Part. 45

30 18 0
                                    

"Clue kedua; rahasia hadirnya bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Clue kedua; rahasia hadirnya bintang."

🪐🪐🪐


"Mas, paket dua nya tiga ya!"

"Baik, ditunggu ya mba."

Kevan menyalin perkataannya pada Ferdilan, dan Arga si koki paling bisa diandalkan. Begitupun dengan Raja, dan Raden yang sat set menyiapkan bumbu-bumbu dapur.

"Makin nambah pelanggan aja nih." Sahut Raden dengan siulannya.

"Memang enak sih, gue aja ketagihan sekali nyoba menunya." Puji Ferdilan yang sibuk mengoseng bumbu di wajan.

Kevan yang baru saja memeriksa keuangan bergabung bersama mereka.

"Lidahnya berasa disihir jadi ketagihan."

Kebersamaan mereka terjeda karena pelanggan. Sebuah keluarga cemara yang tampak bersenda gurau sembari memilih menu.

"Mah, mau pesan menu yang mana?"

"Yang best seller apa sayang?"

"Semuanya sih, tapi favorit Vio paket tiga."

"Dua sih."

"Dih? selera orang beda kali."

"Udah ah gitu aja ribut. Paket satu aja Mah samain kayak Papah."

"Dari pada bingung Mamah mau coba paket empat aja."

"Oke..."

Salah seorang gadis mendekati kasir yang langsung dilayani oleh Arga.

"Aretha ga ikut Kak?"

"Dia masih ada bimbel." Responnya sembari menyebutkan beberapa pesanan keluarga mereka.

Wanita paruh baya yang diyakini Ibunda Aretha melangkah tiga kali tepat di sebelah Vio.

"Kamu kenal anak saya?"

Seulas senyum sebagai bentuk ramah di ungkap Arga. "Iya, Tan. Kami cukup dekat."

Bibirnya bergerak tanpa suara. "Kami?"

Manik matanya mengarah kepada kelima pemuda yang menyorot keluarga cemara itu.

"Aretha ga pernah cerita punya teman cowo."

"Belum cerita, secara kan Tante sibuk." Raden bersuara sembari mengupas wortel.

Wanita itu tertawa kecil. "Benar saya terlalu sibuk sampai ga pernah cek pergaulannya Aretha."

"Tenang aja pergaulannya aman Tan."

"Iya Aretha bergaulnya sama anak baik-baik kok, Mah." Bela Vio membuat wanita itu menghembuskan nafas lega.

"Yasudah, kami tunggu ya pesanannya."

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang