Part. 41

47 24 2
                                    

"Bagaimana rasanya memeluk raga yang dihatinya tidak ada kamu? Mungkin memang kamu yang ada disisinya saat ini. Menemaninya, menanggalkan luka hingga beranjak pulih. Namun, pemilik hatinya tetap saja masih bukan kamu."

🪐🪐🪐

Nama Aretha terpampang di baris kesepuluh berjarak tiga dengan namanya. Satu hal yang patut di appresiasi lagi mengenai kinerja sang Pencipta. Telapak tangan bersentuhan membentuk gaya tos sebagai bentuk kesenangan sendiri. Aretha sahabatnya resmi bisa dipantau lewat mata menciptakan interaksi yang lebih leluasa lagi.

XII MIPA 04 menjadi kelas baru yang akan mereka singgahi satu tahun kedepan. Meskipun tanpa Raja, dan Ferdilan. Kevan yang kembali disatukan dengannya pun sesuatu yang patut di syukuri. Ia tak perlu susah payah mencari teman dekat lagi.

"ARETHA KITA SEKELAS!" Seru gadis model yang langsung menghambur ke pelukan Aretha.

Erlangga yang menonton berdecak.
"Sut! Alay banget lo."

"Dih? Sirik ya? Ah! kenapa pula gue harus sekelas sama lo?" Sungutnya marah.

"Lo pikir gue mau?" Ledek Erlangga membuat Rhei menebalkan muka masamnya.

"Lang." Teguran Aretha membuat kesadarannya pulih.

"Iya maaf! Gitu aja ngambek." Sahutnya kembali meledek.

"Bodo!"

"Duduk sama gue mau?" Tawarnya pada Aretha yang masih setia merangkul Rhei.

Rhei lebih dulu bersuara.
"Aretha sama gue!"

"Ck. Tanya Aretha mau duduk sama siapa." Sahutnya mengkode Aretha.

Pundak Rhei dipegang Aretha. Erlangga yang tahu pun mengangguk mengerti.

"Yaudah, tapi duduknya depan belakang."

Gadis itu mengangguk patuh.

"Pacar bukan, tapi ngatur." Sindir Rhei.

Erlangga tersentil.
"Gausah bacot lo kampret!" Seruannya membuat Rhei menjulurkan lidah.

Mereka memutuskan menyapa kelas barunya. Mendudukan diri di bangku kosong yang tersisa. Untung saja masih ada empat bangku depan belakang yang kosong. Alhasil pilihan mereka jatuh di baris kedua dari pintu.

"Aretha? Bareng lagi?"

"Eh iya?"

"Gue bilang apa? Kita memang ditakdirkan jagain Aretha buat Kelvin."

Mereka itu Raden, dan Arga teman Alm. Kelvin. Konon kedua lelaki itu masih berhubungan baik dengan Aretha.

"Jagain dari siapa?" Itu suara Rhei.

"Monster pemburu cewek." Bisik Arga ditelinga Rhei.

"Mana ada."

"Ada, cuman kasat mata."

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang