Ketika rumah bukan lagi tempat ternyaman.
Kalimat itu nyatanya sudah Yoongi rasakan sejak lama. Bahkan dirinya mulai meragu bahwa sejak awal mereka bukanlah keluarga. Mereka tidak lebih dari sekumpulan orang yang kebetulan tinggal di bawah atap yang sama. Dan malam ini adalah puncaknya, ketika Yoongi sudah merasa benar-benar muak berada di tengah-tengah pria dan wanita yang mengaku orang tuanya. "Yoongi, ibu mohon. Dengarkan ibu sekali ini saja"
Yoongi mengernyitkan keningnya namun tetap memasukkan salad ke dalam mulutnya. Seharusnya saat ini ia berada di rumah Jungkook sedang bermain atau bercerita bersama teman-temannya, namun ia harus terjebak di meja makan yang seharusnya menjadi tempat yang tenang untuk menyantap salad dietnya. Kini dirinya justru seperti tersangka.
"Yoongi, ibu tahu kau sakit hati. Tapi percayalah ini demi kebaikan kita, sayang"
"Ibumu benar. Ayah melakukan ini semata-mata untuk menyelamatkan keluarga kita"
Tak kuasa menahan, Yoongi membanting sendoknya di atas meja kaca hingga menimbulkan suara yang nyaring. Ia menatap malas kedua orang tuanya. Cho Dae Jung dan Kim A Young yang terkenal di kalangan masyarakat, dan pernah mendapatkan predikat sebagai pasangan paling mesra. Yoongi ingin muntah mendengarnya. "Menyelamatkan? Memang apa yang sedang terjadi di sini? Aku baik-baik saja dan sedang tidak butuh diselamatkan. Jangan belagak menjadi superhero saat kau sendiri yang berperan sebagai penjahat—"
Yoongi memalingkan wajahnya pada sang ibu yang juga tengah menatapnya dengan raut putus asa. Sedikit banyak berhasil membuat Yoongi terenyuh, karena walau bagaimanapun yang ia hadapi saat ini adalah ibunya yang sialnya sangat ia sayangi. "Jangan pernah mengatakan kita, karena yang kalian kejar itu demi kebaikan kalian sendiri. Dan jangan bilang selama ini aku tidak pernah mendengarkan apa yang ibu minta. Aku—aku selalu mendengarkan apa kata ibu. Ibu ingin aku mengikuti kursus piano aku menurut, ibu ingin aku pandai di setiap mata pelajaran, aku tidak pernah mengecewakan ibu, ibu ingin aku mengubur dalam-dalam impianku menjadi model pun aku ikuti. Aku menjadi boneka ibu selama ini dan kini ibu mengatakan sesuatu tentang mendengarkan ibu kali ini saja? Apa ibu masih waras?"
Yoongi menarik nafas panjang dan mendongak, menahan air matanya yang sangat siap menuruni wajahnya, namun gagal. Air matanya turun, ia gagal menjadi gadis yang kuat. Memejamkan matanya sejenak, gadis itu berdiri, total kehilangan nafsu makannya. Alasan lainnya adalah karena ia tak kuasa melihat air mata ibunya. "Lakukan apa yang kalian mau, lagipula hidupku sudah kalian hancurkan sejak awal. Tapi aku tahu kalian tidak akan peduli. Tapi jangan harap aku akan diam saja". Kemudian Yoongi pergi dari ruang makan menuju kamarnya, meninggalkan ibunya yang terus meneriakkan namanya dan ayahnya yang mengusap wajah frustasi.
Tiba di kamar, ia mengambil ponsel dan dompetnya. Tak lupa mengenakan jaket tebal untuk melindungi tubuhnya yang terbalut piyama pendek yang cukup tipis. Lantas, berjalan cukup cepat, ia mengambil kunci mobilnya yang tergantung di dinding dan meninggalkan rumahnya. Sudah cukup malam, jadi seharusnya jalanan cukup sepi namun ia salah besar. Jalanan malam ini sangat ramai sehingga dirinya harus memelankan laju mobilnya. Tak memiliki tujuan karena hanya ingin menyendiri. Beberapa kali mengantukkan kepalanya pada kemudi hingga terasa sakit namun itu semua tidak berarti apa-apa baginya.
Yoongi sontak menginjak pedal rem nya dengan kuat ketika baru menyadari bahwa dirinya hampir saja menabrak seseorang yang hendak menyebrang. Beruntung kesadarannya datang tepat waktu. Orang itu baik-baik saja, dan bahkan tak sadar bahwa dirinya hampir saja kehilangan nyawanya, dan Yoongi sangat bersyukur karena itu. Menarik nafas panjang beberapa kali sembari mengusap dadanya yang detakannya kian menggila. Tak lama, ia mengerang kesal lantas berniat kembali melaju namun mobilnya tidak mau menyala.
Dengan panik, ia mencoba beberapa kali namun mobilnya tak menunjukkan tanda-tanda akan menyala. Dengan cepat, ia keluar dari mobilnya dan membuka kap depannya meski dirinya tidak akan tahu bahkan jika ada kerusakan di dalamnya. Dengan kesal, ia menendang roda mobilnya dengan kaki yang hanya terbalut sandal Gucci hingga dirinya memekik kesakitan. "Kenapa aku menjadi bodoh?", gumamnya pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos [NEW VERSION] [✔]
Short Story[genderswitch] Seorang gadis yang jauh dari kata baik. Pun sejak dulu hidupnya tak pernah baik-baik saja. Dan kini semakin runyam. Kehadiran 6 pemuda di sekelilingnya tak membuat segalanya membaik. yoongi gs