CKIIIT
Suara itu terdengar sangat dekat dengan telinga ke-5 namja yang sedang menghabiskan momen satu sama lain dipinggir jalan. Suaranya seperti kuku yang menggores kaca, ngilu. Ke-5 namja itu - atau lebih tepatnya 4 - melepaskan pelukan mereka dan mulai menutup telinga masing-masing.
Setelah 20 detik, barulah suara itu benar-benar hilang dari indera pendengaran. Hueningkai yang pertama kali membuka telinga kemudian mendekatkan posisi duduk kearah Beomgyu yang berada disebelahnya. Beomgyu kemudian menyusul Hueningkai yang kini meringkuk disebelahnya untuk membuka telinga perlahan-lahan. Ia melihat Taehyun tengah menutup wajah dengan tangan sembari bersandar di dadanya. Kemudian ia memanggil sang kakak supaya melepaskan tangan yang menutup telinganya karena suara itu sudah benar-benar menghilang.
"Hyung!"
Yeonjun menatap adiknya dengan alis terangkat
"Apa kau mendengar sesuatu?"
Semua mata tertuju pada Beomgyu, tak terkecuali Hueningkai yang meletakkan telunjuknya di depan bibir karena ia juga mendengar apa yang Beomgyu dengar meski masih samar-samar. Soobin dengan ragu meletakkan jarinya menuju telinga dan menutupnya dengan bagian yang menonjol untuk memperjelas pendengaran.
Langkah kaki?
Langkah itu semakin mendekat. Bukan, bukan langkah kaki manusia biasa. Mereka mendengar langkah berat. Satu hentakkan kaki dan satu seretan kaki yang berulang.
Siluman?
Tak lama, terdengar lagi teriakkan yang sama dengan yang pernah mereka dengar 1 hari sebelumnya.
"RUN!"
Teriakkan serak seorang wanita mampu membuat ke-5 remaja itu bangkit dari duduknya dan mulai berlari.
Diantara 5 namja yang berlari dengan cepat sambil sesekali melihat kebelakang dengan tatapan aneh dari orang-orang disekitar mereka, Beomgyu tersenyum senang. Feeling nya benar, mereka mendapatkan kesempatan kedua. Kali ini, jika ia harus mengorbankan diri, ia akan benar-benar melakukannya.
"KAU BENAR BEOMGYU-AH, KITA MENDAPATKAN KESEMPATAN KEDUA"
Ternyata bukan hanya Beomgyu yang tengah senang sekarang, kakaknya juga merasakan hal yang sama. Kemudian Soobin yang langsung mengerti situasi juga mulai tertawa ringan disela pelariannya disusul Taehyun dan Hueningkai. Kali ini, mereka tidak berlari dalam keadaan gelisah, melainkan berlari sambil tertawa seolah sedang melampiaskan masalah yang datang dalam hidup mereka.
Kali ini, pelarian mereka tidak semudah sebelumnya yang tidak mendapat rintangan apapun di track yang mereka lewati. Mereka harus berbelok, menyebrang, bahkan melompat. Beomgyu melirik arlojinya untuk menunggu keberangkatan mereka ke 'dunia mimpi'. Sudah hampir 1 jam mereka berlari di dunia manusia. Tapi Beomgyu tak menghiraukannya dan kembali tertawa bersama yang lain.
Gerimis mulai turun. Soobin hendak membawa rekan-rekannya ke padang rumput tempat terakhir mereka sebelum dibawa ke dunia aneh itu. Mereka harus menyebrangi jalan raya yang cukup luas dengan jarangnya kendaraan yang melintas sedari tadi. Memang tak ada lampu lalu lintas apalagi zebracross, tapi Soobin tetap memimpin mereka melewati jalan itu.
Setengah meter dari tempat mereka berdiri sekarang, terdengar suara klakson mobil menggelegar disusul cahaya dari lampu mobil tersebut. Jalanan yang mereka lewati ini sudah memasuki pinggiran kota, ditambah gerimis yang mulai deras menyebabkan tak banyak pejalan kaki yang mereka temui. Soobin yang berada di depan tak berniat untuk beranjak sama sekali. Pada 3 detik yang tersisa, Soobin menatap teman-temannya yang tersenyum menatap bus tingkat yang hanya berbeda beberapa centi dari mereka membuat Soobin juga mengangkat bibirnya.
Mungkin ini cara kita pergi kesana
BRAK
KAMU SEDANG MEMBACA
Run For Your Life || TxT
Fanfiction[END] Hanya sebuah cerita yang terinspirasi dari mimpi dalam tidurku ketika matahari pagi tahun baru Berlari untuk hidupmu, tapi berlari dari apa? Kami hanya berlari dan terus berlari seperti orang gila Tapi kenapa pelarian ini seolah tak berakhir? ...