"Lepaskan! Jika tidak, tanganmu akan aku gigit!" ancam Claudia. Membuat Agam segera melepaskan cengkraman tangannya pada lengan Claudia, ketika mendengar ancaman dari gadis itu. Karena Agam, takut jika tangannya akan di gigit untuk yang kedua kalinya oleh gadis berkacamata yang berada di hadapannya itu.
"Mengapa kau terus saja mengangguku hah?!" bentak Claudia dengan emosi. Setiap ia ingin menjauhi pria itu. Pria itu justru mendekatinya terus, dan selalu saja menghentikan dirinya saat ingin membalas kepada lawannya.
"Mengganggumu? Apakah aku tidak salah dengar?" tanya Agam. Dengan sinis memandang wajah cantik tersebut, yang nampak menggunakan kacamata di kedua bola matanya.
"Lebih tepatnya, kau mengikuti ke mana pun aku pergi! Dan apakah itu tidak sebut sebagai mengganggu!" ketus Claudia.
Baru hari pertama ia masuk kembali ke sekolah, sudah membuat dirinya darah tinggi. Apalagi seterusnya. Claudia benar-benar, akan darah tinggi setiap hari.
"Kau ini gadis jenius apa bukan? Mengapa kau tidak bisa membedakan, yang mana mengganggu dan mengikuti!" tutur Agam.
"Tentu sama! Karena kau mengikutiku sekaligus menggangguku!" sinis Claudia menatap tajam Agam.
Sementara Agam yang mendapat tatapan tajam, dari gadis berkacamata yang berada di hadapannya ini. Hanya bisa tersenyum sinis. Ternyata gadis ini, galak juga. Melebihi kegalakan momnya.
"Baru pertama kali, dalam hidupku aku bertemu dengan gadis galak dan kejam sepertimu," ujar Agam dengan jujur, gadis seperti Claudia ini, begitu menarik perhatian seorang Agam Wiliam. Karena memiliki keberanian, dan tekad yang kuat serta, berpenampilan sederhana. Jarang gadis sekarang ingin berpenampilan sederhana seperti ini.
"Oh ya! Terserah kau saja! Jangan pernah mengikutiku lagi!" tegas Claudia segera merapikan pakaiannya yang nampak berantakan. Setelah selesai Claudia segera melangkahkan kakinya untuk pergi, tetapi sebelum pergi Claudia ingin memberi peringatan kepada pria yang telah membuatnya marah tadi.
"Dan kau! Jangan pernah menyebut nama keluargaku lagi! Dan tutup mulutmu itu, jangan sampai orang-orang dengar yang kau ucapkan tadi. Aku mohon sekali lagi kepadamu, jika kau tidak ingin berhadapan langsung denganku!" pinta Claudia. Setengah berbisik kepada pria asing tersebut.
Sementara pria asing itu, hanya bisa diam. Sambil menatap intens wajah Claudia, gadis yang sudah lama ia incar-incar. Ternyata pria asing itu, sudah lama menyukai Claudia bahkan secara diam-diam menyimpan foto Claudia.
Bahkan nama keluarga Claudia pun ia tahu. Karena secara, diam-diam pria itu menyuruh orang suruhannya untuk menyelidiki identitas asli dari seorang tuan Dimitri. Hingga ke anak istrinya pun di Selidiki langsung.
Memang keluarga Albert, selalu menyembunyikan identitas para keluarga mereka. Karena tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepada anggota keluarga mereka, apalagi pada keturunan mereka. Akan mereka jaga dengan ketat. Contohnya Claudia, ia tidak pernah memakai marga asli keluarganya di belakang namanya. Sebab ia sangat menghargai privasi dadnya. Hanya Caca saja yang berani melanggar privasi dari dadnya.
Sementara di lain sisi, Agam yang melihat tubuh Claudia sangat dekat dengan pria asing itu. Tiba-tiba saja ia merasakan panas di dadanya. Ada rasa marah di hatinya, ketika melihat gadis itu begitu dekat dengan pria asing itu, hingga tubuh mereka hampir bersentuhan. Membuat Agam seketika marah. Ada rasa tidak Terima jika Claudia, berdekatan dengan seorang pria.
"Terimakasih, jangan sampai itu terjadi. Aku pegang kata-katamu tadi!" tegas Claudia. Menatap pria asing tersebut dengan sangat tajam. Ketika semuanya sudah selesai sesuai, permintaan Claudia. Yang ingin pria itu, menutup mulutnya dengan rapat-rapat. Jangan sampai identitas keluarganya terbongkar di mata publik.
Claudia pun segera pergi, dari tempat tersebut. Meninggalkan Agam dan pria asing itu, yang nampak saling tatap dengan tatapan tajam.
"Hai teman, perkenalkan aku Brian!" sapa Brian dengan sinis. Mengulurkan tangannya tepat ke hadapan pria yang ia yakin, adalah Agam Wiliam. Anak pemilik sekolah terkenal tempatnya bersekolah ini.
Sementara Agam, yang melihat uluran tangan dari Brian. Hanya diam saja, tanpa ada niatan untuk membalasnya. Karena Agam masih marah ketika melihat Brian, yang mencoba dekat-dekat dengan Claudia tadi.
"Pergilah! Jangan ganggu aku," usir Agam. Membuat Brian tersenyum sinis.
"Ternyata kau kasar juga teman!" ucap Brian. Tetapi Agam, tidak memperdulikannya sama sekali. Karena saat ini ia harus segera menemui Claudia ingin memberikan, satu hukuman kepada gadis itu. Karena telah berani membentaknya tadi. Padahal aslinya, ia ingin menghukum Claudia karena gadis itu sudah berani berdekatan dengan seorang pria.
Agam yang tidak ingin berlama-lama, mendengar coletah tidak berfaedah pria bernama Brian itu. Segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat tersebut. Meninggalkan Brian sendirian tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Sementara Brian yang, sadar jika pria yang berada di sampingnya tadi sudah pergi. Langsung tersenyum sinis. Sepertinya pria itu marah kepadanya, karena telah berani berdekatan dengan Claudia tadi.
'Ternyata dia benar Agam Wiliam. Kapan-kapan jika bertemu lagi, aku akan menantangnya untuk bermain basket, sepertinya sangat asik jika Claudia pun ada,' batin Brian tersenyum. Ketika kembali mengingat wajah gadis cantik, pujaannya itu.
***
Sementara di tempat lain.
Tring ... Tring ... Tring
Bunyi bel istirahat. Claudia yang kebetulan, dari mansion membawa bekal Sandwich kesukaannya. Segera membuka kotak bekal tersebut. Sambil melihat isi dalamnya. Ternyata momnya juga, menyediakan buah-buahan segar untuknya. Dengan lahap Claudia pun memakan Sandwich tersebut hingga habis.
Dari kecil, sampai sekarang. Claudia tidak pernah, absen membawa bekal ke sekolah.
"Mom, tidak pernah lupa apa yang aku sukai dan tidak." gumam Claudia dengan tersenyum. Hingga memperlihatkan deretan gigi kelincinya.
"Huh, seperti ini rasanya sangat tenang! Tanpa ada penganggu, di tambah cuaca yang mendukung. Sepertinya sangat asik jika membaca novel juga!" ujar Claudia. Seraya menyandarkan kepalanya ke pohon. Tempat kesukaannya untuk menyendiri dari orang-orang.
Saat ingin menutup kedua matanya, untuk menikmati lebih dalam lagi ketenangan yang ia dapati. Tiba-tiba saja sebuah tangan kekar seseorang menyentuh kedua pipinya. Hingga membuatnya terlonjak kaget.
"LO!" pekik Claudia dengan terkejut. Seraya mengusap dadanya. Rasanya jantungnya, ingin copot dari tempatnya. Karena di buat kaget oleh pria yang tidaklah lain Agam.
***
Bersambung...
Happy Reading 🥰
Jangan lupa Vote + Komen kalian ya 😄
Izin tag PJ
#LovRinzWritingChallengeBatch02
Please krisan 🙏❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT]
General Fiction"Merelakan adalah pilihan terbaik, daripada harus memiliki. Tuhan punya cara lain untuk, menguji kesabaran para hamba-hambanya-Nya." ~Arinda Tepat di tanggal 5 Februari 2022 seorang gadis keturunan Albert, mengembuskan nafas terakhirnya di hari be...