“Cepat! Katakan di mana mobilku?!” bentak Agam lagi. Dengan mengusap wajahnya frustasi.
“Sorry bro. Aku kira siapa, yang menelponku, karena kau memanggilku Luca makanya aku kira orang!” sungut Lucas cengegesan. Tanpa sadar membuat Agam geram, di balik telpon.
“Lucas! Dimana mobilku?!” geram Agam dengan emosi. Membuat Lucas seketika, berhenti terkekeh. Ketika mendengar suara Agam yang terdengar, geram kepadanya.
“Mobilmu, aku parkir kan di samping mobil, milik gadis berkacamata itu!” ucap Lucas. Membuat Agam seketika terdiam, ternyata mobil yang ia lihat tadi, yang terparkir di samping mobil milik Claudia itu memang mobil miliknya.
“Shit!” gumam Agam dengan kesal, mematikan sambungan telpon tersebut. Dengan tergesa-gesa ia segera pergi, menuju ke tempat mobilnya terparkir. Karena saat ini, momnya pasti sudah menunggu kedatangannya sedari tadi, di bandara.
‘Gadis itu harus, aku hukum! Karenanya aku sampai melupakan mom ku,’ batin Agam.
***
Sementara di tempat lain.
"Come va?" tanya nyonya Lea menatap wajah, putrinya yang nampak pucat pasi serta keringat yang bercucuran membasahi pelipisnya.
[Apa kabarmu?]
"Okay mamma."
[Baik mom]
"Perché non vieni a prenderci? Alle mie due figlie non mancano mamma e papà?" tanya nyonya Lea menatap putrinya Claudia dengan intens.
[Mengapa tidak datang menjemput kami? Apakah kedua putriku ini, tidak merindukan mom dan dadnya?]
"Scusa mamma, non posso venire a prenderti perché ho un affare urgente. Devo fare a scuola!" ucap Claudia dengan berbohong. Karena yang sebenarnya, ia pergi bukan karena urusan tetapi karena, ingin memberikan satu pelajaran untuk Agam pria menyebalkan yang baru pagi tadi ia temui.
[Maaf mom, aku tidak bisa datang untuk menjemput kalian karena ada, urusan mendadak. Yang harus aku kerjakan di sekolah]
"E Caca, per quale motivo non sei venuta a prenderci? Claudia ha già risposto prima." tanya nyonya Lea menatap putri, bungsunya dengan intens.
[Dan Caca, apa alasanmu tidak datang menjemput kami?
"Scusa mamma, ho dormito troppo!" jawab Caca.
[Maafkan aku mom, aku ketiduran]
"Papà, nostra figlia davvero!" kesal mom Lea menatap kedua putrinya dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT]
General Fiction"Merelakan adalah pilihan terbaik, daripada harus memiliki. Tuhan punya cara lain untuk, menguji kesabaran para hamba-hambanya-Nya." ~Arinda Tepat di tanggal 5 Februari 2022 seorang gadis keturunan Albert, mengembuskan nafas terakhirnya di hari be...