Part. 3

126 58 1
                                    

"Let's! Be my best friends!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Let's! Be my best friends!"

🪐🪐🪐

Sore ini tepat saat senja menyapa. Aretha tengah bersantai di kamarnya. Kegiatannya kali ini adalah melakukan salah satu hobinya. Menulis cerita yang enggan pernah ia publish di platform manapun. Saat jemarinya asik menari di atas keyboard laptop. Perutnya tiba-tiba saja berbunyi pertanda lapar mulai melanda gadis itu.

Dengan rasa malas Aretha menunda sejenak kegiatannya. Gadis itu memilih keluar kamar untuk mengisi perutnya. Langkahnya menuruni tangga dengan sesekali pendengarannya mendengar obrolan kedua kakaknya.

Tepat di ruang keluarga keduanya tengah asik mengobrol. Sesekali melontarkan candaan yang langsung di hadiahi tawa. Aretha yang melihat tersirat rasa senang. Entahlah rasanya moment seperti ini sangat jarang ia temui untuk setahun terakhir ini. Dimulai dari Reyga yang sudah sibuk kuliah, Vio yang terkadang sibuk dengan sekolahnya membuat mereka jarang menghabiskan waktu berdua.

Ruang dapur yang terletak paling ujung membuatnya harus melewati Ruang Keluarga. Langkahnya sudah memasuki ruang tersebut, dan panggilan Vio membuatnya menghentikan langkah.

"Mau ngapain, Tha?" Tanya Vio dari jarak 3 meter dari tempat Aretha.

"Buat mie, kenapa?"

"Mau dong buatin. Request mienya yang super pedas ya."

"Ok-" Belum selesai Aretha menjawab sang Sulung memotong.

"Jangan di turutin Tha. Kasih aja yang hambar." Ucap Reyga.

Aretha terkekeh dibuatnya. "Siap, Bang!" Balasnya.

"Jangan Tha. Pokoknya harus pedas, oke?"

"Iya harus hambar." Candanya.

Vio kembali protes. "Tha! Serius ih!"

"Nanti deh liat." Balasnya dengan senyum jahil.

"Btw, Bang Reyga mau juga?" tawar Aretha.

Reyga mengangguk dengan semangat. "Boleh, pedas juga ya."

Reyga si sulung yang umurnya hanya selisih 3 tahun dari Aretha. Lelaki dengan sifat pendiam dan penuh kasih itu selalu memperlakukan dengan baik adiknya bak princess. Namun, karena sifat pendiamnya membuat Aretha terkadang sedikit canggung saat berhadapan dengannya. Berbeda dengan Vio yang mampu mencairkan suasana.

Sepeninggal Aretha ke dapur, kedua kakak beradik itu kembali asik dengan dunianya. Aretha sendiri sibuk memasak sesuai request yang telah ia terima.

Beberapa berlalu ia telah menyelesaikan masakannya. Menaruh tiga mangkuk itu di atas nampan lalu membawanya ke ruang keluarga.

"WIH ENAK NIH!" Seru mereka bersamaan.

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang