Esok hari Yoongi memiliki satu tes harian, maka Yoongi menyempatkan dirinya untuk belajar sedikit. Setelah membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan baju tidur, Yoongi menelungkupkan tubuhnya di atas ranjang. Di kediaman Kim, mereka biasa menyantap makan malam pukul 7, yang mana dirinya masih memiliki 30 menit sebelum makan malam dimulai. Yoongi juga mulai berpikir untuk kembali ke rumah karena tidak bisa terus menerus menumpang di rumah Taehyung meski pemiliknya pun tak keberatan.
Ia juga harus melihat bagaimana keadaan di rumah, ia harus memastikan bahwa ibunya baik-baik saja di rumah. Terus terang, Yoongi tak bisa fokus belajar karena pikirannya terpecah, tak berada disini. Tanpa sadar, Yoongi meneteskan air matanya namun dengan cepat Yoongi mengusapnya kasar hingga air mata itu tak sempat menuruni pipinya. Gadis itu bangkit dan seketika berhadapan dengan refleksinya di cermin.
"Menyedihkan", gumamnya melihat bayangannya sendiri yang sedang berkaca-kaca, tak membiarkan air matanya kembali turun. Entah sampai kapan dirinya harus berpura-pura kuat padahal hatinya sudah hancur berkeping-keping. Yoongi lelah.
Sekali lagi, Yoongi mengusap air matanya kasar. Memutuskan untuk berdiri dan keluar dari kamar. Ia rasa ia butuh udara segar, mungkin Yoongi akan duduk di halaman belakang kediaman Kim seorang diri. Dari tangga melingkar yang sedang ia tapaki, Yoongi bisa melihat Seokjin sedang bersama seorang perempuan entah siapa.
Perempuan itu nampak masih seumuran dengannya. Keduanya tengah berbincang di meja makan dengan jarak yang sangat dekat. Yoongi tak bisa melihat wajah gadis itu, namun sudah bisa Yoongi pastikan bahwa Seokjin membuatnya tidak nyaman. Yoongi mengepalkan kedua tangannya dengan kuat melihat pemandangan itu hingga tanpa sadar melukai telapak tangannya dengan kukunya yang panjang.
Yoongi masih berada disana ketika Seokjin memajukan wajahnya seperti berniat mencium gadis itu, dan sayup sayup Yoongi mendengar isakan yang keluar dari bibir gadis itu. Ia tahu gadis itu tidak berdaya. Sama sepertinya kala itu.
Seokjin dulunya adalah seorang pianis berbakat, bahkan ia menawarkan Yoongi untuk belajar piano bersamanya hingga mahir. Yoongi yang masih kecil kala itu tentu saja mengiyakan tanpa berpikir panjang karena Yoongi memang sejak dulu menyukai benda ber-tuts itu, belum lagi kekagumannya dengan Seokjin yang tampan dan baik.
Hari-harinya diisi dengan bermain piano bersama Seokjin, pria yang ia harap kelak menjadi kekasihnya. Namun siapa sangka, malam itu ketika Yoongi berusia 13 tahun dimana Yoongi sedang berlatih untuk pertunjukan pertamanya esok hari, Seokjin justru menyentuhnya, melecehkannya saat rumahnya sedang sepi. Yoongi sama seperti gadis itu, tidak berdaya, tak kuasa melakukan apapun. Tidak mampu untuk sekedar menggigit lengan atau melempar vas kepada Seokjin.
Yang bisa Yoongi lakukan hanya berteriak meraung-raung dengan air mata yang seolah tak bisa berhenti keluar dari dua sudut matanya. Kakinya terus menendang udara dan tak bisa menggerakkan tangannya karena Seokjin mengikatnya dengan dasi milik pria itu. Yoongi terus menangis memanggil ibunya yang ia tahu tak akan datang karena orang tuanya telah menitipkannya pada keluarga Kim malam itu.
Sesuatu menetes di atas kakinya membuat Yoongi tersadar dari lamunannya. Yoongi merunduk dan melihat darah mengucur dari tangannya. Setelah ia lihat, ternyata lagi-lagi Yoongi tanpa sadar telah melukai dirinya sendiri. Sekali lagi, Yoongi melihat Seokjin yang mulai menggerayangi gadis itu. Gadis itu hanya diam menahan tangis dan desahan.
Suara desahan dan isak tangis sayup-sayup itu berhasil masuk ke dalam indera pendengarannya. Yoongi berkeringat dan tangannya mulai gemetar. Suara-suara itu terdengar semakin kencang di telinganya dan Yoongi berusaha menutup kedua telinganya dan menggelengkan kepalanya berulang kali berusaha mengusir bayangan bayangan itu. Kini Seokjin seolah ada di sekelilingnya, dan ingin mendekat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos [NEW VERSION] [✔]
Cerita Pendek[genderswitch] Seorang gadis yang jauh dari kata baik. Pun sejak dulu hidupnya tak pernah baik-baik saja. Dan kini semakin runyam. Kehadiran 6 pemuda di sekelilingnya tak membuat segalanya membaik. yoongi gs