15

69 15 0
                                    

"HAH?"

Lagi-lagi Beomgyu terbangun di kamarnya karena terkejut dan langsung terduduk.

"Apa kau selalu melakukan itu setiap kali terbangun?"

Beomgyu menoleh kearah sumber suara. Disebelah kirinya, atau lebih tepatnya di sofa kamarnya, Yeonjun memainkan ponsel dengan wajah datar.

"Kau ditemukan pingsan di depan gerbang komplek"

Perkataan Yeonjun tadi mampu membuat kening Beomgyu mengkerut.

Apakah semua yang dialaminya hanya mimpi?

"Ya, semuanya hanya mimpi"

Seakan cenayang, Yeonjun menjawab pertanyaan batin Beomgyu.

"Kau gagal, Beomgyu!"

Gagal?

Bukannya Beomgyu tidak connect karena nyawanya belum kumpul, tapi ia benar-benar tidak mengerti arah pembicaraan kakaknya.

"Kau berbohong!"

Apa lagi sekarang? Beomgyu baru saja bangun dari pingsannya dan langsung dikatai pembohong?

"Kau tidak pernah jujur pada dirimu sendiri"

Sekarang jangan bilang bahwa Beomgyu mengalami penyakit kronis. Tapi setidaknya itu lebih baik daripada di terror seumur hidup.

"Kau bilang akan merelakan dirimu sendiri supaya misi kita cepat selesai, ternyata tidak!"

Oke, Beomgyu mengerti sekarang.

"Dan soal Taehyun, apa yang kau rahasiakan darinya?"

Tunggu, apa? Bagaimana kakaknya tahu?

"Kita gagal karena kita bohong"

Kita? Berarti...

"Kau juga berbohong, hyung?"

"Ya, dan kebohonganku terletak pada Soobin"

"Jangan bilang kebohongan yang kau sembunyikan adalah kebohongan yang sama denganku"

Yeonjun tersenyum dan mematikan ponselnya, menatap Beomgyu lekat.

"Kau tahu kenapa kau merahasiakannya? Itu juga yang kupikirkan sampai harus merahasiakannya"

Oke, Beomgyu have a goosebump now

"Hyung, mungkin jika kita mengatakannya bersama, ini akan menjadi lebih mudah"

Yeonjun tersenyum sembari menunduk

Gila dan bodoh, itu yang mendefinisikan kedua kakak beradik ini sekarang.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan yang lain?"

"Soobin benar-benar merelakan dirinya"

Beomgyu membelalakkan matanya

"Dia benar-benar pergi?"

"Aku belum menyelesaikan kalimatku, Beomgyu"

Beomgyu menelan salivanya setelah mendapat tatapan tajam dari kakaknya.

"Soobin ditemukan pingsan di halaman rumahnya sendiri oleh tukang kebunnya. Kasus yang ia alami sama seperti nasib kita setiap pagi, tanpa luka apapun dan terbangun karena terkejut"

Beomgyu menunduk sembari memainkan jemarinya, mulai memahami mengapa mereka bisa terlempar kembali dari dunia sialan itu

"Bagaimana dengan Taehyun, Hueningkai, dan dirimu sendiri, hyung?"

"Kurasa kau sudah tahu kenapa kita gagal dalam satu-satunya kesempatan yang kita miliki"

"Aku tahu, tapi aku hanya ingin memastikan"

"Kau tidak merelakan kepergianmu"

Beomgyu mengalami goosebump untuk kedua kalinya

"Aku ditemukan oleh eomma di dapur, Taehyun ditemukan mengapung di kolam renangnya, dan Hueningkai ditemukan terikat dibawah pohon"

Beomgyu meringis mengingat ia yang menyebabkan semuanya.

"Tapi mungkin saja kita mendapatkan kesempatan kedua, hyung"

"Mungkin, jika makhluk sialan itu mau berbaik hati"

Beomgyu tersenyum. Setidaknya ia tak perlu keras menyalahkan dirinya sendiri.

"Ngomong-ngomong, darimana kau tahu kalau kita berbohong?"

"Kau ingat ketika Soobin tertembak? Aku mendongak dan menemukan bintang-bintang disana tersusun membuat kata 'LIAR'"

Run For Your Life || TxTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang