+ Chapter 08

230 33 26
                                    

Pagi Yoongi disambut deringan ponsel yang sejak tadi tak kunjung berhenti. Gadis itu menggerakkan tubuhnya, berusaha meraih ponsel yang semalam ia letakkan di meja nakas dengan susah payah karena matanya tak ingin terbuka. Masih sangat lelah sebab semalam ia tak dapat tidur cepat. Setelah berhasil mendapatkan ponsel di genggamannya, gadis itu menolak panggilan yang entah dari siapa kemudian segera bangkit. Melirik Jungkook yang tertidur dengan pulas di sampingnya tanpa atasan, kebiasaan buruk pemuda itu. Yoongi membetulkan letak selimut Jungkook hingga menutupi seluruh tubuhnya, memastikan temannya mendapat kehangatan.

Pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dengan tenang karena nyatanya ini masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah. Melepas seluruh kain yang melekat di tubuhnya kemudian membiarkan tubuhnya dihujani air dingin dari guyuran shower. Mendongak, membiarkan wajahnya dijatuhi air yang membuatnya sakit, rasa sakit yang tidak seberapa. Puas membuat wajahnya merasa sakit, gadis itu kemudian menunduk dalam seraya memejamkan matanya. Hingga tak sadar bahwa air matanya menuruni wajahnya, namun melebur menjadi satu dengan air yang keluar dari shower. Tak akan ada yang bisa melihat air matanya, tak akan ada yang mengetahui sisi dirinya yang satu ini.

Tak membiarkan dirinya terlalu larut dalam kesedihan yang tidak berguna, Yoongi kemudian mengusap air matanya dan menampakkan senyum angkuh seolah telah menjadi sosok yang berbeda. Selesai dengan kegiatan membersihkan tubuh, gadis itu keluar dengan bathrobe yang membalut tubuhnya. Melirik ke arah ranjang dimana Jungkook sepertinya telah terbangun karena laki-laki itu sudah tak ada di sana. Yoongi mengendikkan bahunya acuh kemudian memilih duduk di depan meja rias yang sebelum tidak ada di dalam kamar Jungkook yang notabenenya laki-laki namun sejak berteman dengan Yoongi, pemuda itu memutuskan untuk membelinya dan meletakkan di kamarnya.

Mengenakan pakaian dalamnya kemudian duduk di ujung ranjang untuk mengenakan kaos kaki sepanjang lutut miliknya lantas beralih mengenakan seragamnya. Dimulai dari kemeja putih berlengan panjang lalu vest berwarna cream yang kemudian dipadukan dengan almamater berwarna navy dengan lambang sekolah mereka disana dan rok kotak-kotak sebagai sentuhan akhir. Saat yang ia tunggu-tunggu, membuka ponselnya. Melihat pemberitaan dimana-mana, ditambah banyak sekali panggilan yang masuk membuatnya tertawa puas.

Ia memutuskan untuk mengangkat panggilan dari sang ibu. "Wah, tumben sekali ibu menghubungiku. Apa ibu akan menanyakan kabarku? Atau menanyakan apa aku sudah sarapan pagi ini? Atau—".

"Yoongi, apa yang telah kau perbuat? Pulang sekarang juga, ibu ingin bicara denganmu".

Yoongi terkekeh kemudian melirik pintu kamar Jungkook yang terbuka dan menampakkan temannya itu sudah mengenakan seragam lengkap, menghampiri gadis itu dan duduk di sampingnya. "Ibu aku harus bersekolah dan menjadi dokter yang cerdas sepertimu".

"Kenapa kau melakukannya Yoongi? Kau ingin menghancurkan ibumu? Keluargamu?".

Gadis itu terdiam, namun senyumnya telah menghilang. "Aku tidak percaya kalimat itu dikeluarkan oleh orang yang telah menghancurkan hidup putrinya sendiri dan tak pernah sekalipun menebusnya atau bahkan meminta maaf".

Ibunya di seberang terdiam, sama-sama merasa frustasi. Lupa bahwa putrinya adalah cerminan dirinya sendiri yang tak mudah dibantah. "Sayang, maafkan ibu. Sekarang berangkatlah ke sekolah dan kita akan membicarakan ini sepulang sekolah. Pulanglah ke rumah, hm?".

Yoongi menarik nafas panjang kemudian mengakhiri panggilan begitu saja. Melemparkan ponselnya ke atas ranjang dan mengundang tatapan tanya dari Jungkook. "Itu berarti rencanamu berhasil. Lebih baik kita berangkat", ucapnya kemudian menarik kedua bahu Yoongi untuk berdiri yang diterima senang hati oleh empunya. Yoongi menuruni tangga dan mendapati ayah Jungkook sedang menyantap sarapannya dengan tenang hingga atensinya teralihkan ketika putranya turun bersama temannya.

Sweet Chaos [NEW VERSION]  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang