•
•
•
•
"Gimana? Jadi ketemu Reza Rahardian?" tanya Wendy dengan wajah keponya.
Saat ini kami sedang berada di studio, menemani para lelaki yang katanya mau latihan band. Karena gabut di rumah, jadi kita memutuskan ikut.
Aku langsung mengangguk cepat saat merespon pertanyaan Wendy. Ekspresi bahagia seolah tidak mau luntur dari wajahku. Bayangan wajah tampan Reza Rahardian yang tersenyum manis masih berputar jelas di otakku. Apalagi dia ramah sekali, dan justru yang jutek malah Satya.
Dih, padahal kalau dibandingkan dia dengan aktor Reza Rahardian, dia nggak ada apa-apanya.
"Asli ganteng banget dia, Wen, ya ampun. Mana ramah lagi pas gue ajak foto, terus kan ya gue bilang kalau lagi hamil pengen dipegang gitu," aku mendadak langsung heboh sendiri, "ya ampun, Wen, dia sopan banget minta izin dulu ke Satya boleh apa enggak. Terus ya, abis itu anak gue didoain dong. Gila, anak gue didoain aktor sekelas Reza Rahardian, berasa kayak mimpi tau."
"Lebay banget sih, cuma didoain aktor doang juga, bukan Ulama atau Kyai. Kenapa harus seheboh itu sih? Biasa aja kali," sahut Satya tiba-tiba. Dan tentu saja masih dengan wajah juteknya belum hilang sejak tadi pagi. Hal ini tentu saja langsung membuatku merengut kesal.
Di sebelah Satya, Jae yang sedang memangku Alana langsung terbahak. "Lo sama Jovita tuh satu server, Sat, sama-sama lebay! Jadi, nggak usah saling ngatain bisa lah?"
Satya langsung menegakkan tubuhnya tidak terima. "Gue lebay kenapa?"
"Ya, itu cemburuan. Kurang-kurangin deh, Sat, gue rasa sifat posesif sama cemburuan lo udah berlebih. Empet kita liatnya lama-lama."
"Betul, gue juga udah nggak tahan liatnya," sahut Wira sambil mangguk-mangguk setuju, "menurut gue bucinnya Bang Satya tuh udah menjurus ke bulol. Kurang-kurangin deh, Bang."
"Sirik aja lo!" balas Satya tidak terima, "nikah lo makanya, biar tahu rasanya," sambungnya kemudian.
Satya kemudian memasang wajah senyum anehnya. "Yang kemarin lumayan juga kan, Wir? Boleh tuh, lo coba aja dulu, kali aja cocok."
"Sialan," umpat Wira kesal, "lo tahu dari mana, Bang?"
"Mulut lo sekarang kasar banget sih, Bang, setelah gabung ke perusahaan," canda Dewa sambil terbahak.
"Banyak tekanan, Wa," sahut Satya, ia kemudian menepuk paha Wira, "apaan sih yang nggak gue tahu tentang lo? Ukuran sempak lo aja gue tahu, Wir, apalagi soal ginian?"
"Anjir, bawa-bawa sempak. Btw, cakep nggak, Sat?" tanya Jae mendadak kepo.
Satya mengangguk cepat. "Oke lah. Setipe gitu sama Wira. Gue rasa bakal nyambung sih mereka."
"Lo kayaknya kenal banget, Bang?" Kali ini Dewa yang menyahut.
Baik aku dan Wendy mendadak ikut kepo dengan siapa sosok itu. Bahasan aktor Reza Rahardian seolah tidak menarik lagi, saking penasarannya kami dengan perempuan itu.
Di antara anggota Enam Hari, yang kisah percintaannya benar-benar misterius itu si Wira. Dewa akhir-akhir ini sedang dekat dengan salah satu juniornya di kampusnya dulu, meski keduanya terus-terusan menyangkal kalau hubungan mereka tidak spesial, tapi aku tahu kalau sang junior ngarep ke Dewa.
Dewa sendiri juga terlihat mulai nyaman dengan gadis itu, jadi ku rasa, hubungan mereka mungkin akan berhasil. Ya, semoga saja, kita bantu doa saja lah ya, semoga Dewa segera move on dan Satya berhenti cemburuan terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Express
FanficPublish : 10 Maret 2021 End : 17 Januari 2022 Mulai Revisi : 14 Februari 2022 End Revisi : 10 Maret 2022 Jovita Auristella tidak terima dilangkahi sang adik yang baru lulus SMA. Ia bertekad menemukan calon suami yang siap menikahinya sesegera mungki...