Dua minggu kemudian.
Mansion Utama Albert.
Claudia yang sudah sembuh, sudah di perbolehkan pulang ke Mansion Utama. Saat ini gadis itu nampak bersantai-santai di atas sofa kamarnya, selama beberapa hari ini Claudia di larang untuk keluar kamar oleh mom dan dadnya. Mereka begitu memperketat pergerakan putri mereka menjaganya, bak berlian yang takut jika orang lihat.
Ketakutan serta kekhawatiran tuan Dimitri kepada putrinya yang berlebihan, sepertinya bukan hanya berdampak kepada Claudia tetapi para seisi Mansion juga. Mereka pun ikut-ikutan di isolasi di dalam Mansion, bukan hanya Claudia saja yang di isolasi di dalam Mansion.
Benar-benar Dad Dimitri memperlihatkan ke posesifannya, makan pun Claudia di antarkan ke dalam kamarnya. Sungguh berlebihan bagi Claudia, ia merasa sangat risih jika harus di perlakukan seperti orang sakit parah, momnya pun ikut-ikutan seperti dadnya posesif kepadanya.
Setiap hari Claudia harus berdiam diri di dalam kamar, menyendiri sendirian di dalam kamar. Hanya bisa menggigit jari kuat-kuat, menahan dirinya untuk keluar dari kamar. Rasanya ia seperti orang gila di dalam kamar, hanya bisa berbicara kepada sebuah boneka yang beberapa hari ini menemaninya doo dalam kamar miliknya. Jangan tanyakan lagi, Claudia rasa imagenya sudah jatuh sejak di rumah sakit kemarin, mom dan dadnya bertengkar hanya seorang pria asing tidak sengaja menyenggol tangannya.
Hanya karena itu saja mereka bertengkar, membuat Claudia dan Caca frustasi. Jika sikap posesif dadnya kambuh maka akan sangat sulit untuk di hilangkan. Hanya terkecuali jika grandma berada di sini, dad Dimitri tidak akan bersikap posesif kepada Claudia sebab grandma akan marah besar.
Jangan pernah mengurung cucuku! Dia sudah besar! Apakah kalian ingin membuatnya tertekan karena sikap kalian yang posesif tingkat akut itu Apa kata dunia nanti, tentang cucuku. Itulah kata-kata yang bisa, membuat Dad Dimitri dan mom Lea terdiam.
Grandma memang sering memanjakan para cucu mereka, tetapi tidak semanja dan seposesif yang putri dan menantunya lakukan kepada para cucunya.
“Mom dan dad benar-benar sudah tidak waras ya? Bisa-bisanya aku di kurung seperti ini! Aaaaa habis sudah pai kesukaanku!” pekik Claudia dengan wajah yang kesal membanting ponselnya dengan cukup kuat, yang saat ini di pegangnya.
Rasanya ia ingin berteriak dengan kuat sekarang juga, memanggil para maid itu agar membebaskannya dari dalam kamarnya ini. Rasanya ia sudah tidak tahan lagi, melihat postingan adiknya itu, bersama dengan Karina mereka nampak menikmati sekotak pai di ruang tengah. Tanpa mengajak Claudia.
Ingatlah Claudia! Kau sedang menghadapi dad posesifmu! Jadi jangan harap kau bisa bebas!
“Benar-benar menyebalkan gara-gara pria itu argh! Sialan dia?!” maki Claudia memaki seorang pria yang tidaklah lain adalah Agam. Tidak ada pria lain yang berani mendekatinya selain Agam.
“Argh! Jika aku bertemu dengannya, jangan harap dia bisa lolos dariku. Ini semua karenanya! Benar-benar menyebalkan!” maki Claudia lagi kembali merebahkan tubuhnya dengan malas, di atas kasur king zee miliknya. Rasanya Claudia ingin memaki lagi, tetapi di hadapan pria itu langsung.
“Huh! Kenapa sih dad dan mom bisa menyetujui ucapan pria itu!” gumam Claudia dengan kesal memasang wajah masamnya. Ia merasa ada sesuatu yang aneh sedang terjadi, keluarganya baru saja bertemu dengan keluarga Wiliam tetapi mengapa dad dan momnya menyetujui ucapan pria itu? Padahal mereka baru bertemu loh.
Ikatan pertemanan pun belum ada, bahkan Claudia di buat melongo saat itu. Agam memeluk tubuhnya dengan secara tiba-tiba bahkan dadnya pun menyaksikan hal tersebut di depan matanya tetapi, mengapa dadnya tidak memukuli Agam hingga babak belur? Yang biasa ia lakukan jika ada satu orang pun yang berani mendekati putrinya Claudia. Apalagi sampai menyentuhnya, bisa-bisa orang itu masuk rumah sakit pada saat itu.
Benar-benar membuat Claudia bingung sekaligus penasaran, apa yang pria itu katakan kepada dadnya hingga, dadnya tidak memukuli pria itu sama sekali? Bahkan dadnya terlihat akrab dengan Agam, padahal baru saja bertemu. Benar-benar penuh tanda tanya di hati Claudia.
Jangan-jangan munculnya ke posesifan dadnya itu, dari Agam? Wah tidak bisa Claudia maafkan. Gara-gara pria itu seharian, ia di kurung di dalam kamar seperti orang yang sedang sakit parah. Tanpa ada teman, yang bisa di ajaknya berbicara selain boneka beruang yang sedang ia pegang.
“Aaaaa ... Rasanya aku benar-benar ingin, menelannya Hidup-hidup.” pekik Claudia dengan keras menggelegar di seisi ruangan. Sungguh malang nasibnya, hanya bisa melihat postingan adiknya saja, yang sedang menikmati sekotak pai Berry. Sedangkan Claudia cuman bisa, meneguk ludahnya susah payah di dalam kamarnya.
***
Ruang tengah Mansion.
Sementara di tempat lain, nampak dua orang gadis cantik sedang memakan pai Berry yang baru saja mereka dapatkan dari bingkisan seorang pria. Kedua gadis itu nampak tertawa dengan terbahak-bahak, setelah memposting sekotak pai yang sedang mereka makan itu. Rasanya begitu puas, sudah membuat kakaknya menahan emosi di dalam kamarnya.
“Haha ... Kau tahu Karin aku begitu bahagia, bisa membuat kak Claudia sangat kesal di dalam sana. Seperti apa ya wajahnya? Apa perlu kita video dan pajang di seluruh ruangan Mansion!” tutur Caca tertawa dengan penuh kemenangan.
Sambil mengunyah pai yang ia gigit.
“Aku tidak ikut-ikutan Ca, nyawaku hanya satu.” ujar Karina bergidik ngeri, membayangkan betapa menakutkannya wajah Claudia ketika melihat video aibnya yang Caca pajang di setiap sudut Mansion. Pasti akan terjadi bencana besar di Mansion. Sebelum itu menjadi nyata, Karina angkat tangan duluan, membayangkannya saja sudah membuatnya takut apalagi benar-benar terjadi. Pasti menakutkan.
“Karin ternyata kau penakut juga ya,” ejek Caca menahan tawanya ketika mendengar penuturan sepupunya tadi. Ternyata gadis dingin itu juga bisa takut ya, padahal mereka sama-sama wanita cuman bedanya Claudia perempuan nekat siapa yang berani menindasnya tidak akan pernah ia biarkan untuk bernafas. Sedangkan Karina hanya bisa meminta bantuan kepada kakaknya Kevin.
“Apaan si Caca kau pun sama saja. Tidak ada bedanya denganku!” balas Karina dengan sengit tidak Terima jika Caca mengejeknya penakut padahal mereka berdua sama-sama penakut, tidak ada bedanya.
“Huh! Tentu bedalah Karin kau ka—“ ucapan Caca terhenti, ketika melihat seorang maid datang dengan langkah terburu-buru seperti di kejar hantu. Berdiri tegap di hadapan, kedua nonanya itu membungkukkan tubuhnya dengan sopan.
“Selamat siang nona, maaf mengganggu waktu Anda, seseorang menitipkan sesuatu untuk nona Claudia!” ujar msid tersebut menundukkan kepalanya.
“Apa itu? Siapa nama pengirimnya?” tanya Caca membuat maud tersebut diam, mencoba Mengingat-ngingat nama pengirim barang tersebut.
“Sepertinya nama pengirimnya dari tuan Wiliam nona muda.”
“What?! Keluarga Wiliam!” pekik Caca dan Karina berteriak histeris. Ketika di beritahu jika nama pengirim tersebut, dari tuan Wiliam.
***Bersambung...
Happy Reading ❤💫
Tinggal beberapa bab lagi end. Kita lihat apakah Agam dan Claudia akan bersatu??
Tag Pj EvaLiana63
#LovRinzWritingChallengeBatch02
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT]
General Fiction"Merelakan adalah pilihan terbaik, daripada harus memiliki. Tuhan punya cara lain untuk, menguji kesabaran para hamba-hambanya-Nya." ~Arinda Tepat di tanggal 5 Februari 2022 seorang gadis keturunan Albert, mengembuskan nafas terakhirnya di hari be...