Part. 4

104 59 5
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

"Datang kapanpun lo butuh gue."

🪐🪐🪐

Aretha melangkah lincah menuju perpustakaan. Sehabis mengantarkan seragam Erlangga ke kelasnya. Gadis itu langsung saja mengacir kemari. Ia memang bukan tipikal gadis yang singgah di perpustakaan. Namun, karena janjinya dengan seseorang terpaksa membuat raganya ini tersesat diruangan para kutu buku berkumpul.

"Hey!" Seru Aretha lirih tak ingin ditegur penjaga perpustakaan.

Lelaki itu menoleh menampilkan senyum terbaiknya. "C'mon, gue udah pinjam buku matematika nih Tha."

Aretha duduk di hadapan pemuda itu.
"Mau belajar dari mana?"

"Dari materi kita yang sekarang aja ya?"

"Oke, tapi sebelumnya gue mau bilang.."

Kelvin menaikkan sebelah alisnya.
"Bilang?"

"Makasih ya buat semuanya. Sebenarnya lo ga perlu keluarin Veronica dari sekolah, kasihan dia pasti bingung mau sekolah dimana."

Lelaki itu melempar senyuman hangat. "Dia gue pindahin ke sekolah keluarga gue yang lain."

Veronica ditindak lanjuti oleh sekolah atas permintaan Kelvin selaku cucu pemilik sekolah. Lelaki itu meminta guru BK membuat surat pemindahan Veronica ke sekolah milik keluarganya yang lain di kota Jakarta. Hal ini tentu ia lakukan demi kenyamanan Aretha. Gadis yang konon beritanya sudah menarik perhatian Kelvin sejak lama.

Manik mata Aretha melebar. "Beneran?!"

Kelvin mengangguk. "Iya, jadi lo ga perlu khawatir."

Aretha tersenyum tipis. "Makasih sekali lagi."

"Buat lo apa aja gue lakuin Tha." Gumam Kelvin pelan.

"Lo benci matematika?" Tanya Aretha mengganti topik.

"Ga benci, tapi kurang suka."

"Sama aja nanti pasti ujung-ujungnya benci juga kan?"

"Kalo ga di bolehin benci sama lo ya itu beda cerita."

"Yee dasar!"

Terdengar tawa pelan dari keduanya membuat perhatian sekitar teralihkan menatap mereka.

"Mau cobain buat suka sama matematika?" Tawaran Aretha membuat Kelvin berhenti tertawa.

"Kalo tetep ga bisa?"

"Nanti gue bimbing lo sampe suka."

Kelvin terkekeh setelahnya.
"Baru kali ini gue disuruh buat suka sama matematika."

"Unik banget lo Tha." Gumamnya sangat pelan.

"Kenapa engga?" Aretha melempar cengiran.

Kelvin yang hendak bertanya mengurungkan niat karena telepon masuk dari ponselnya.

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang