"Ibu sudah melakukan konferensi pers dan mengatakan bahwa kalian dipaksa dan diberikan obat-obatan untuk melakukan hal itu".
Yoongi tertawa remeh dan menjilat bibir bawahnya. Tangannya mengepal kuat sementara tangan lain ia gunakan untuk menahan ponsel di telinga kanannya yang berhias pierching yang mirip dengan milik Jungkook. "Dan mereka percaya?".
"Tentu saja, ibu memberikan bukti".
Yoongi mengernyitkan keningnya. Tidak heran sebenarnya karena ia tahu jelas bahwa mereka memiliki kuasa besar untuk melakukan hal semacam ini. Hanya diperlukan sejumlah uang maka masalah akan segera selesai semudah membalik telapak tangan. "Bukti? Bukti apa? Ibu menyuap seseorang?".
"Itu tidak penting. Ibu menghubungimu karena besok malam adalah peresmian Rumah Sakit baru kita di Edenville. Jadi pastikan kau datang, dan ibu ingin kau bermain piano disana karena banyak yang akan datang, dan juga untuk mengumumkan kerjasama kita dengan keluarga Park"
Yoongi hanya bisa menggeleng tidak percaya, "Kalian benar-benar gila", gumamnya kemudian tanpa kata mengakhiri panggilan. Melempar ponselnya ke sudut ruangan hingga pecah dan berteriak seperti orang gila. Gadis itu kemudian sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan, lantas menarik nafasnya panjang kemudian duduk di sofa, menenangkan dirinya. Ia mengarahkan ibu jarinya ke mulut dan menggigitnya, gestur ketika dirinya merasa panik dan cemas.
Pintu ruangan seni kemudian terbuka dengan kasar hingga membuat Yoongi terkejut. Itu Jimin yang baru saja datang bersama Jungkook dan Taehyung. Mereka membawa minuman yang kemudian diberikan pada Yoongi. Gadis itu tahu ada yang tidak beres ketika melihat raut wajah Jimin yang masam, bahkan tangannya sedari tadi mengepal erat. Yoongi meletakkan minumannya di meja kemudian bertanya pada Jungkook melalui kontak mata namun Jungkook hanya mengendikkan kepalanya pada Jimin pasalnya mereka juga tidak tahu alasan Jimin menjadi sangat marah.
"Apa yang terjadi?", tanya Yoongi.
"Ayahku sudah pergi dari rumah, dan besok mereka akan mengumumkan tanggal pernikahannya".
Jawaban Jimin tak ayal membuat ketiga temannya, Yoongi bahkan menutup mulutnya. Tak percaya dengan apa yang ia dengar. Para orang tua itu ternyata berjalan lebih cepat dari yang mereka bayangkan. Setelah ini dirinya akan benar-benar hancur. Membayangkan ia akan memiliki dua orang ibu, dan dirinya akan menjadi saudara Jimin membuatnya muak.
Jungkook menghampiri Yoongi yang seperti kehilangan jiwanya. Memeluk gadis itu erat dan membisikkan kata penenang meski ia tahu itu tidak akan berpengaruh. Yoongi tidak menangis namun ia mencengkeram kemeja Jungkook hingga kusut. Sementara itu Jimin terus menundukkan kepala dengan kaki yang terbuka lebar. "Sialan", desis Jimin.
"Jika sudah seperti ini, bantuanku sepertinya tidak akan ada gunanya", ucap Taehyung memecah keheningan.
Sementara itu, Yoongi melepas pelukan Jungkook dan menatap laki-laki itu dengan senyum tipis. Memajukan tubuhnya dan berbisik, "Ingat janjimu untuk tetap berada di pihakku apapun yang terjadi?".
Jungkook terdiam sejenak, tidak tahu menahu apa yang dipikirkan gadis itu. Yoongi hanya akan datang dan membuat mereka semua terkejut dengan ide-ide gilanya. Yang sayangnya ia sudah berjanji akan memihak gadis itu apapun yang Yoongi lakukan, terlepas dari buruk atau baik. Dan Jungkook tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Jungkook bergerak memeluk Yoongi lagi, kali ini lebih erat lantas ia berbisik, "Aku tidak akan pernah lupa".
"Well, aku rasa kita harus menenangkan diri barulah kita bisa membuat rencana yang kuat".
"Rencana? Rencana apalagi? Semua sudah terlambat. Mereka bergerak cepat".
"Aku tahu, tapi setidaknya kita harus tetap bertahan".
Yoongi berdiri dan memperbaiki roknya yang sedikit kusut, ia telah mendapatkan dirinya kembali. "Aku ingin menghirup udara segar. Siapa yang ingin ikut?"
![](https://img.wattpad.com/cover/298138407-288-k697884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos [NEW VERSION] [✔]
Short Story[genderswitch] Seorang gadis yang jauh dari kata baik. Pun sejak dulu hidupnya tak pernah baik-baik saja. Dan kini semakin runyam. Kehadiran 6 pemuda di sekelilingnya tak membuat segalanya membaik. yoongi gs