“Sakit! Dasar bit*h?!” aduh Viola mengibas-ngibaskan tangannya ke depan. Yang terasa sangat sakit. Akibat tancapan gigi taring milik Claudia di tangannya.
“Sakit ya? Kasihan! Ini belum seberapa Viola! Lo belum tahu gue siapa! Jadi jangan pernah memancing amarah gue! Sekali lagi gue beritahu ke Lo. Cepat hapus foto-foto itu, dan konfirmasi jika itu bohong semua! Jangan sampai gue angkat tangan dan, berikan Lo sesuatu yang tidak pernah Lo rasakan selama ini!” ancam Claudia dengan sangat tegas.
Tetapi manusia licik di hadapannya itu malah tertawa, tanpa ada rasa takut di hatinya. Jika sampai Claudia bertindak. Dan membuatnya hancur.
“Gue gak takut! Asal Lo tahu! Gue punya dad, yang bisa urus semuanya!” sombong Viola.
“Ck! Begitu. Ketika Lo tahu yang sebenarnya, Lo bakalan menyesal!” ucap Claudia.
“Dasar keras kepala! Cepat cabut semuanya. Dan kembalikan nama baikku, kalau tidak Terima semua akibatnya! Saya tidak pernah bermain-main dalam mengambil keputusan! Jadi pilihlah cepat. Sebelum Lo menyesal atas pilihan Lo sendiri.” tutur Claudia. Berbicara dengan berapi-api sungguh berbicara dengan orang, yang berpikiran pendek dan keras kepala. Bukanlah hal yang biasa untuk di hadapi.
Apalagi ini musuh sendiri.
“Oke! Gue bakalan cabut! Dengan satu syarat.” Sahut Viola tanpa Claudia sadari. Viola tersenyum penuh arti menatap Claudia.
“Jauhi Agam gue! Kalau sampai gue lihat kalian berdua, berdekatan! Lihat aja, gue yang bakalan lawan Lo!” tutur Viola dengan suara tegas.
Membuat Claudia seketika tertawa dengan terbahak-bahak. Bisa-bisanya Agam pria menyebalkan itu, Viola bawa ke dalam masalah mereka berdua dan menjadi ancaman Viola kepada Claudia. Bagi Claudia Agam bukanlah apa-apa baginya.
“Ck! Agam bukan apa-apa bagi gue. Ambil aja sana Agam Lo, biarpun Lo tidak suruh pun. Gue bakalan berjauh darinya,” Claudia berucap dengan santai tanpa sadar jika orang yang sedang mereka bicarakan. Berada tepat, di belakang mereka sambil mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar ucapan dari gadis berkacamata tersebut.
Ada guratan rasa tidak Terima di hatinya ketika mendengar ucapan dari sang gadis.
“Baguslah kalau begitu! Asal Lo tahu gara-gara Lo! Hubungan gue dan Agam berakhir! Agam minta putus ke gue karena Lo!” tunjuk Viola dengan berani menaruh jarinya, tepat di hadapan wajah Claudia.
Claudia yang memang tidak menyukai, jika seseorang berani menunjuk dirinya seperti ini. Dengan kesal menggigit jari Viola dengan kuat. Hingga sang empu meringis kesakitan.
“Dasar bit*h! Sakit Aww ...” ringis Viola dengan kesakitan.
‘Rasakan Viola! Makanya jangan pernah bermain-main bersama seorang Claudia,’ batin Claudia menyeringai tipis. Hendak pergi dari Rootpoff. Tetapi sebelum ia melangkah, Viola dengan berani menarik lengan Claudia dengan cukup kuat. Hingga membuat Claudia hampir saja terjatuh. Untungnya ada pemegang di sana kalau tidak Claudia benar-benar akan jatuh dari atas Rootpoff.
“KAU! BERANI SEKALI MENARIKKU?!” bentak Claudia dengan kasar menghempaskan tangan Viola yang memegang erat lengannya. Lalu menatap wanita itu dengan sangat tajam. Hampir saja ia terjatuh dari Rootpoff karena wanita itu.
“Ya aku berani! Karena aku membencimu Claudia! Sangat membencimu. Aku ingin kau juga, ikut merasakan sakit yang aku rasakan!” terang Viola. Membuat Claudia seketika menatap wanita itu dengan sorot yang tajam.
“Ck! Kau begitu bodoh Viola! Benar-benar bodoh. Kau pikir aku sudi! Kan yang salah adalah kau sendiri! Jangan pernah menarik seseorang di dalam masalah yang kau perbuat!” Claudia berbicara dengan penuh penekanan menatap Viola dengan sangat tajam.
“Menarik seseorang? Wah apakah kau sedang menasehatiku Claudia, benar-benar gadis yang tidak tahu diri! Kau pantas di sebut seorang pecundang!” sinis Viola segera berdiri dari terjatuhnya. Karena Claudia tadi menghempaskan tubuhnya dengan sangat kuat, hingga ia terhuyung ke belakang. Untungnya ada sebuah pemegang kalau tidak, entah apa yang akan terjadi kepada mereka berdua, di tambah bangunan Rootpoff yang menjulang tinggi. Membuat siapa saja yang terjatuh, tidak akan terselamatkan.
“Ternyata berbicara dengan orang yang tuli lebih baik, ketimbang berbicara dengan orang yang tidak tuli tetapi susah untuk di buat mengerti! Karena pola pemikirannya yang pendek!” sinis Claudia.
Membuat emosi Viola seketika naik. Entah dapat dorongan dari mana, Viola segera berjalan mendekati Claudia dan mendorong tubuh gadis itu dengan sangat kuat, menggunakan tenaga dalam. Claudia yang tidak Terima pun membalas perbuatan Viola, mereka pun saling dorong-mendorong.
Hingga sampailah mereka di pembatas gedung, yang kebetulan tidak di pasangi pembatas. Claudia yang benar-benar emosi, dan sudah sangat lama menantikan hal tersebut terjadi. Dimana dirinya membalas semua perbuatan Viola. Tidak membuang-buang waktunya ini, ia segera mendorong Viola agar naik di atas gedung.
Tampak tubuh Viola bergetar hebat, ketika melihat pemandangan menakutkan di bawahnya. Ia takut jika dirinya sampai jatuh ke bawah. Sepertinya rencana yang ia buat tadi akan gagal total, bukan ini yang ia Rencanakan. Seharusnya dirinyalah yang, melakukan hal tersebut, yaitu mendorong Claudia. Tetapi bukan dia yang akan di dorong oleh Claudia. Benar-benar karma itu ada.
“Le—lepaskan aku please! Ini menakutkan!” pinta Viola memohon kepada Claudia. Agar melepaskan dirinya.
“Tidak semudah itu! Tunggu sebelum kau menyadari semua kesalahan yang kau perbuat kepadaku. Setelah itu aku akan membebaskanmu,” ucap Claudia.
“Baiklah! Lepaskan aku dulu please ini sungguh menakutkan! Apakah kau tidak tahu, aku ini phobia ketinggian!”
“Aku tidak perduli! Kau phobia atau tidak. Yang jelas, jika kau masih ingin bermain-main bersamaku. Aku jamin kau tidak akan pernah bebas dariku Viola!” Claudia berucap sembari memegang tubuh Viola agar naik lagi ke atas.
“CLAUDIA! LEPASKAN AKU!” pekik Viola ketakutan. Tetapi Claudia tidak mendengarkan teriakan dari Viola yang memanggil namanya.
“Tolong! Tolong!” teriak Viola benar-benar di buat takut, dengan gadis yang berada di belakangnya itu. Sungguh gadis yang mengerikan.
“Tolong please! Siapapun tolong aku! Selamatkan aku dari gadis gila ini?!” pekik Viola dengan keras. Ingin menangis. Karena dirinya begitu takut dengan ketinggian.
Sementara Claudia, seperti orang yang kesetanan. Ia bahkan tidak memperdulikan teriakan serta pekikan dari Viola. Terlanjur emosi di buat oleh wanita itu. Rasanya Claudia ingin sekali mendorong wanita itu dari atas gedung sekarang juga.
Saat hendak mendorong Viola dari atas gedung Rootpoff, tiba-tiba saja Claudia merasakan tubuhnya seperti di dorong dengan kuat dari belakang.
“Brian! Cepat sayang! Cepat dorong dia.” Pekik Viola menyuruh kekasihnya untuk segera mendorong Claudia. Tanpa Viola sadari dirinya pun akan ikut terdorong juga bersama Claudia.
“Baiklah!” tutur Brian tanpa sadar jika orang yang akan ia dorong. Adalah Claudia wanita yang ia sukai.
“Akh!” pekik Viola dengan panik. Karena dirinya ikut terdorong dari atas gedung bersama dengan Claudia. Claudia yang tidak habis akal sampai di situ, dengan tenang menggapaikan kedua tangannya di atas pembatas kaca. Walaupun tangannya berdarah karena terkena serpihan kaca.
Sementara Brian yang sadar jika dirinya mendorong Claudia. Dengan panik berteriak meminta pertolongan. Kevin yang kebetulan berada di situ dengan tergesa-gesa berlari melihat keadaan Claudia sekarang.
“Claudia!” pekik Kevin dengan panik. Segera membantu Claudia untuk segera naik. Sebelum ia benar-benar terjatuh ke bawah.
Sementara Viola gadis itu ikut-ikutan berpegangan di kaki Claudia.
***Bersambung...
Happy Reading 🤩
Pengumuman 🙏
Untuk beberapa hari saya gak update dulu, soalnya kondisi badan yang kurang fit 🙏😢
In Syaa Allah hari senin, update banyak-banyak 😍 Mengejar DL.
Jangan lupa Vote and komen kalian 😍
Tag PJ
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT]
General Fiction"Merelakan adalah pilihan terbaik, daripada harus memiliki. Tuhan punya cara lain untuk, menguji kesabaran para hamba-hambanya-Nya." ~Arinda Tepat di tanggal 5 Februari 2022 seorang gadis keturunan Albert, mengembuskan nafas terakhirnya di hari be...