Part. 18

50 37 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Andai kepergian semudah menerima kedatangan."

🪐🪐🪐

Sesuai permintaan ibunda Kelvin. Aretha dengan senang hati menemani wanita paruh baya itu menghabiskan waktu di hari libur. Banyak yang mengira mereka layaknya ibu, dan anak. Hal ini pun membuat Aretha merasa rindu akan kehadiran ibunya.

"Makasih ya sayang udah nemenin Bunda seharian ini."

"Sama-sama. Aretha juga seneng jadi berasa jalan sama Mamah."

Mawar merangkul Aretha penuh kasih.

Kelvin disebelahnya berdecak merasa cemburu. "Anaknya ga di peluk juga, Bun?"

Mereka bertiga tengah berjalan di area restauran seblak langganan Mawar. Lokasi restauran yang lumayan jauh dari parkiran membuatnya harus berjalan kaki lebih dulu dengan pemandangan taman di sepanjang jalan.

"Anak manja! Dirumah masih kurang?"

Kelvin melempar senyuman kebawah. Bersamaan dengan Aretha yang tertawa pelan.

"Kelvin tuh manja Tan?"

"Bunda." Koreksinya dihadiahi senyuman, dan pengulangan panggilan.

"Dia manja, tapi sayangnya juga banget sama Bunda. Dia paling perhatian, paling cerewet dirumah. Bahkan abangnya sampai ga betah kalau udah kena omelannya dia."

Aretha menyimpulkan bahwa Kelvin memiliki jiwa penyayang jika sudah menyangkut keluarga.

"Dia kalau di sekolah dingin, Bun." Adunya membuat Kelvin menatapnya jutek.

"Oh ya? Tapi sama kamu engga kan?" Aretha menggeleng.

"Tapi beda lagi kalau sama cewek yang deketin dia Bun. Dinginnya seribu kulkas! Saking dinginnya mereka sampai uduh Kelvin homo."

Mawar tertawa menanggapinya. Ia beralih pada Kelvin yang menatapnya takut-takut.

"Ampun deh Bun. Lagian Kelvin kan risih makanya gitu."

Mawar terkekeh dengan gerakannya mengelus pelan rambut anak bungsunya itu.

"Boleh menolak cewek, tapi harus dengan sikap baik. Kalau kayak gitu kan kamu yang kena sayang. Dikatain homo apa ga malu?"

"Ck. Biarin! Lagian kan itu buat batasan Bun. Kalau Kelvin bersikap baik yang ada mereka jadi tambah berharap."

"Di dinginin aja masih kekeh ngejar, gimana Kelvin baikin? Huft repot!" Keluhnya membuat dua perempuan itu tertawa.

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang