1

380 32 1
                                    

Beomgyu berlari melewati jalanan aspal yang basah selepas hujan. Ia baru saja melihat sahabat dari kakak laki-lakinya, Soobin tertembak menyebabkan dirinya berada di posisi paling belakang. Di depannya, palang pintu kereta api turun perlahan. Namun Beomgyu nekat untuk menerobos rel kereta karena ia tidak mau tertinggal oleh 3 orang di depannya. Tepat di tengah rel, kakinya lelah karena berlarian hampir 12 jam. Ia terduduk sembari pendengarannya menangkap suara kereta yang kian mendekat. Ia memanggil teman-temannya, namun tak ada yang mau menolong. Mereka hanya berbalik badan untuk melihat Beomgyu tapi tak ada yang mendekat. Ia dapat merasakan cahaya lampu dari kereta tersebut semakin terang. Beomgyu menutup matanya, tak berani melihat apa yang akan terjadi pada dirinya.

***

Beomgyu langsung terduduk di kasurnya dengan cahaya matahari yang menembus gorden kamar sebagai latar belakang. Ia meremas kepalanya kala merasakan nyeri akibat bangun dengan keadaan terkejut. Setelah nyeri di kepalanya mulai hilang, ia mengusap wajah kasar sembari menghela nafas. Pagi ini adalah pagi ke-4 paling berat dalam hidupnya.

Tok...Tok...Tok...

"Beomgyu-ah, apa kau sudah bangun? Ingat bahwa kau ada kelas pagi ini!"

"Aku sudah bangun, eomma"

"Baguslah! Sekarang segera bersiap dan turun untuk sarapan"

Setelahnya Beomgyu hanya mendengar langkah kaki yang semakin menjauh dari kamarnya. Sekali lagi, ia menghela nafas sebelum bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi yang terletak di sebelah kamarnya.

Run For Your Life || TxTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang