Part. 22

56 34 1
                                    

"Tentang dia jika aku ditanya, 'apa yang istimewa dari dia?' Jawabannya tidak ada, hanya saja tidak ada yang istimewa jika tanpa dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tentang dia jika aku ditanya, 'apa yang istimewa dari dia?' Jawabannya tidak ada, hanya saja tidak ada yang istimewa jika tanpa dia."

🪐🪐🪐

Waktu sudah hampir menunjukkan bel masuk. Namun, keadaan kelas Aretha jauh dari kata tenang. Masih banyak yang tertawa kesana kemarin. Masih banyak yang sibuk bergerombol hanya untuk membahas meme tiktok. Adapula yang masih asik meletakkan kepalanya di atas meja.

Aretha sedang mengganti tanggal di papan tulis. Ketenangannya itu terganggu karena teriakan seksi kebersihan yang selalu memastikan jadwal piket.

"Woy! Hari ini siapa yang piket?"

"Arga piket!"

"Gue senin bego!"

"Halah mulut kau! Selasa yaa!"

"Nanti lah! Pulang sekolah."

"Gue tahu akal-akalan lo pasti kabur!"

"Yang lain deh memangnya cuman gue?"

Tok tok

"Permisi, paket!"

Kerusuhan kelas berubah menjadi hening. Namun, tak lama kembali berisik menggoda Aretha terang-terangan.

"Ihiy! Aretha di apelin pacar."

"Erlangga tuh Tha!"

"Samperin gas!"

"Ngapain, Lang?"

Keasikan Aretha dalam dunianya dikejutkan Erlangga. Lelaki itu mendadak sudah berada di hadapannya. Aretha yang memang lebih tinggi karena naik ke lantai area papan tulis. Membuatnya bisa menatap jelas tubuh Erlangga dari atas hingga bawah.

"Gue titip buku dari Bu Heny." Erlangga menggoyangkan tumpukan buku di tangannya.

Aretha meringis ngilu takut buku sebanyak itu jatuh karena Erlangga goyangkan seringan kapas.

"Sini biar gue yang bagi." Ucapnya hendak merebut buku itu.

Erlangga menjauhkannya membuat Aretha protes.

"Berat biar gue taruh di meja." Erlangga beraksi meletakkan buku tersebut di atas meja guru.

"Nanti kalau mau bagi dibantu sama yang lain juga ya?"

Aretha berdeham singkat.
"Makasih udah bawain ke kelas."

Erlangga mengangguk dua kali.

"Lama gak lihat lo tambah gembul aja pipinya." Godanya menjahili.

Aretha memasang tampang jutek.
"Lo juga tambah nakal."

"Padahal pawangnya galak." Sambungnya meledek.

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang