Yeonjun terbangun ditempat yang sama seperti terakhir kali ia terbangun, garis start. Kemudian ia merasakan tangannya dipeluk oleh seseorang, Soobin. Tak lama, Taehyun dan Hueningkai juga terbangun. Mereka melihat sekitar, tapi tidak lagi kebingungan. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Tapi sebelumnya, Beomgyu harus siuman dulu.
"Beomgyu-ah"
Taehyun menggoyangkan badan Beomgyu, tapi namja itu tidak juga merespon. Goyangan Taehyun semakin brutal karena khawatir terhadapnya.
"Ck, Beomgyu-ah ironayo"
Beomgyu membuka matanya perlahan. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Taehyun yang menyentuh pipinya.
"Pipimu dingin"
Yeonjun mendekat kearah adiknya, ternyata Beomgyu memang pucat. Ia menyentuh kening Beomgyu sebelum melepaskan jaket yang sempat ia bawa sebelum keluar rumah tadi.
"Pakai ini! Jangan sampai kau sakit karena kita harus berlari sekarang"
Beomgyu menerima jaket dari kakaknya sambil tersenyum tipis, kemudian memakai jaket tersebut.
"Apa kakimu sanggup untuk berjalan?" - Hueningkai
"Ck, aku hanya sedikit kedinginan, bukan cedera" - Beomgyu
Taehyun mendekati Beomgyu kemudian memeluknya. Sebuah pelukan bisa menimbulkan kehangatan, bukan?
Melihat itu, Yeonjun, Soobin, dan Hueningkai juga mendekat untuk memberikan kehangatan pada Beomgyu.
Setelah sekitar 2 menit berpelukan seperti tokoh film anak-anak, satu per satu melepaskan pelukan. Kecuali Soobin yang tetap memeluk Yeonjun karena ia khawatir pacarnya itu akan kedinginan juga dibalik kaus pendek yang pria itu kenakan.
"Kita harus bergerak sekarang sebelum yang lain juga merasakan kedinginan" - Yeonjun
Beomgyu bangun terlebih dulu, dilanjut Taehyun yang kemudian memeluknya lalu Hueningkai. Terakhir, barulah Soobin dan Yeonjun bangkit masih dengan keadaan yang sama. (Pray for Hueningkai)
Kali ini mereka berjalan, tidak berlari. Sembari melihat-lihat sekitar, Beomgyu melirik jamnya dan mendapat bahwa sekarang sudah pukul 10:30 malam, mungkin mereka akan sampai ke tempat eksekusi Soobin tepat waktu ketika melihat garis start mereka lebih maju dari sebelumnya.
"Taehyun-ah, jika kita melewati samping, apa Soobin hyung akan tetap terbunuh?"
"Molla, tapi kau tahu apa yang lucu? Aku sedang memikirkan hal itu juga"
"Jinjja? Sejauh itukah pikiran kita berlayar bersama?"
Taehyun tertawa kecil
"Mungkin kita bisa mencobanya. Jika gagal, setidaknya kita sudah berusaha"
"Hm"
"Ngomong-ngomong, masih jauhkah kita dengan tempat itu?"
"Mungkin sekitar 20 menit lagi jika kita berjalan dengan santai"
"Semoga kita bisa mencegah korban jiwa karena sudah saling jujur, mengingat rahasia kita sangat berbahaya jika diketahui orang lain"
Beomgyu tertawa kecil sembari menatap Taehyun
"Bukankah gay itu fantastis?"
"Yak! Kau juga melakukannya, bodoh!"
"Gila dan bodoh"
Beomgyu menghentikan tawanya dan memandang bingung Yeonjun bersamaan dengan Taehyun.
"Maksudmu?" - Beomgyu
"Gila dan bodoh, itu yang mendefinisikan kita semua" - Yeonjun
Mereka kembali jatuh ke dalam gelak tawa, tak terkecuali Hueningkai. Kau tahu? Mereka semua gila, MEREKA SEMUA.
"By the way, sebentar lagi tempat eksekusiku. Kalian harus berjanji untuk meninggalkanku disana jika tertembak nanti" - Soobin
"Tapi kita cukup gila untuk menciptakan momen ketika sampai di garis finish bersama" - Taehyun
"Apa kau punya rencana?" - Yaeonjun
"Kami sempat memikirkan suatu hal yang belum terfikirkan sebelumnya, siapa tahu membantu" - Beomgyu
"Setidaknya kita bisa mencoba meskipun hanya 1 kali kesempatan, ani, 2 kali dan ini yang terakhir" - Hueningkai
KAMU SEDANG MEMBACA
Run For Your Life || TxT
Fanfiction[END] Hanya sebuah cerita yang terinspirasi dari mimpi dalam tidurku ketika matahari pagi tahun baru Berlari untuk hidupmu, tapi berlari dari apa? Kami hanya berlari dan terus berlari seperti orang gila Tapi kenapa pelarian ini seolah tak berakhir? ...