Taman Hospital universitaire pitie Salpetiere Kota Paris
"Bagaimana kabarmu?" Agam bertanya mencairkan suasana hening di antara dirinya dan Claudia. Mereka berdua sedang menghirup udara segar di taman rumah sakit, yang nampak ramai pasien lainnya.
"Baik. Dan kau?" tanya Claudia dengan nada terdengar dingin di samping Agam. Claudia nampak menjauhkan tubuhnya beberapa senti dari samping Agam, mengikis jarak di antara mereka ia sebenarnya agak risih jika berdekatan dengan seorang pria.
"Seperti yang kau lihat sekarang, luka di kepala!" kekeh Agam menyentuh kepalanya, yang nampak di perban.
"Oh," gumam Claudia dengan dingin dan datar, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku blazer tebal yang ia gunakan. Menghirup udara segar di sekitarnya sambil menatap para pasien lain yang sedang duduk bersantai di taman rumah sakit, menatap sang surya yang sebentar lagi tenggelam.
"Mengapa kau menggemaskan begini? Aku jadi ingin mencubit pipimu dengan gemas!" Jangan bilang jika Agam diam-diam mencuri pandang Claudia, gadis cantik yang sedang duduk di sampingnya menggunakan blazer tebal dengan kacamata yang menghiasi kedua bola matanya yang berwarna cokelat.
"Hem." Claudia berdehem, sembari memperbaiki blazernya sepertinya jantung gadis itu tidak sedang baik-baik saja sekarang. Claudia diam-diam memicingkan matanya, menatap Agam yang secara diam-diam menatapnya dengan tatapan intens. Membuat jantungnya berdegup dengan kencang, rasanya Claudia ingin pergi sekarang juga, entah kenapa ketika pria itu mendekatinya jantungnya menjadi berdebar dengan kencang seperti ini.
Tidak seperti biasanya. Membuat Claudia heran, rasa apa ini? Ada yang aneh di hatinya? Jangan bilang dia menyukai pria itu!
Cih! Claudia berdecak sebal, mengusir jauh-jauh pikirannya yang aneh itu. Rasanya ia ingin berteriak sekarang! Jantungnya benar-benar tidak bisa di ajak kompromi. Untuk pertama kalinya jantungnya tidak aman jika berada di dekat pria yang bernama 'Agam' tersebut.
Rasa frustasi yang teramat mulai menyerangnya, ingin menjambak rambut sekarang juga. Tetapi sadar dia sedang dimana sekarang. Jangan berbuat hal aneh yang bisa membuat imagemu hancur wahai gadis Albert.
Argh! Hanya bisa berteriak dalam hati. Menatap sebal pria tampan, bernama Agam tersebut.
Menyebalkan! Jangan bilang dia sedang tersenyum kepadaku. Pikir Claudia, menatap ngeri pria tersebut senyumannya bahkan sekilau sinar mentari di pagi hari, rasanya jantung Claudia sedang senam gerak di dalam sana.
"Claudia ..."
Apa? Agam pria itu memanggil seorang wanita dengan selembut itu! Aaaaa benar-benar manis! Benar-benar manis. Bisa-bisanya seorang Agam Wiliam, bisa memanggil seseorang dengan selembut itu dimana sikap tak acuhnya kepada seorang wanita! Benar-benar momen langkah Andai ada Lucas di sini, mungkin sudah sedari tadi ia merekam momen langkah tersebut dan mengabadikannya.
Sementara Claudia yang di panggil hanya bisa diam, kondisi jantungnya benar-benar tidak aman sekarang! Tiba-tiba saja ada rasa gugup menyerangnya.
"Apakah kau tahu tipe wanita apa yang aku suka!" Tiba-tiba saja Agam berucap seperti itu, membuat Claudia terdiam dengan wajah yang terlihat terkejut benar-benar terkejut. Ia tidak menyangka pria itu akan bertanya seperti itu, hanya untuk menemuinya saja. Benar-benar bedebah! Membuang-buang waktunya saja.
Padahal tadi ia ingin menonton konser NCT di Chanel favoritnya. Hanya gara-gara pria ini, keinginannya untuk menonton konser NCT secara live tertunda. Claudia benar-benar kesal sekarang, bercampur emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT]
Ficción General"Merelakan adalah pilihan terbaik, daripada harus memiliki. Tuhan punya cara lain untuk, menguji kesabaran para hamba-hambanya-Nya." ~Arinda Tepat di tanggal 5 Februari 2022 seorang gadis keturunan Albert, mengembuskan nafas terakhirnya di hari be...