Part. 1

244 68 13
                                    

"Nice to meet you, cewek biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nice to meet you, cewek biru."

🪐🪐🪐

Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Akan tetapi, sosok gadis dengan style serba biru itu terlihat masih menunggu seseorang. Sepertinya ia sehabis mengikuti kegiatan les. Terbukti di pundaknya di lengkapi tas ransel sekolah.

Panggil saja gadis itu Aretha. Ia sedang menunggu sang kakak yang berjanji akan menjemputnya 15 menit lalu. Namun, sampai sekarang belum juga datang.

Saat dirinya sedang sibuk mengumpati sang Kakak, kedatangan seseorang membuat dunianya teralihkan. Seorang lelaki memberhentikan motor tepat di hadapannya. Tidak lama helm yang dipakai terlepas hal ini membuat jantung Aretha berdetak dua kali lipat.

"Sendirian aja neng?" Sapanya dilengkapi senyuman ramah.

Aretha terdiam kaku meneguk ludahnya berkali-kali. Di hadapannya ini sekarang terpampang jelas sosok lelaki yang harus ia hindari di SMA JUPITER. Merasa terabaikan lelaki itu tak menyerah mengajak Aretha berinteraksi. Bahkan sekarang telapak tangan lelaki itu terulur bersamaan dengan ucapan memperkenalkan diri.

"Halo, gue si virgo social butterfly, cowok pecandu keindahan alam semesta, panggil gue Erlangga." ucap lelaki itu seraya bersenandung melafalkan salam perkenalannya.

Aretha memandang manik mata cokelat tua, dan telapak tangan di hadapannya secara bergantian. Tatapannya memancarkan kebingungan, batinnya berkata.

Cowok Aneh!

"Gue ga minta lo buat memperkenalkan diri." Balas Aretha mengabaikan uluran tangan lelaki itu.

Erlangga membasahi bibirnya yang sedikit kering guna menutupi sedikit rasa malunya karena tak direspon baik.

"Gue inisiatif pengen memperkenalkan diri." Sahutnya dengan menggoyangkan telapak tangannya sebagai kode agar gadis itu segera menerima ulurannya.

"Gue udah tau." Sahut Aretha cepat.

Tidak tahukah bahwa Aretha sedang menahan rasa takut? Ya, gadis itu berusaha mengalihkannya dengan mempererat pegangan pada tas ranselnya.

Erlangga berdecak kesal."Ck. Hargain dikit kek, pegel nih. Gantian dong lo yang kenalin diri terus balas jabat tangan gue."

Aretha memandang tajam, kesal, ingin sekali mendorong bahu lelaki itu agar tubuhnya menjauh bahkan sampai tiba dirumah lelaki itu.

"Banyak mau, Aretha!" Aretha terpaksa menerima uluran tangan tersebut.

Mereka berjabat tangan selama beberapa detik, sebelum Aretha terlebih dulu melepasnya.

Erlan tersenyum puas. "Nah nurut gini kan enak."

"Banyak omong deh lo."

Tampaknya Aretha sudah melupakan rasa takutnya, terbukti dari postur tubuhnya yang sekarang lebih rileks.

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang