Part. 23

47 33 3
                                    

"Terimakasih banyak, berkatmu aku merasa bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terimakasih banyak, berkatmu aku merasa bahagia. Berkatmu aku bermimpi indah. Walaupun kamu, dan aku ditakdirkan semu. Kebahagiaan sederhana yang kau beri terasa nyata buatku."

🪐🪐🪐

       Selama pelajaran berlangsung Aretha tak jarang terciduk melamun. Konsentrasinya buyar karena Kelvin. Tadi sewaktu Laskar meminta Rhei untuk mengikutinya ke rumah sakit. Aretha sempat meminta untuk ikut juga, tetapi tak dibolehkan.

Sekarang sudah waktunya istirahat, tetapi dua teman Kelvin belum juga balik dari rumah sakit. Hal ini tentu menjadi isi kepalanya berisik.

"Tha?" Sylvia membuyarkan lamunannya.

"Lo sama Kenzy duluan aja gue gak ngantin." Sahutnya hendak menaruh kepala di atas meja.

Kenzyra berdecak. "Lo ga boleh skip makan, Tha."

"Gue ga lapar."

"Lo pasti kepikiran Kelvin kan?"

"Ya menurut lo?"

"Lo tenang aja Kelvin ga akan kenapa-kenapa."

"Gimana gue mau tenang kalau sebelum Kelvin pingsan dia ngomong ngelantur?"

Dua sahabatnya tak bersuara lagi. Mereka jelas mendengar ucapan Kelvin  seperti sinyal ingin pergi jauh meninggalkan mereka.

"Kalian ke kantin aja."

Dengan berat hati keduanya meninggalkan Aretha seorang diri. Gadis itu menelungkupkan kepala di atas meja. Namun, ketika matanya terpejam dunia mimpi menyerangnya. Gadis itu gelisah dalam tidurnya.

"Mah, Pah, jangan tinggalin Aretha." Gumamnya dengan air mata bercucuran.

Sampai kedatangan Erlangga menenangkannya. Lelaki itu hadir di sebelahnya membuat mimpi buruknya lenyap.

"Jangan takut ada gue Tha."

Ketenangan Aretha tak berlangsung lama karena riuh kelas mengganggunya. Matanya terbuka dihadiahi keberadaan Erlangga dengan tatapan hangat.

"Lo udah bangun?" Gadis itu berdeham pelan.

Manik matanya menyapu sekitar ternyata teman-temannya sudah kembali masuk.

"Lo ngapain di sini?"

"Gue khawatir sama lo."

"Gue gapapa lo boleh pergi."

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang