan nyonya Alana yang sedang menatapnya. Rasanya Claudia salah tingkah karena tatapan tersebut, bahkan bukan hanya tuan dan nyonya Wiliam saja yang menatapnya, Agam pun ikut menatapnya.


Benar-benar manusia menyebalkan Agam!


“Iy—iya tu—tuan, saya baik-baik saja.” Jawab Claudia menjawab pertanyaan, yang di lontarkan tuan James kepadanya tadi. Walaupun sudah terlewat beberapa menit tadi.


“Nona Claudia Anda jangan gugup seperti itu, anggap saja kami seperti teman Anda sendiri. Kami jadi tidak enak hati kepada Anda. Saya minta maaf sekali, karena telah menyuruh Agam untuk membawa Anda kemari. Dan saya tahu pasti, Anda sedang sibuk!” ucap tuan James dengan mimik wajah yang tidak enak hati. Memandang gadis yang seumuran putranya dengan saksama.


Claudia Kenzia Albert namanya. Batin tuan James, memandang wajah cantik gadis tersebut. Ia tidak bisa bayangkan jika kedua keluarga besar, dua marga ini bersatu pasti akan menggemparkan bukan. Dua perusahaan besar dan ternama, bahkan akan bersatu, Wiliam dan Albert. Benar-benar persatuan yang menggemparkan nantinya.  

“Dad, bicaralah apa yang dad ingin beritahu kepada Claudia!” ujar Agam, menyuruh dadnya agar segera berbicara apa yang ingin, di bicarakannya kepada Claudia. Sebelum Agam mengantar Claudia pulang ke Mansion utama Albert.


“Dad hanya ingin memberitahu kepada Claudia, bahwa Agam besok akan berangkat ke Jerman. Dia akan tinggal di sana mengurus perusahaan Wiliam yang berada di sana. Sudah hanya itu saja yang ingin saya sampaikan kepada nona Claudia,” ucap tuan James membuat Claudia seketika terdiam, dengan ekspresi wajah yang sulit di artikan saat ini.


Sementara Agam, ia langsung menatap kepada gadis yang di cintainya itu dengan saksama. Nampak ekspresi wajah gadis itu yang berubah drastis, ketika mendengar ucapan dari dadnya tadi.


“Saya harap, nona Claudia menunggu kedatangan putraku suatu saat nanti.”


***

💫 END 💫

Terimakasih banyak yang sudah mampir dan membaca karya ini 🙏🥰

Akhirnya end, dengan end yang menggantung. Terimakasih banyak 😌

Tag PJ EvaLiana63

#LovRinzWritingChallengeBatch02

Qoutes

"Tuhan tahu apa yang terbaik untukmu, makanya dia membuat Scenario versinya  yang paling terbaik, untuk menguji para hambanya."

"Terkadang cinta tumbuh di saat yang tidak tepat, untuk dua makhluk yang sebentar lagi berpisah.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang