Bab 11. Karina

49 30 2
                                    

Satu minggu kemudian

Rumah Sakit Internasional.

Claudia yang sudah satu minggu ini di rawat di rumah sakit, karena habis melakukan operasi pengangkatan payudaranya sebelah kiri. Kini, sudah sembilan puluh persen pulih kata Dokter Ridwan. Hanya menunggu kurang lebih dua minggu lagi, baru bisa di katakan seratus persen pulih perkiraan Dokter Ridwan. Dan saat ini Claudia, sudah bisa di perbolehkan pulang ke mansion Utama. Karena kondisinya yang sudah agak mendingan membuatnya, memutuskan untuk di rawat di mansion saja.

Mansion Utama.

Saat ini, semua keluarga serta kerabat keluarga Albert. Tengah berkumpul di Mansion Utama, ketika mendengar kabar bahwa ponakan mereka habis melakukan operasi pengangkatan payudara. Membuat mereka semua datang. Dari negara asal mereka, Italia.

"Sayang, apakah kau tidak lapar? Mengapa melamun seperti itu?" tanya mom Lea sembari mengusap rambut milik putrinya tersebut. Dengan penuh kasih sayang. Sungguh mom Lea tidak kuasa, melihat keadaan putrinya yang sekarang ini, benar-benar membuatnya sedih.

"Aku tidak lapar mom. Perutku masih kenyang!" jawab Claudia seraya tersenyum kepada momnya. Yang nampak mengkhawatirkan dirinya.

"Benarkah? Mom kira kau belum makan sayang, makanya mom bertanya." sahut mom Lea.

"Mom, aku mau bertanya. Dokter Ridwan, mengatakan apa kepada mom tempo hari itu?" tanya Claudia menatap momnya dengan penasaran.

Karena di mana saat ia di dalam ruangan ICU. Ia sempat mendengarkan ucapan Dokter Ridwan kepada momnya saat, obat bius yang Suster berikan kepadanya belum sepenuhnya bekerja di dalam tubuhnya. Saat itu ia masih setengah sadar.

"Maksudmu apa sayang? Dokter Ridwan tidak memberitahukan apa-apa kepada mom," jawab mom Lea dengan jujur. Membuat Claudia terdiam. Apakah ia yang salah dengar.

"Tidak ada mom. Jika mom, keluar aku mohon tolong panggilkan Kevin dan Karina kesini mom," pinta Claudia dengan memohon.

Sudah sekian lama, ia tidak bertemu dengan kedua saudara sepupunya itu, karena kesibukan masing-masing membuat mereka tidak bisa bertemu lagi. Kevin yang kebetulan mengambil alih perusahaan milik dadnya, membuatnya sangat sibuk hingga, tidak punya waktu luang untuk berkomunikasi dengan para sepupunya yang lainnya. Sedangkan Karina yang, baru dua bulan lalu resmi menjadi seorang model di sebuah gedung entertainment membuatnya sibuk akibat jadwal yang padat, sehingga tidak bisa menjenguk Claudia pada saat di rumah sakit.

"Baiklah sayang, jika itu membuatmu baik." Sahut mom Lea dengan tersenyum, segera mengecup dahi putrinya dengan penuh kasih sayang. Setelah itu ia pun, segera pergi dari kamar milik Claudia. Yang terletak di lantai atas bersampingan dengan kamar milik Caca.

Selepas mom Lea pergi. Claudia dengan lega menghela nafasnya, akhirnya ia bisa kembali menyendiri lagi di dalam kamarnya. Karena Claudia, begitu suka dengan tempat yang tenang tanpa adanya seseorang yang menemani. Sejak kecil Claudia, begitu takut dengan tempat yang gelap serta sunyi tanpa seseorang. Karena waktu itu, otaknya masih mempercayai hal-hal mistis seperti itu. Tetapi berbanding terbalik dengan sekarang, ketika mendengar kabar buruk tentang penyakit yang sedang ia alami.

Membuatnya berubah, yang dulunya penakut dan suka bermanja-manja kepada kedua orang tuanya. Kini berubah menjadi sosok, yang pemberani, kuat dan mandiri. Bahkan penampilannya pun ikut berubah, dulunya ia menyukai pakaian-pakaian yang sedikit terbuka, tetapi sekarang tidak lagi ia lebih menyukai pakaian yang oversize dan tertutup.

Saat tengah asik, membaca novel yang ia pegang. Tiba-tiba saja Claudia di buat terkejut dengan seseorang yang tiba-tiba saja, membuka pintu kamar miliknya tanpa permisi terlebih dahulu.

"Kak Cha!" pekik gadis cantik tersebut dengan bahagianya memeluk, tubuh Claudia dengan erat. Hingga membuat Claudia tersiksa karena pelukan tersebut.

"Kak Cha, aku sangat merindukanmu!" ucap gadis tersebut. Yang tidak lain adalah Karina sepupunya yang paling manja.

"Ka-Karina lepas in-ini sesak!" sahut Claudia dengan kesalnya. Membuat Karina segera mengurai pelukan mereka, ketika melihat wajah kak Claudia yang nampak kesal kepadanya.

"Sorry, aku begitu merindukan kakakku yang cantik ini. Makanya aku memelukmu dengan erat," tutur Karina cengegesan.

Membuat Claudia kesal. Rasanya dadanya, masih terasa sangat sesak. Karena pelukan yang ia dapatkan dari Karina tadi.

"Kak, kau tahu kak Kevin begitu merindukanmu. Dia bahkan, memberitahukannya secara langsung kepadaku." Ucap Karina dengan bangganya, karena untuk pertama kalinya kakaknya yang terkesan berdarah dingin itu, memberitahukan kepadanya secara langsung akan rasa rindu yang ia rasakan kepada Claudia.

"Benarkah? Dan Kevin di mana sekarang? Mengapa kalian tidak bersama-sama lagi?" tanya Claudia.

"Kak apakah kau tahu?" tanya Karina bertanya. Membuat Claudia kesal. Karena pertanyaannya di jawab dengan pertanyaan juga.

Karina sungguh tidak pernah berubah, ia masih sama seperti dulu. Jika berbicara pasti, tidak akan pernah nyambung.

"Karina, jawab pertanyaanku dulu! Jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lagi. Aku jadi bingung sekarang," keluh Claudia. Membuat Karina tertawa tanpa bersalah.

"Haha ... Kak, kau sungguh lucu," tawa Karina membuat Claudia semakin kesal.

"Sudahlah berbicara denganmu, membuat otakku tidak berfungsi dengan baik lagi. Kau sungguh menyebalkan Karina!" ketus Claudia, segera turun dari atas kasur king zee miliknya. Lantaran kesal di buat oleh gadis aneh yang berada di hadapannya itu. Yang tidak lain adalah, sepupunya sendiri, sebelas dua belas seperti adiknya Caca. Menyebalkan plus manja.

"Kak Cha, tunggu Karin! Hei kak Cha!" pekik Karina dengan kesal karena telah di tinggalkan sendirian oleh Claudia. Dengan tergesa-gesa ia menyusul gadis berkacamata itu, yang keadaannya sudah hampir sepenuhnya pulih. Bahkan Claudia, sudah bisa berjalan.

'Kak Cha, benar-benar menyebalkan. Bisa-bisanya aku di tinggalkan di dalam kamar miliknya seorang diri hiks. Sungguh menyebalkan, mana sepi lagi,' batin Karina dengan kesal terus melangkahkan kakinya, dengan tergesa-gesa menuju lift yang terdapat di sebelah kiri.

***

Keesokan harinya.

Claudia yang sudah bersiap-siap, untuk berangkat ke sekolah segera mengambil tas miliknya. Ia masih ingat kejadian tadi malam di mana, mom dan dadnya melarang dirinya untuk kembali bersekolah dulu. Mengingat dirinya yang belum sepenuhnya pulih membuat tuan Dimitri dan nyonya Lea, melarang putrinya untuk sekolah dulu. Sebelum kondisinya seratus persen pulih.

Karena mereka takut, jika terjadi sesuatu yang tidak mereka inginkan, terjadi kepada Claudia. Claudia yang memang notabenenya gadis keras kepala, sempat marah atas larangan dari mom dan dadnya. Ia rindu sekolah, rindu suasana sekolah dan di bawah pohon adalah, tempat favoritnya di mana ia menghabiskan waktu istirahat sendirian tanpa adanya teman.

Sebab di sekolah, tidak ada satu pun remaja yang ingin berteman dengannya. Karena mereka mengira, Claudia adalah gadis cupu sepenuhnya. Padahal aslinya, Claudia bukanlah gadis cupu.

***

Happy Reading 🥰

Jangan lupa vote and komennya 🙏🥰

#LovRinzWritingChallengeBatch02

Penerbit_LovRinz

Tag PJ

EvaLiana63

Visualnya di bab selanjutnya ya 😄

SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang