Dari awal ke-5 remaja itu berjalan, tidak ada yang berbeda. Hanya hamparan rumput, langit, dan jalanan yang ada. Tapi entah bagaimana caranya, mereka selalu mengetahui tempat eksekusi Soobin berada.
Seharusnya, mereka sudah sampai di tempat ini 10 menit yang lalu. Tapi karena mereka berjalan bukan berlari, makanya mereka sampai lebih lambat dari biasanya. Yeonjun mengedarkan pandangan mencari sesosok makhluk selain mereka di tengah kegelapan. Beomgyu dan Hueningkai menatap lekat jalanan yang baru saja mereka lewati.
"Tembakan itu selalu mengarah ke punggung Soobin hyung. Itu berarti pelaku membidik dari belakang. Apa kita harus kembali beberapa meter?" - Hueningkai
"Jika kau mau, silakan. Aku yakin makhluk ini tidak membiarkan kita bertemu kembali jika melawan arah" - Beomgyu
"Benar juga" - Hueningkai
"Apa kau yakin kita akan jalan ke depan? Posisi kita berada tepat 10 langkah sebelum suara tembakan" - Yeonjun
"Jika kita tetap diam pun, tak akan ada keajaiban terjadi" - Taehyun
"Seseorang atau mungkin sesosok makhluk sedang membidik Soobin hyung sekarang. Mau kita mengulur waktu selama apapun, ia tidak akan buyar dan akan tetap menembak Soobin hyung di tempat itu" - Beomgyu
"Untuk malam ini, kita lakukan saja apa yang sudah direncanakan berharap masih bisa melihat matahari terbit" - Yeonjun
Hueningkai menghela nafas. Ia menyesali perkataan asalnya pagi tadi.
Selagi menyesali perbuatannya, seseorang menepuk bahu Hueningkai.
"Tak perlu menyesali apa yang sudah terjadi selama kita masih diizinkan untuk melakukannya bersama"
Perkataan Yeonjun tersebut membuat bibir Hueningkai sedikit terangkat. Andai ia bisa selalu melihat sesuatu dari sisi baiknya.
Taehyun menaiki punggung Soobin untuk menutupinya. Sedangkan di depannya, Yeonjun menggenggam salah satu tangan Soobin.
"Sudah siap?"
Soobin, Taehyun, Beomgyu, dan Hueningkai mengangguk pasti. Mereka ber-5 berjalan perlahan sembari sesekali melirik sekitar.
10...
9...
8...
7...
6...
5...
4...
3...
2...
Mereka menatap satu sama lain. Jika mereka melangkahkan kaki, suara tembakkan akan terdengar. Meski Taehyun melindungi punggung Soobin, Yeonjun dihadapannya, Hueningkai dan Beomgyu dipinggirnya, tapi jika pelaku sudah menargetkan Soobin, mereka tak bisa mengelak.
"Lakukan saja"
Semua mata mengarah pada Soobin yang tersenyum manis
"Kurasa, ini akan lebih cepat selesai jika target dibayar"
Sekali lagi, mereka menatap satu sama lain sebelum memantapkan hati untuk melaju meski hanya 1 langkah.
1...
DOR
Brugh
Entah bagaimana caranya, tapi Soobin sudah limbung dengan luka tembakan di tempat yang sama. Anehnya, darah itu memuncrat ke pakaian yang dikenakan Taehyun, namun tak sedikit pun luka didapat oleh pria bermata lebar itu.
Taehyun tak sempat mengelak sehingga ia ikut terjatuh bersama Soobin. 3 lainnya berlutut untuk memeriksa Soobin yang belum sepenuhnya tak sadar.
Yeonjun melepas jaketnya dan berusaha menghentikan pendarahan Soobin mengingat mereka benar-benar dibawa sampai ke tempat ini dan bukan lagi dialam mimpi.
"Lanjutkan saja perjalanan kalian dan cari garis finish nya. Aku yakin sinar matahari masih menungguku untuk menyentuhnya"
Yang terakhir mereka lihat adalah senyuman Soobin sebelum matanya benar-benar terpejam.
Tak ada yang bisa menahan air mata. Bagaimana jika mereka pulang tanpa Soobin? Kenapa rencana mereka selalu saja gagal?
Yeonjun menatap langit diatasnya untuk menahan air mata supaya tidak terjatuh. Sembari menatap ribuan bintang yang bersinar, Yeonjun menemukan sesuatu dan mengernyitkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run For Your Life || TxT
Fanfiction[END] Hanya sebuah cerita yang terinspirasi dari mimpi dalam tidurku ketika matahari pagi tahun baru Berlari untuk hidupmu, tapi berlari dari apa? Kami hanya berlari dan terus berlari seperti orang gila Tapi kenapa pelarian ini seolah tak berakhir? ...